Kamis, 25 April 2024

Proyek Pematangan Lahan Jadi Pemicu Banjir di Seilekop

Berita Terkait

Gelar Apel Antisipasi Kejadian Bencana

Ganjar Tegaskan Akan jadi Oposisi

Warga melihat sungai yang menimbulkan jalan banjir di depan galangan kapal di Seilekop, Sagulung, Selasa (29/5). F Dalil Harahap/Batam Pos

batampos.co.id– Banjir yang menggenangi sepanjang jalan depan kawasan Industri galangan kapal di Seilekop, Sagulung dipastikan karena tertutupnya sungai yang menjadi pusat pembuangan air dari berbagai pemukiman warga di sana.

Warga yang berdiam di Seilekop menuturkan, sungai yang sudah ditutup itu berada di wilayah kelurahan Seipelenggut atau depan kawasan Industri galangan kapal Seipelenggut. Sungai tersebut membentang dari kelurahan Seilekop hingga ke Seipelenggut dan bermuara di belakang kawasan industri galangan kapal Seipelenggut. Penutupan sungai itu kata warga karena proyek pematangan lahan depan kawasan industri galangan kapal di Seipelenggut persisnya depan PT KSB Shipyard.

“Itu (pematangan lahan) dulunya hutan bakau dan alurnya sungai ini. Tapi sudah ditutup katanya mau bangun perusahaan elektronik. Air dari arah Seilekop tak bisa kemana-mana lagi makanya meluap kemana-mana,” ujar Sanidin, warga Seilekop, kemarin.

Senada disampaikan oleh Arifin penjaga makam tua di depan PT KSB. Karena penutupan alur sungai itu, rawa-rawa di belakang komplek makam tua yang dijaganya kini berubah jadi kolam besar. Kolam tersebut sama rata dengan bangunan musola dan maka tua yang dijaganya, sehingga saat hujan deras lingkungan makam tua itu tak luput dari genangan banjir.

“Sampai ke depan sana (lokasi proyek reklamasi) banjirnya mas. Tidak tenang kami kalau sudah hujan deras. Air masuk sampai ke dalam pondok kami ini,” ujar Arifin.

Pantauan Batam Pos di lapangan, apa yang disampaikan warga itu benar adanya. Alur sungai dari Seilekop atau dari sekitar kawasan galangan kapal Seilekop terputus di kolam belakang makam tua yang dijaga Arifin tadi. Kolam tersebut sama sekali tak ada akses keluar untuk aliran air. Air yang mengalir dari Seilekop tertampung di kolam tersebut dan jika sudah penuh akan meluap ke dataran sekitarnya.

Sementara sisi sungai lain di kelurahan Seipelenggut juga terputus. Lokasi reklamasi lahan untuk kawasan industri seperti hulu sungai Seipelenggut tersebut sebab sudah terputus dari sungai Seilekop. Situasi lingkungan di sekitar lokasi reklamasi juga sama. Bekas genangan banjir terlihat merata di sepanjang tanah lapang tersebut.

Jika situas ini tidak segera di tangani instansi pemerintah terkait tentu akan sangat berdampak ke depannya. Lokasi banjir bisa saja meluas hingga ke pemukiman warga di Seilekop dan Seibinti.

Camat Sagulung Reza Khadafi saat dikonfirmasi mengaku sudah mengetahui persoalan itu. Namun demiian pihaknya belum bisa berbuat banyak sebab untuk kembali menormalisasikan sungai butuh penanganan yang komprehensi dari Pemko Batam melalui Dinas Bina Marga.

“Tapi kita sudah sampai ke sana. Semoga secepatnya ditanggapi,” ujar Reza. (eja)

Update