Jumat, 19 April 2024

Kaget Lihat Batam

Berita Terkait

Warga Antre Beli Gas Melon

Penerimaan Pajak April Lebihi Target

Kabar di luar, kondisi Batam lagi tidak bagus. Belum mampu move on dari “krisis” ekonomi.

Sejak 2 Februari 2018 lalu, praktis saya sudah tidak lagi melakukan aktivitas pulang-pergi Batam-Balikpapan. Keluarga saya sudah menetap di kota ini. Lengkap.

Kebiasaan mendengar cerita soal Batam dari pandangan “orang luar” pun secara langsung sudah tidak saya lakukan lagi. Paling hanya ngobrol jarak jauh saja menggunakan kecanggihan teknologi. Baik lewat whatsapp, media sosial (medsos), atau telepon genggam.

Sehingga, kurang bisa “mendengar” aspirasi dari luar, khususnya rekan-rekan dan relasi saya. Padahal kritik, saran, hingga masukkan dari “orang luar” sangat penting. Demi kemajuan dan kejayaan Batam.

Tapi, Sabtu (24/3) kesempatan itu tiba. Sebuah kesempatan untuk bercengkerama dengan “orang luar” Batam. Ingin tahu penilaian Batam dari luar.

Ya, salah seorang rekan saya asal Jakarta yang kebetulan sedang berlibur ke Batam. Sonny Arnadi namanya. Dia adalah Implementation Manager PT Inter Pariwara Global (IPG) Media Brands, salah satu agensi iklan terbesar asal Jakarta yang menangani beberapa produk seperti Honda Motor, Aqua Japan, dan produk-produk kesohor lainnya.

Selain berlibur, salah satu tujuannya ke Batam adalah untuk melihat-lihat situasi terkini. Maklum, sejak kondisi ekonomi kurang oke pada 2017 lalu, banyak kabar sumir yang menyebut Batam belum mampu move on. Ini sekaligus jawaban dia atas ajakan saya saat mengajaknya berkunjung ke Batam November 2017 lalu.

Waktu itu, saya memang menggelar roadshow ke mitra iklan Batam Pos di Jakarta. Tepat pada 30 November 2017, saya dan rombongan Riau Pos Group (RPG) bertandang ke kantor IPG Media Brands di lantai 5 Victoria Building, Jalan Hasanuddin Kebayoran Baru. Di sana, saya mengundang secara khusus mitra iklan untuk menyambangi Batam.

Ternyata benar. Dia mengaku kaget melihat kondisi Batam.

“Saya kaget. Tadi (Sabtu, Red.) waktu keluar bandara, ternyata Batam makin ramai. Banyak yang membangun lagi. Sepertinya ekonominya sudah mulai membaik,” kata Sonny kepada saya.

Jika kondisi ekonomi Batam terus membaik, sudah barang tentu akan menjadi berkah bagi kita semua. Bagi pemerintah, pengusaha, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya. Terutama produsen. Karena mereka tidak akan “malu-malu” lagi memasarkan produknya ke Batam.

Bagi saya ini penting. Dengan semakin banyaknya pengusaha memasarkan produknya di Batam, ekonomi bisa bertumbuh. Cita-cita untuk menjadikan Batam sebagai kawasan dengan ekonomi tangguh, kuat, dan kokoh bisa tercapai.

Banyaknya produk yang beredar memang bukan penyebab utama tumbuhnya perekonomian. Namun, itu merupakan bagian dari upaya menumbuhkan ekonomi.

Jika investor sampai mengabaikan Batam, apalagi tidak menjadikan sebagai daerah sasaran promosi, akan sangat membahayakan. Aktivitas ekonomi sudah pasti tersendat. Istilahnya stagnan. Tidak ada aktivitas jual-beli. Batam akan kembali kelam.

Memang, menumbuhkan kepercayaan itu penting. Selain tentunya menjaga kondusivitas, memperbaiki dan mempermudah regulasi, hingga menumbuhkan semangat positif.

“Saya sangat optimistis. Setelah melihat secara langsung, ekonomi Batam benar-benar sudah mulai pulih. Ini menjadi nilai plus bagi klien kami. Kalau kondisinya begini, kami juga enak jualannya. Hehehehe,” candanya.

Apa yang disampaikan teman saya, yang “orang luar” tersebut memang sangat penting. Memang sih, agak subjektif. Karena hanya bersumber dari satu orang saja. Tapi bagi saya itu penting. Sangat-sangat penting. Minimal, dari teman saya itu bisa menyebar ke rekan-rekannya sesama agensi di Jakarta. Kemudian menyebar lagi kepada investor. Terus-menerus.

Menurut saya, membaiknya ekonomi Batam tidak terlepas sinerginya para pemangku kepentingan di kota ini. Pemerintah Kota (Pemko) Batam, Badan Pengusahaan (BP) Batam, pengusaha, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya berbondong-bondong membangkitkan kembali ekonomi Batam. Semuanya saling support. Saling mendukung untuk kemajuan kota kita tercinta. Hal-hal seperti inilah yang mesti kita lakukan.

Batam Pos sebagai perusahaan media terbesar dan terpopuler di Kepri, sejak dulu terus berkomitmen untuk membangkitkan kembali ekonomi Batam. Makanya, ketika ada kebijakan yang tidak pro-investasi, Batam Pos selalu menjadi media pertama yang mengingatkan. Meskipun apa yang dilakukan Batam Pos terkadang bikin tidak nyaman. Kwakakakakak.

Tapi saya yakin dan percaya, Batam semakin baik. Tidak seperti saat saya baru pertama kali tiba di Batam delapan bulan lalu. (*)

 

Guntur Marchista Sunan
General Manager Batam Pos

Update