batampos.co.id – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi resmi membuka Nongsa Digital Park (NDP) Batam, Selasa (20/3). Kawasan industri digital ini ditargetkan akan menarik investasi sekitar Rp 6,8 triliun dan melibatkan ribuan pekerja.
“Untuk tahap awal kami akan mempekerjakan 1.500 orang. Jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan selesainya proyek NDP,” kata Direktur NDP Mike Willuan di lokasi peresmian, Selasa (20/3).
Mike mengatakan, saat ini NDP baru menyelesaikan tiga dari sembilan gedung yang akan dibangun di kawasan tersebut. Dua gedung di antaranya sudah difungsikan oleh perusahaan digital.
Mike kemudian mengatakan Batam telah dinyatakan sebagai jembatan digital dari Singapura menuju Indonesia melalui Batam.
“Menghubungkan dalam hal kegiatan ekonomi digital ke kota-kota lainnya dan merupakan lokasi ideal untuk menjadi platform industri digital dan pengembangan inkubator start up,” paparnya.
Ia juga mengatakan kedua negara telah memberikan dukungan melalui berbagai lembaga terutama lewat lembaga pendidikan yang bertujuan meningkatkan keterampilan siswa IT Indonesia. NDP saat ini menjadi rumah untuk 65 dosen dari seluruh Indonesia yang datang untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan ekonomi digital baru.
NDP juga didukung oleh Infinite Studios yang tergabung dalam grup perusahaan yang sama yakni Citramas Group. “Citramas Group dan pihak pemerintah terkait akan selalu terlibat dalam pembicaraan untuk mendukung pembangunan peraturan dalam wilayah kegiatan ekonomi digital karena merupakan industri masa depan Batam,” paparnya.
Sedangkan Menlu Retno Marsudi mengatakan proyek NDP ini merupakan langkah lanjutan dari pengembangan Batam sebagai jembatan digital yang diwacanakan sejak tahun lalu antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Singapura
“Ide utamanya adalah bagaimana NDP dapat mendukung upaya peningkatan investasi ke Batam,” jelasnya.
Retno kemudian menjelaskan pemerintah pusat sudah menyadari bahwa industri digital kelak akan menjadi tulang punggung negara. Makanya pengembangan e-commerce, financial technologies (fintech), dan artificial intelligence (AI) akan terus digalakkan untuk mendukung upaya tersebut.
“Kemudian yang perlu dilakukan adalah memperluas akses digital dan mengembangkan talenta-talenta muda di Indonesia. Apalagi di negara kita, 100 juta orang ternyata pandai menggunakan internet,” jelasnya.
NDP itu merupakan pilot proyek yang sangat diharapkan dapat mendongkrak peningkatan investasi start up di Batam. “Ini berkaitan juga dengan meningkatkan kepercayaan diri Indonesia dalam kompetisi dunia digital,” jelasnya.
Pengusaha start up juga membutuhkan talenta-talenta yang berbakat di bidang informasi dan teknologi (IT). Sehingga program vokasi akan terus dilanjutkan utuk mewujudkan hal tersebut.
Sedangkan Menlu Singapura Vivian Balakrishnan mengungkapkan Indonesia masih merupakan favorit investor Singapura. Ia mengatakan jumlah investasi yang telah dialokasikan mencapai 2 miliar dolar Singapura. Sehingga kehadiran NDP yang merupakan kolaborasi antara Indonesia dan Singapura diharapkan dapat meningkatkan investasi Singapura ke Batam.
“Tapi untuk mencapai visi ini perlu edukasi agar bisa menaikkan taraf skill. Jika bisa melakukannya, maka pekerjaan akan datang,” jelasnya.
Ia melihat NDP akan menjadi pendukung utama dalam mewujudkan hal tersebut. Makanya Indonesia dan Singapura telah menjalin kerjasama di bidang pendidikan. Contohnya adalah dengan memberikan beasiswa kepada mahasiswa Indonesia untuk belajar di Politeknik Singapura.
Upaya pengembangan NDP sebagai kawasan industri digital utama juga selaras dengan niat BP Batam yang ingin mengembangkan Batam sebagai pusat logistik baik di kawasan regional Indonesia dan juga Asia Tenggara.
Alasannya mudah karena perusahaan-perusahaan start up dan digital, khususnya yang bergerak di bidang jasa komersil pasti membutuhkan gudang logistik untuk menyimpan barang-barangnya. Jadi akan tercipta simbiosis mutualisme antara NDP dengan Bandara Hang Nadim.
“Ini sebagai aspirasi buat masa depan Batam. Untuk saat ini NDP lagi proses menuju kawasan ekonomi khusus (KEK) dan lagi diproses di Dewan KEK nasional,” kata Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo.
Di KEK katanya lebih banyak fasilitas seperti Tax Holiday dan Tax Allowance. “Karena kami ingin mengundang investor untuk bisa berinvestasi di Batam. Ini untuk masa depan,” katanya.
Sementara Gubernur Kepri Nurdin Basirun juga akan mendukung segala upaya yang dilakukan baik oleh pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk mengembangkan ekonomi Kepri khususnya Batam. Batam menurut Gubernur masih menjadi primadona investasi.
“Tentunya kami bahagia dan bangga sekali. Karena dengan demikian, Kepri dan Batam punya daya saing sehingga dapat menjadi semakin kompetitif di kancah dunia,” jelasnya.
Ia juga mendukung langkah BP Batam untuk menjadikan Batam berstatus sebagai KEK. “Supaya dapat berkompetisi, supaya ada insentif yang menjadi daya tarik. Dan saya harap agar hubungan kedua negara terjalin,” katanya. (leo)