Jumat, 29 Maret 2024

Wan Azizah Dobrak Dominasi Pria

Berita Terkait

Wan Azizah Wan Ismail

batampos.co.id – Kamis malam (10/5), Wan Azizah Wan Ismail resmi menjadi timbalan (wakil) perdana menteri (PM) Malaysia. Dia menjadi wakil PM perempuan pertama di negara multirasial berpenduduk 30 juta jiwa tersebut. Fakta itu melahirkan euforia di dunia maya. Tidak hanya netizen Malaysia saja yang heboh, tapi seluruh dunia.

”Wan Azizah menorehkan sejarah baru di Malaysia. Yeay!,” kata Ummu Atiyah Ahmad Zakuan dalam sambungan telepon dengan Jawa Pos kemarin (11/5). Istri Anwar Ibrahim itu, menurut dia, membuat bangga seluruh perempuan di Malaysia. Dan, bahkan, seluruh perempuan di berbagai penjuru bumi. Sebab, ibunda Nurul Izzah itu telah mengangkat derajat kaum hawa ke level yang lebih tinggi.

Sebagai koordinator dosen ilmu politik Universiti Utara Malaysia (UUM) di Negara Bagian Kedah, jabatan baru Wan Azizah itu membangkitkan kepercayaan dirinya. ”Perempuan tidak harus mengubur dalam-dalam impian mereka setelah menikah. Buktinya, Wan Azizah bisa. Kita juga pasti bisa,” ungkap perempuan yang sebentar lagi akan meraih gelar profesor tersebut.

Namun, mengingat PM Mahathir Mohamad sedang mengupayakan full royal pardon untuk Anwar Ibrahim, bisa jadi jabatan Wan Azizah tidak akan lama. Begitu mendapatkan ampunan penuh, Anwar bisa langsung kembali berpolitik. Kemungkinan besar, Wan Azizah akan memberikan posisinya kepada sang suami. ”Itu baru spekulasi saja. Spekulasi yang sangat mungkin,” kata Ummu.

Pada 2015, Wan Azizah maju sebagai kandidat Parti Keadilan Rakyat (PKR) dalam pemilu sela di Permatang Pauh. Sebab, Anwar kembali masuk penjara setelah Pengadilan Banding memutuskannya bersalah dan harus menjalani sisa hukuman. Perempuan 65 tahun itu menang dengan dukungan lebih dari 8 ribu suara saat itu. Maka, dia pun lantas menjadi wakil rakyat, menggantikan posisi sang suami.

Kini, saat kondisi yang sama kembali tercipta dengan posisi berkebalikan, Wan Azizah bisa jadi merelakan kursi wakil PM untuk sang suami. “Itu tidak sedikitpun kemudian mengecilkan peran Wan Azizah. Beliau adalah medical doctor dengan prestasi gemilang. Beliau adalah ibu yang hebat untuk putra-putrinya. Beliau juga ketua PKR yang jempolan. Tidak ada yang menyangsikan itu,” papar Ummu.

Di bawah Wan Azizah, PKR menjadi satu-satunya partai politik Malaysia yang serius menggarap program pemberdayaan perempuan. ”PKR berkomitmen menambah kuota perempuan di dunia politik. PKR juga memberikan pelatihan-pelatihan kepemimpinan perempuan. Kini, dengan pelantikan Wan Azizah sebagai wakil PM, PKR memberikan teladan yang ideal,” terang perempuan 43 tahun tersebut.

Lantas, bagaimana jika teladan ideal itu ternyata hanya berlangsung sementara? Dengan semua bukti yang telah Wan Aziah berikan kepada publik bahwa dia adalah politikus andal, ibu yang berhasil dan istri yang bisa diandalkan, apakah dia harus rela meninggalkan prestasi politiknya demi Anwar? Apakah itu tidak akan menjadi blunder bagi program pemberdayaan perempuan yang dia gagas lewat PKR?

”Tidak. Saya rasa itu bukan blunder. Dunia politik kan memang penuh kesepakatan-kesepakatan. Dan, kemunculan Wan Azizah sekarang ini pun sudah ada dalam kesepakatan tersebut,” kata Ummu. Sebentar atau lama Wan Azizah menjabat, menurut dia tidak akan menjadi soal. Sebab, pelantikannya Kamis malam sudah sukses mengubah stereotip dunia politik Malaysia yang didominasi kaum lelaki.

”She broke the glass ceiling,” seru ibu empat anak itu dengan nada girang. Wan Azizah telah menyerukan kepada dunia bahwa perempuan Malaysia bisa punya jabatan tinggi di dunia politik lewat jabatan baru yang kini dipangkunya. Maka, kaum perempuan Malaysia hanya tinggal melanjutkan perjuangan mereka untuk meraih cita-cita. Baik di dunia politik, kerja maupun pendidikan.

Sama seperti Mahathir yang terpilih sebagai PM karena kehendak rakyat, Wan Azizah pun menjadi wakil PM karena mandat kaum perempuan. ”Sekitar 51 persen pemilih dalam Pilihan Raya Umum (PRU) 14 kemarin adalah perempuan. Dan hasilnya, lahirlah wakil PM perempuan pertama dari PRU 14,” cetus Ummu. Itu bukti bahwa perempuan adalah sumber daya perubahan yang sangat potensial.

Kemarin, akademisi berjilbab juga mengatakan bahwa sebenarnya pemerintah Malaysia sudah membuka lebar-lebar peluang bagi perempuan, termasuk ibu bekerja, untuk mencapai cita-cita mereka. Rezim Najib Razak memiliki Kementerian Pembangunan Wanita, Keluarga dan Masyarakat (KPWKM) dan cukup agresif mencanangkan program-program pemberdayaan perempuan.

Salah satunya adalah lewat program kuota. Sedikitnya 30 persen kursi board of directors di tiap perusahaan harus diisi oleh perempuan. Jika tidak, maka KPWKM akan mengumumkan perusahaan tersebut sebagai pelanggar kebijakan pemerintah. Kebijakan itu dikenal sebagai naming and shaming policy. Tujuannya adalah membuat perusahaan-perusahaan itu patuh dan memberikan hak kaum perempuan.

Kemarin siang, Mahathir mengumumkan 10 kementerian dalam pemerintahan barunya. Dalam jumpa pers di Petaling Jaya, tokoh 92 tahun tersebut mengatakan bahwa dia sengaja membentuk kabinet sederhana. Rencananya, hari ini, dia akan mengumumkan nama-nama menteri dan wakil menteri dalam kabinetnya. Dalam list tidak resmi yang beredar di kalangan jurnalis Malaysia, sedikitnya ada lima nama perempuan dalam kabinet Mahathir.

Sementara itu, kalangan pengusaha Malaysia berharap pemerintahan Mahathir benar-benar mewujudkan manifesto politiknya. Tidak perlu terburu-buru, tapi jangan sampai tak terwujud. Demikianlah yang diungkapkan Dato Mansyur Usman saat dijumpai Jawa Pos di tempat usahanya di kawasan Jalan Pahang, Kuala Lumpur. ”Penghapusan GST (goods and services tax) itu harus jadi prioritas lah,” ungkapnya.

GST yang diberlakukan pada April 2015 itu, menurut Mansyur memang sangat memberatkan. Sebab, selain GST, pengusaha pun harus membayar pajak tahunan. ”Jadi, ada dua beban kami,” kata pria kelahiran Aceh tersebut. Tapi, sebenarnya, konsumen lah yang menanggung beban paling berat. Itu karena konsumen lah yang langsung merasakan dampak GST sebesar 6 persen tersebut.

”Itulah mengapa konsumen kami banyak yang mengerem pembelanjaan dan mengurangi anggaran belanja mereka,” beber pemborong sekaligus penjual barang-barang dan aat-alat kesehatan serta kecantikan tersebut. Karena itu, janji yang Mahathir sampaikan pada Kamis dini hari setelah mengklaim kemenangan Pakatan Harapan (PH) dalam PRU 14 tersebut dipegang erat-erat oleh Mansyur.

Di bawah rezim Najib, menurut dia, pengusaha-pengusaha Melayu sepertinya tidak bisa terlalu leluasa berbisnis. Sebab, selain aturan pajak yang mencekik, mereka juga harus bersaing dengan para pengusaha dari Tiongkok. ”Bukan pebisnis keturunan Tionghoa di sini tapi benar-benar pengusaha Tiongkok yang dipersilakan berbisnis di sini dan bersaing dengan kami,” keluhnya.

Menjelang Ramadan ini, lelaki yang tiap Lebaran masih pulang ke Aceh untuk silaturahmi dan nyekar itu juga berharap agar pemerintahan yang baru bisa menjaga stabilitas harga bahan-bahan pokok.

”Selama ini tidak pernah ada gejolak berarti memans. Tapi, pemerintahan yang lalu kurang serius mengawal stabilitas harga. Kami harap, pemerintahan baru ini lebih tegas,” pungkasnya. (hep)      

Update