batampos.co.id – Badan Pengusahaan (BP) Batam mendukung penuh pembangunan Pelabuhan Tanjungsauh yang akan dimulai pada bulan depan. BP Batam akan mempersiapkan akses menuju lokasi pembangunan serta akan menentukan titik lokasi jembatan dari Batam menuju Pulau Tanjungsauh.
“Jika bicara dari porsi BP, maka kami akan mendukung pembangunan Tanjungsauh lewat Batuampar. Nanti peralatan dan barang-barang masuk lewat sana,” kata Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo, Senin (26/3) di Gedung BP Batam.
Setelah itu, keberadaan Pelabuhan Tanjungsauh yang berada di sebuah pulau membuat BP Batam akan menentukan titik jatuhnya lokasi jembatan.
“Kami juga akan bangun jaringan akses menuju jembatan tersebut,” paparnya.
Lalu setelah Tanjungsauh selesai dibangun, maka BP Batam akan menjadi fasilitator antar kedua pelabuhan yakni Tanjungsauh dan Batuampar. Fasilitator dalam hal pengembangan bersama antara kedua pelabuhan penting ini.
“Kesepakatan kita jadi komplemen antar Batuampar dan Tanjungsauh. Keduanya harus tumbuh sama-sama. Itu juga akan ditekankan BP batam agar bisa dimanfaatkan meskipun Tanjungsauh nanti tumbuh menjadi lebih besar,” katanya.
Keberadaan Tanjungsauh bagi BP Batam dapat mendorong pemanfaatan potensi lokasi strategis yang dimiliki oleh Batam.
“Tanjungsauh bisa manfaatkan potensi lalu lintas besar yang tidak terlalu kita manfaatkan dengan kapasitas terbatas di Batuampar. Jadi kita akan dukung upaya yang bisa mempercepat pembangunan Batam,” harapnya.
Menanggapi rencana pembangunan Pelabuhan Tanjungsauh, pengusaha yang berkecimpung di dunia maritim menyambut dengan sukacita.
“Pembangunan pelabuhan tersebut akan memotong alur transportasi ekspor dan impor yang selama ini harus melalui Singapura,” kata Ketua INSA Batam Osman Hasyim.
Tanjungsauh akan menjadi tempat berlabuh bagi kontainer-kontainer yang menuju Indonesia dengan kapasitasnya yang besar. Dengan demikian maka akan terjadi efisiensi besar-besaran dalam urusan biaya logistik.
“Jika 360.000 Teus saja berlabuh di Tanjungsauh maka bisa menghemat biaya sekitar 1,8 triliun. Perhitungan tersebut dihitung karena biaya pengiriman 1 kontainer dari Singapura bisa mencapai Rp 5 juta,” katanya lagi.
Efisiensi biaya logistik ini juga akan menyumbang kontribusi signifikan bagi perkembangan industri di Batam. Mereka akan semakin kompetitif dan berani melakukan ekspansi dan banyak membuka lowongan kerja.
“Memang ada juga sisi lainnya seperti armada kapal menuju Singapura akan berkurang. Tapi memang semuanya harus siap untuk menghadapi era baru yang terjadi,” katanya.
Sedangkan Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Batam, Daniel Burhanudin mengatakan pembangunan Pelabuhan Tanjungsauh sangat bagus, tapi juga harus diiringi dengan upaya menciptakan situasi perdagangan yang kondusif di seputar perairan Kepri.
“Kapal itu mengikuti perdagangan. Jadi investor asing yang ada dalam pembangunan pelabuhan tersebut harus bisa menarik kapal-kapal asing ke Tanjungsauh,” jelasnya.
Disamping menciptakan situasi perdagangan yang kondusif, pemerintah juga harus giat memberikan insentif kepada pelabuhan tersebut.”Harus disertai dengan insentif agar uang yang dihabiskan untuk membangunnya tidak percuma,” paparnya.
Jika digarap secara serius, ia yakin Pelabuhan Tanjungsauh akan memberikan kontribusi besar bagi Kepri. Pelabuhan ini tidak akan mematikan Pelabuhan Batuampar karena lokasi Tanjungsauh berada di luar area kawasan perdagangan bebas Batam.
“Saya juga menyarankan agar setiap kegiatan pengembangan pelabuhan, orang-orang yang terlibat di dunia maritim harus diajak,” harapnya. (leo)