Jumat, 29 Maret 2024

Pedagang Tak Minati Jual Daging Kerbau

Berita Terkait

batampos.co.id – Bulog saat ini menggelontorkan daging kerbau impor sebanyak 1.112 ton di Batam. Hal tersebut untuk menstabilkan harga daging yang ada di Batam yang saat ini di atas harga eceran tertinggi (HET).

Sayangnya dari beberapa pedagang daging sapi yang selama ini berjualan di pasar, tak semuanya mau menjajakan daging kerbau impor dari Bulog Batam ini. Salah satunya pedagang daging yang ada di Pasar Tos 3.000 Jodoh, Usman.

Ia sebelumnya sudah pernah ditawari oleh distributor daging di Batam untuk dipasok daging kerbau impor. Namun tawaran tersebut ditolaknya. Alasannya, Usman tak mau mengambil risiko dengan menjual daging kerbau impor.

“Sebenarnya sudah ditawari sih sama distributor daging, begitu juga kawan-kawan pedagang daging di sini. Memang ada yang mau menerima tawaran itu, tapi jumlah pedagangnya sedikit. Mereka yang mau menjual daging kerbau itu karena ingin mencoba, apakah di pasaran laku atau tidak,” ujar Usman.

Masih kata Usman, dirinya sendiri tak berani mengambil risiko dengan berjualan daging kerbau meski harganya lebih murah dibandingkan daging sapi dengan kualitas sama. Sebab masyarakat peminat daging kerbau, boleh dikatakan sangat minim sekali.

“Itupun pembelinya biasanya pertimbangannya di harga yang lebih murah saja, makanya konsumen mau beli. Intinya daging kerbau ini masyarakat belum familiar meski kami pernah tawarkan ke pelanggan kami,” terangnya.

Sementara salah satu penjual daging di pasar Botania I Batamkota, Rofiq mengaku dirinya sudah seminggu mencoba berjualan daging kerbau, selain daging sapi. Ia mengakui kalau penjualan daging kerbau, tak terlalu laku dibandingkan daging sapi.

“Tak lakunya daging kerbau itu karena dari fisik dagingnya, warnanya memang sama-sama merah, tapi tak semerah daging sapi. Daging kerbau warnanya merah agak pudar kehitaman. Begitu juga tekstur dagingnya lebih tampak alot dibandingkan daging sapi yang teksturnya dagingnya lebih lembut meski sama-sama di es. Kalau pembeli pasti bertanya, itu daging sapi kok warnanya lain, kurang menarik. Setelah kami jelaskan bahwa itu daging kerbau, meski harganya selisih, tetap pembeli memilih daging sapi,” ujar Rofiq.

Kenapa daging kerbau kurang diminati atau kuran diterima masyarakat meski harganya lebih murah dibandingkan daging sapi? Rofiq mengakui karena masalah selisih harga yang sangat sedikit sekali.

“Daging kerbau ini kami jual Rp 80 ribu perkilogramnya. Sedangkan daging sapi juga ada kok yang seharga Rp 85 ribu sampai Rp 90 ribu. Itu selisihnya kan hanya Rp 5 ribu saja. Makanya selisih harga yang sedikit itulah yang membuat masyarakat tetap memilih dagin sapi,” kata Rofiq.

Dalam seharinya Rofiq mengaku hanya bisa menjual daging kerbau maksimal 25 kilogram. Sementara daging sapi, ia mampu menjual perharinya mencapai di atas 100 kilogram.

Ilustrasi

Sedangkan salah satu distributor daging di Batam, PT Batam Frozen Food yang diwakili oleh Dirutnya, William mengakui kalau pedagang daging di pasar memang kurang berminat menjual daging kerbau dengan berbagai alasan.

“Untuk penyebarannya pasar mana saja yang menjual daging kerbau, semua pasar di Batam sudah kami pasok itu daging kerbau. Memang tak semua pedagang daging mau kami tawari untuk menjual daging kerbau itu. Prosentasenya sih misalnya di satu pasar ada lima atau enam pedagang daging sapi, itu yang mau kami tawari untuk berjualan daging kerbau hanya dua pedagang saja. Karena memang jauh kalah jauh lakunya dibandingkan harga daging sapi,” terang William.

Kenapa harga daging kerbau selisihnya tipis sekali atau sedikit sekali dibandingkan harga daging sapi? William mengakui dari distributor utama yakni Bulog Batam harganya memang sudah tinggi yakni perkilogramnya dijualnya Rp 70 ribu ke pihaknya, bukan Rp 65 ribu seperti yang dibilang sebelumnya.

“Kalau dari kami saja belinya perkilogramnya Rp 70 ribu dari Bulog, otomatis kan kami jualnya ke pedagang di pasar maupun swalayan Rp 75 ribu. Nah, oleh pedagang, daging kerbau itu dijualnya lagi ke masyarakat Rp 80 ribu, atau ambil untung perkilogramnya hanya Rp 5.000 saja. Itulah kenapa daging kerbau kurang diminati, ya karena selain belum familiar di masyarakat untuk dikonsumsi, harganya itu selisihnya tipis sekali dibandingkan daging sapi,” terang William.

Dalam sehari, William mengaku untuk penjualan daging kerbau pun jumlahnya kalah jauh dibandingkan penjualan daging sapi.

“Saya jual daging sapi per harinya itu rata-rata mencapai 1 sampai 2 ton. Sedangkan daging kerbau itu perhari bisa jual 300 sampai 400 kilogram saja sudah bagus. Tapi saya yakin, lambat laun daging kerbau ini akan diminati masyarakat. Intinya karena belum terbiasa saja masyarakat mengkonsumsi daging kerbau,” ujarnya.

Saat ini daging kerbau yang paling laku di pasar, penjualannya paling banyak di Batam itu, lanjutnya, adalah di Batuaji. Kemudian berikutnya di pasar Tos 3.000.

Sedangkan untuk pasar-pasar lainnya di Batam seperti di kawasan Batamkota ataupun daerah lain di Batam, penjualannya minim sekali meski ada yang menjualnya.

Sementara untuk stok ketersediaan daging sapi digudangnya, William mengakui pihaknya masih sanggu mensuplai atau memasok kebutuhan daging sapi di Batam selama satu sampai dua bulan ke depan.

“Untuk stok daging sapi di kami saat ini ada 70 ton. Itu cukup untuk sampai maksimal dua bulan ke depan. Namun nanti jelang 10 hari Idul Fitri, itu permintaan daging sapi pasti akan tinggi seperti tahun-tahun sebelumnya,” terang William.

Masih kata William, daging sapi di Batam harganya sampai Idul Fitri nanti akan tetap bertahan di harga tinggi, melebihi HET yang ditetapkan Rp 80 ribu. Hal itu dipicu nilai tukar rupiah terhadap mata uang lain seperti misalnya dolar yang semakin melemah.

“Kami ambil dari Australia, karena kursnya sekarang kan nilai tukar rupiah melemah, otomatis harganya jagi ikut naik lah. Belum lagi transportasinya ke Batam, tak bisa langsung dari Australia meluncur ke Batam. Harus terlebih dahulu transit ke Singapura sebelum sampai Batam. Ongkos transit itulah yang menyebabkan cost transportnya membengkak yang mempengaruhi harga daging sapi,” katanya.

Untuk harga daging kerbau sendiri, lanjutnya, sama sama dari Bulog, harga daging kerbau di Batam lebih mahal dibandingkan dengan di Jakarta.

“Selisih harganya mencapai Rp 2 ribu perkilogramnya. Mungkin karena ongkos transportnya ke Batam kali ya. Makanya dari Bulog Batam sudah mematok harga yang tinggi untuk daging kerbau,” ujar William. (gas)

Update