Kamis, 25 April 2024

Pilih Pulang Kampung karena Tak Bekerja Lagi

Berita Terkait

batampos.co.id – Kondisi ekonomi Batam yang belum pulih berimbas pada banyaknya warga Batam yang memilih meninggalkan kota ini. Mereka memilih pulang kampung bersama keluarganya daripada bertahan di Batam tanpa pekerjaan.

Kondisi ini tergambar dari data jumlah penduduk Batam yang mengajukan permohonan pindah keluar Batam di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disduk Capil) Kota Batam. Dari Januari hingga April atau kwartal pertama 2018 saja, tercatat ada 5.859 berkas pengajuan pindah keluar Batam dengan total anggota keluarga sebanyak 9.753 jiwa.

“Kalau per hari yang mengajukan pindah keluar Batam itu berkisar 80-95 permohonan, per bulan bisa ribuan,” ujar Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk dan Informasi Disdukcapil Batam, Teddy Nuh, Kamis (24/5).

Nuh merinci, Januari 2018 pengajuan pindah keluar Batam ada 1.506 dengan total anggota keluarga 2.469 jiwa. Februari 1.225 permohonan dengan jumlah anggota keluarga 2.305 jiwa. Maret 1.574 permohonan dengan jumlah anggota keluarga 2.462 jiwa. April 1.554 permohonan dengan jumlah anggota keluarga 2.517 jiwa.

“Jika ditotal dalam empat bulan saja ada 5.859 permohonan dengan total anggota keluarga 9.753 jiwa,” sebut Nuh.

Nuh mengungkapkan, berbagai alasan yang mendasari para kepala keluarga membawa pindah keluarga mereka dari Batam. “Rata-rata karena kerjaan sudah habis di sini, jadi memilih kembali ke kampung halamannya,” ungkap Nuh.

Ia menjelaskan, untuk pengurusan surat pindah ini memakan proses hingga lima hari kerja. Saat pemohon mengajukan, petugas langsung membubuhi keterangan pengambilan surat pindah.

Sementara itu, Kasi Pelayanan di Kantor Kecamatan Sekupang, Ripso, mengatakan untuk permintaan surat pindah keluar Batam, pemohon harus mengantongi surat keterangan masuk dari RT/RW hingga lurah dan camat setempat.

“Setelah semua selesai, baru kami bisa memberikan surat rekomendasi kepada Disdukcapil,” jelasnya.

Untuk Kecamatan Sekupang sendiri, setiap hari rata-rata pengajuan surat pindah keluar Batam mencapai 10 pengajuan. Ia menyebutkan, dari periode Januari hingga Mei ini, tercatat 1.202 berkas pemohonan pindah keluar Batam.

“Paling banyak itu ke Jawa, Sumut, dan Sumbar,” sebutnya.

Jumlah warga Batam yang pindah tersebut belum termasuk jumlah pengajuan dan besarnya jumlah keluarga yang dibawa serta pada tahun lalu (2017) dan tahun-tahun sebelumnya yang jumlahnya juga tak sedikit.

Tren warga Batam yang pindah ke kampung halamannya ini sebenarnya sudah terjadi sejak 2017 lalu. Disduk Capil Batam mencatat, sepanjang 2017 lalu terdapat 25.781 warga Batam yang memilih meninggalkan Batam dan menetap di kampung halaman masing-masing. Alasan eksodus tersebut juga sama. Yakni karena kondisi ekonomi di Batam yang kian sulit.

Meski bagitu, jumlah warga yang datang ke Batam juga cukup banyak. Bahkan lebih banyak dibandingkan warga yang pindah. Sepanjang 2017 lalu, tercatat ada 28.150 warga yang datang ke Batam. Umumnya mereka para pencari kerja, atau pekerja yang baru direkrut sejumlah perusahaan di Batam.

Permohonan Pindah Rayon

Sementara itu, indikator banyaknya warga Batam yang meninggalkan kota ini juga bisa dilihat dari tingginya pengajuan pindah rayon sekolah keluar Batam. Meski layanan pindah rayon keluar Batam ini baru dibuka pada 4 Juni mendatang, namun Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam sudah menyiapkan beberapa konter pelayanan. Sebab diperkirakan jumlah yang pengajuan pindah rayon keluar Batam tahun ini jauh lebih besar, seiring banyaknya keluarga yang memilih pindah dari Batam.

“Itu langkah antisipasi supaya pelayanan pindah rayon keluar Batam nanti lebih cepat,” ujar Kepala Bidang Pendidikan SMP Dinas Pendidikan (Disdik) Batam, Hernowo, Kamis (24/5).

Pria yang sebelumnya menjabat Kasi Kurikulum ini menuturkan, beberapa tahun terakhir ini pengajuan surat pindah rayon atau pindah ke luar Batam memang cukup tinggi, mencapai ribuan orang.

Seperti tahun lalu, sedikitnya ada 2.000 pengajuan surat pindah untuk jenjang SD dan SMP. Bahkan, surat pindah ke luar Batam ini tidak saja untuk mereka yang baru lulus saja, tapi juga untuk yang masih duduk di bangku kelas 1-5.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik Batam, Hendri Arulan, menambahkan meski secara resmi layanan pindah rayon baru dibuka 4 Juni mendatang, namun saat ini beberapa orang tua siswa sudah ada yang mengajukan permintaan surat pindah ke sekolah ke luar Batam.

“Mudah-mudahan banyak yang pindah ke luar Batam, sehingga bisa memberi dampak bagi penerimaan peserta didik baru (PPDB) nantinya,” ujanya.

Untuk mendapatkan surat pengajuan pindah rayon ini, pemohon harus terlebih dahulu mengantongi surat pindah dari sekolah tempat siswa itu menimba ilmu.

9.565 Pendatang Baru

Meski ada 9.753 jiwa yang memilih pindah dari Batam, namun tak sedikit juga warga luar Batam yang tergiur datang ke Batam. Khususnya mereka yang baru tamat sekolah menengah atas (SMA) sederajat yang memilih Batam sebagai tempat mencari pekerjaan.

Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk dan Informasi Disdukcapil Batam, Teddy Nuh menyebutkan, setiap hari rata-rata ada 110-120 berkas permohon pindah masuk ke Batam di Disduk.

“Yang dari Batam pindah ke Batam memang rata-rata alasannya untuk bekerja,” kata Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk dan Informasi Disdukcapil Batam, Teddy Nuh.

Nuh mengatakan, kondisi ini terjadi setiap tahun. Lonjakan pendatang ini biasanya terjadi pascakelulusan siswa tingkat SMA sederajat.

“Sebagai kota industri, Batam dianggap masih menarik bagi pencari kerja baru,” ujar Nuh.  (yui)

Update