Sabtu, 20 April 2024

Testimoni Setnov soal Kecelakaan Menabrak Tiang Listrik

Berita Terkait

Lokasi dan tiang listrik yang ditabrak mobil yang ditumpangi Setnov

batampos.co.id – Bagaimana kecelakaan yang dialami mantan Ketua DPR Setya Novanto sehingga membuat ia benjol?

Setnov menceritakan kronologis kecelakaan mobil yang menimpa dirinya bersama mantan wartawan Metro TV Hilman Mattauch dan ajudannya Reza Pahlevi pada 16 November 2017. Saat itu, Novanto tengah dicari-cari oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus proyek e-KTP.

Novanto mengatakan, saat itu dirinya bersama dengan Hilman dan Reza dalam perjalanan menuju ke studio Metro TV untuk kepentingan wawancara program Primetime News. Mereka berangkat dari Gedung DPR pukul 17.00 WIB.

“Kalau seingat saya sih, berangkat dari DPR terus menuju ke Metro TV. Karena kalau nggak salah mau maghrib, karena hujan dan kurang baik,” kata Novanto saat bersaksi dalam sidang perkara merintangi penyidikan kasus korupsi e-KTP dengan terdakwa Bimanesh Sutarjo, Jumat (27/4).

Mulanya, lanjut Novanto, dia berencana menyerahkan diri ke penyidik KPK. Namun, di tengah jalan, pihak Metro TV menghubungi Hilman dan mengonfirmasi untuk kepentingan wawancara langsung.

Lantaran mendapat telepon dari kantor, kata Novanto, Hilman yang sedang mengemudikan mobil dengan kecepatan cukup tinggi menjadi tidak fokus. Tetapi, Novanto mengaku tidak tahu persis berapa kecepatan mobil melaju.

Khawatir tidak ada waktu sampai, akhirnya Novanto memutuskan wawancara via telepon. Pihak Metro TV pun lantas menghubunginya melalui Hilman dan wawancara berlangsung selama tiga menit.

“Akhirnya cari jalan yang agak gampang, memudahkan, bicara live by phone. Dari situ saya bicara menyampaikan bahwa saya mohon maaf. Saya akan hadir di KPK jam 8 bersama dengan DPD 1 seluruh Indonesia,” ujarnya.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu mengaku duduk di kursi tengah sebelah kiri, tepat di belakang Reza yang duduk di samping Hilman. Selepas wawancara live by phone, kata Novavnto, pihak Metro TV kembali menghubungi Hilman berkali-kali.

Menurut Novanto, saat itu Hilman cukup sibuk menerima telepon dari kantornya sembari mengemudikan mobil. Novanto mengaku sempat mengingatkan Hilman agar berhati-hati mengendarai mobil karena hujan dan kondisi jalan yang licin.

Nahas, mobil yang dikendarai mengalami kecelakaan tunggal. Novanto mengungkapkan sempat merasakan benturan di kepala dan tangannya saat mobil yang dikendarai Hilman menabrak sesuatu.

Dia tidak ingat benda yang ditabrak mobil malam itu. Menurut mantan Ketua Fraksi Golkar itu, kejadian berlangsung sangat cepat, dan ia hanya mengingat benturan yang cukup kencang.

“Nggak tahu saya (apa yang ditabrak). Tahu-tahu, brak, saya pingsan. Benturan di kepala, siku saya, keras. Sakit sekali,” ucapnya.

Tak Sadar Dibawa ke RS

Di hadapan majelis, Novanto pun mengaku tak sadarkan diri ketika dibawa ke Rumah Sakit Medika Permata Hijau. Menurutnya, sesaat setelah benturan keras itu, ia pingsan dan baru sadar saat berada di kamar.

Dia juga mengaku baru mengenal dokter Bimanesh ketika sadar dari kecelakaan. “Saya nggak sadar, nggak ingat sama sekali. Saya tahu-tahu ada di kamar,” ucapnya.

Novanto membantah, disebut sadar ketika tiba di RS Medika Permata Hijau. Dia bersikukuh pingsan dan tidak tahu sama sekali jika diboyong ke RS.

Bahkan dia mengaku tidak tahu, dengan menggunakan mobil siapa dia dibawa ke RS yang terletak di Jakarta Selatan itu. “Saya nggak tahu dibawa ke RS. Dan sudah di kamar, saya sudah pakai baju biru muda,” lanjut Novanto.

Novanto hanya semalam berada di RS Medika Permata Hijau. Ia dijemput beberapa penyidik KPK yang membawanya ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Dua malam Novanto terbaring di RSCM. Kemudian barulah pada 19 November 2017 dia dibawa ke KPK.

Kemarin, dalam sidang putusan kasus korupsi e-KTP, dia dijatuhi vonis 15 tahun penjara dan denda Rp 500 juta subsider tiga bulan kurungan oleh Majelis Hakim Tipikor.

(rdw/JPC)

Update