Rabu, 24 April 2024

Dobel Nikmat

Berita Terkait

Apa yang paling nikmat? Pastinya merayakan Lebaran usai menjalankan puasa Ramadan sebulan penuh.

Bagi saya, Idul Fitri tahun ini terasa beda. Untuk ketiga kalinya secara berturut-turut, saya dan keluarga merayakan Lebaran di tiga kota berbeda. Tahun ini di Batam, tahun lalu di Samarinda-Kalimantan Timur (Kaltim), dan tahun 2016 lalu di Kota Bontang, juga di Kaltim.

Namun demikian, Lebaran kali ini terasa lebih spesial. Dikatakan spesial karena selain merayakan dengan keluarga, saya juga merayakan dengan teman-teman dan sahabat baru. Semuanya serba baru. Yang pasti, teman dan sahabat saya terus bertambah. Semakin banyak.

Berbeda ketika baru pertama kali menginjakkan kaki di Batam pada 11 Juli 2017 lalu. Tidak kenal siapa-siapa. Tidak tahu di mana. Tidak tahu mau apa. Benar-benar blank. Harus mencari teman dan sahabat baru. Meninggalkan teman-teman lama di seberang sana.

Ya, itulah nikmat Lebaran. Selalu ada jalan. Hal-hal baru belum tentu membosankan. Bagi yang mau maju, hal-hal baru adalah sebuah tantangan. Kalau dilihat sekilas, merayakan Idul Fitri berpindah-pindah kota adalah hal yang tidak lazim. Bahkan ada salah seorang teman saya bilang: sama sekali tidak enak.

Tapi bagi saya ini adalah anugerah. Mungkin ini adalah cara Allah SWT membukakan pintu dunia bagi saya dan keluarga. Agar saya bisa melek. Dan yang paling utama bisa belajar dan menambah ilmu. Juga menambah teman, sahabat, dan saudara. Meskipun saya dan keluarga akhirnya menerka-nerka: tahun depan Lebaran di mana? Hehehehehehe.

Setidaknya, saya masih memegang teguh amanah dari “guru” yang juga almarhum ayah saya, Supriyono. “Tetap sabar dan semangat. Kamu harus bersyukur karena kerja kerasmu membuahkan hasil. Yang penting tetap eling (ingat). Insya Allah bapak dan ibu terus mendoakanmu,” kata ayah saya, sebelum saya berangkat ke Batam.

“Guru” saya lainnya, Zainal Muttaqin juga seringkali mengingatkan saya. Memberi petuah. Juga banyak menyampaikan saran. Bahkan terus jadi pegangan hidup saya. “Kamu itu orang hebat, harus berani terima tantangan saya. Dunia ini luas. Kalau kamu cuma di Kaltim saja, mana bisa maju. Insya Allah kamu bisa,” kata Bos Zam, begitu saya memanggilnya.

Lebaran itu nikmat. Sangat-sangat nikmat. Bayangkan, 30 hari kita menahan lapar, haus, dan nafsu. Semuanya tersalurkan di hari yang fitri. Benar-benar nikmat. Meski demikian, saya belum bisa membayangkan tahun depan Lebaran di mana. Meski demikian, keluarga saya sepertinya sudah ikhlas. Kwakakakak.

Lalu, apa nikmat berikutnya?

Lebaran tahun ini juga benar-benar dahsyat. Kita disajikan tontonan turnamen sepak bola terbesar di dunia bertajuk FIFA World Cup 2018 di Rusia. 32 negara dari berbagai benua ambil bagian. Mereka berusaha merebut trofi Piala Dunia dari tangan Jerman.

Demam Piala Dunia tidak hanya menjangkit kaum adam. Kaum hawa pun juga tertular. Meskipun timnas Indonesia belum mendapat kesempatan tampil, euforianya menular sampai ke Batam. Bahkan di seluruh dunia. Apalagi, jam tayangnya pada saat jam istirahat.

Sudah pasti kita happy. Sembari menikmati kue Lebaran, kita juga disuguhi pertandingan-pertandingan seru. Bahkan, momen silaturahmi Lebaran pun bisa dipadu dengan nonton bareng (nobar) Piala Dunia. Benar-benar nikmat.

Piala Dunia 2018 juga diharapkan membangkitkan perekonomian. Transaksi jual-beli tampak bangkit. Kafe, rumah makan, hingga warung kopi ramai-ramai menggelar nobar. Tinggal pilih saja. Mau menonton di mana. Teriakan-teriakan dukungan untuk negara-negara peserta terdengar hampir di sepanjang jalan-jalan. Pokoknya, asyik.

Grup Whatsapp hingga media sosial (medsos) juga ramai-ramai membahas soal hasil pertandingan. Di sela-sela mengucapkan “Minal Aidin wal Faizin – Mohon Maaf Lahir dan Batin”, juga diselingi “Semoga tim jagoanku jadi juara”.

Dobel nikmat ini belum tentu bisa kita nikmati tahun depan. Ini adalah peristiwa yang langka. Bisa berpuluh-puluh, bahkan beratus-ratus tahun lagi kita mendapat dobel nikmat seperti ini. Karena Lebaran menggunakan tahun Hijriah, sementara Piala Dunia menggunakan tahun Masehi.

Jadi, selamat merayakan Idul Fitri 1439 Hijriah sembari menyaksikan laga-laga keren di Piala Dunia 2018. Dobel nikmat bukan? (*)

 

Guntur Marchista Sunan
Direktur Batam Pos

 

 

Update