Selasa, 16 April 2024

Najib Mengaku Kalah

Berita Terkait

batampos.co.id – Angin perubahan itu bernama Pilihan Raya Umum (PRU) 14. Saking kencangnya angin itu bertiup, Najib Razak terjungkal dari kursi perdana menteri (PM) Malaysia. Kamis (10/5), politikus 64 tahun itu mengakui kekalahan Barisan Nasional (BN), koalisi partai pemerintah (UMNO), dalam jumpa pers sekitar pukul 11.00 waktu setempat.

”Berapapun kursi yang kami capai, itu adalah mandat rakyat. Tugas berat menanti BN,” kata Najib sebagaimana disiarkan serentak oleh stasiun radio dan stasiun televisi Malaysia, Kamis (10/5).

Meski mengakui kemenangan lawannya, Pakatan Harapan (PH), ketua UMNO itu tidak memberikan ucapan selamat kepada Mahathir Mohamad yang akan menjadi PM berikutnya. Dia bahkan menyerahkan penunjukan PM kepada Yang Dipertuan Agong.

Hasil penghitungan suara resmi menunjukkan bahwa BN memperoleh 79 kursi parlemen nasional. Sedangkan, PH yang terdiri dari empat partai sukses mengamankan 113 kursi. Jumlah yang cukup untuk membentuk pemerintahan. Sebab, partai pemenang hanya membutuhkan minimal 112 dari total 222 kursi parlemen nasional untuk membentuk pemerintahan baru.

Biasanya, begitu hasil akhir diumumkan, partai pemenang akan langsung diberi mandat untuk memimpin. Apalagi, kali ini, PH mendapatkan limpahan kursi Warisan Sabah yang berjumlah delapan dan satu kursi kandidat independen Batu, P Prabakaran. Dengan jumlah total 122 kursi, PH layak membentuk pemerintahan. Sayangnya, pemerintahan hanya bisa dibentuk setelah PM anyar dilantik.

Sampai pukul 17.00 waktu setempat, belum ada kabar tentang pelantikan PM baru. Padahal, sesaat setelah Suruhanjaya Pilihan Raya (SPR) mengumumkan hasil resmi penghitungan suara pada sekitar pukul 04.00 dini hari kemarin, Mahathir menegaskan dia bakal langsung dilantik pagi harinya. Ketika sampai siang tak kunjung jelas, pria yang akan menjadi PM tertua di dunia itu berharap dilantik sebelum pukul 17.00 waktu setempat.

Itu membuat Istana Negara di Jalan Tuanku Abdul Halim dijaga ketat. Kemarin, polisi membarikade akses jalan utama menuju Istana Negara. Mereka berjaga di lokasi yang berjarak sekitar 200 meter dari gerbang utama bangunan berkubah emas tersebut. Ada sedikitnya tiga kelompok polisi yang berjaga di sana. Masing-masing kelompok terdiri dari 7-8 personel. Mereka memakai seragam serba hitam dengan tulisan polis di belakangnya.

”Kami diperintahkan untuk menjaga Istana Negara dan tidak boleh ada tamu yang masuk,” kata Hassan, seorang polisi.

Sedikitpun, dia tidak menyinggung tentang pelantikan PM baru. Tapi, indikasi bahwa akan ada perhelatan khusus di sana tampak dari banyaknya personel yang bertugas di sana. Selain itu, ada tenda putih besar di sisi sebelah kanan bangunan, di depan toilet. Dua mobil polisi dengan lampu rotator menyala terparkir di sana.

Penjagaan ketat juga terlihat di Putrajaya. Tepatnya, di area Seri Perdana. Sekitar 500 meter dari bangunan dengan atap berbentuk kubah warna hijau itu tiga polisi berjaga. Pada lapis kedua yang berjarak sekitar 10 meter dari tiga polisi itu, tampak tiga petugas lain yang juga berjaga. Mereka duduk di kursi, di bawah pohon.

”Tak ada apa-apa lah di sini. Pelantikan di Kuala Lumpur,” kata Zamrie, polisi yang mencegat wartawan Jawa Pos (grup Batam Pos).

Jika benar tidak ada apa-apa, lantas mengapa jalanan ditutup dan lalu lintas dialihkan?

”Kami hanya mengamankan. Nantinya akan ada proses serah terima kekuasaan. Maka, dokumen-dokumen yang ada di kantor PM harus kami amankan. Agar tak terjadi kegaduhan,” ungkapnya.

Tapi, di lokasi itu, Jawa Pos melihat ada banyak pekerja yang mendirikan tenda. Lokasinya ada di tengah-tengah jalan raya yang ditutup. Itu mengindikasikan bakal ada acara khusus di Putrajaya. ”Oh, tidak tidak. Tak ada apa-apa. Pergi saja ke Kuala Lumpur,” kata pria Melayu tersebut. Menurut dia, penjagaan di Putrajaya diperketat sejak dini hari. Tepatnya setelah SPR mengumumkan kemenangan PH.

It is a fresh breath of air,” kata Nurul Haida Dzulkifli. Perempuan 35 tahun yang bekerja sebagai personal assistant direktur sebuah lembaga nonpemerintahan di kawasan Petaling Jaya itu tak sabar merasakan suasana pemerintahan yang baru. Sebab, setelah lebih dari 60 tahun memimpin Malaysia, kali ini UMNO tersingkir. Dia bersyukur, partisipasinya dalam PRU 14 pada 9 Mei lalu tak sia-sia.

Melalui pesan elektronik, Hisommudin, periset Ilham Centre, mengungkapkan kelegaannya karena BN kalah. ”Malaysia dapat pemerintah baharu (baru),” tulisnya tak lama setelah Mahathir mendeklarasikan kemenangan PH dari Langkawi dini hari kemarin. Bersih 2.0 pun secara resmi menyambut baik kemenangan oposisi. Meskipun, SPR terlalu lambat mengumumkan hasil resmi. Sebelum-sebelumnya, hasil resmi diumumkan tengah malam.

Azmi Tarmizi, executive editor print division harian Sinar, mengaku bangga karena rakyat Malaysia mencetak sejarah. ”Ini keputusan yang sangat bermakna dalam sejarah negeri kami. Setelah enam dekade, terjadilah perubahan pentakbiran (pemerintahan) seperti yang kami inginkan,” ungkapnya. Tapi, PH harus bisa merealisasikan janji-janjinya kepada rakyat. Setidaknya, dalam 100 hari pertama, ada perubahan nyata yang terjadi.

Pencabutan GST (goods and services tax), menurut Azmi, menjadi hal yang krusial. Perbaikan pekonomian menjadi janji yang paling dipegang rakyat. Karena itu, PH tak boleh main-main.

”Kali ini, BN kalah banyak meskipun tak mau mengakui. Ini bukti bahwa rakyat menginginkan sentuhan Tun Mahathir. Beliau bukan orang baru dalam pemerintahan. Dia pernah memimpin kami dan rakyat mau dipimpin lagi olehnya,” terangnya.

Berbeda dengan sebagian besar penduduk Malaysia yang girang ketika ditanyai pendapatnya tentang hasil PRU 14, pejabat-pejabat UMNO bungkam. Sejak Najib batal menggelar jumpa pers pada Rabu malam di markas UMNO di PWTC, orang-orang partai berwarna biru tua itu juga tutup mulut pada media. Permohonan wawancara yang Jawa Pos kirimkan kepada Mohammad Nawar Ariffin, ketua angkatan muda UMNO, tak direspons.

Di kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah, kekalahan BN memantik euforia. ”Akhirnya masuk penjara juga Najib,” kata Sa’ari bin Bakri. Sopir taksi itu lantas menyebutkan kasus pembunuhan sadis Altantuya Shaariibuu dan kasus 1MDB sebagai dua faktor utama yang akan menyeret Najib ke bui. Dia yakin, suami Rosmah Mansor itu tidak akan lagi bisa mengelak dari kasus hukum yang dulu dengan mudah ditutupinya saat menjabat PM. (hep/JPG)

Update