Jumat, 19 April 2024

Jual Sembako di Pasar Murah, BUMD Ngaku Tidak Untung

Berita Terkait

Warga antri saat membeli beras di pasar Murah yang diselenggarakan oleh TPID pemko Batam di depan Kantor kecamatan Bengkong, Kamis (7/6). F Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id – PT Pembangunan Batam, BUMD Batam tak mendapat untung dari penjualan sembako pada pasar murah yang digelar bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Batam.

“Tak ada untung, kami hanya jual sebesar modal saja,” kata Koordinator pasar murah dari BUMD Batam, Imam Sonhaji, Senin (18/6) siang.

Ia mengatakan, pasar murah yang diikuti berbagai instansi seperti Bulog, BUMD Batamdan distributor memang ditujukan untuk membantu masyarakat. “Kami disuruh jual murah, karenakan buat bantu masyarakat,” kata dia.

Ia mengatakan, pihaknya mendapat jatah menjual dua komoditi yakni bawang putih sebanyak 1 ton lebih dan cabai merah keriting yang terjual 700 kilogram. Pihaknya tak menjual komoditi lain, karena setiap instansi sudah mendapat tugas masing-masing menjual komoditi tertentu.

“Kalau TPID perlu lagi, kami akan turun, ini bagian dari tugas juga,” imbuhnya.

Sementara itu, Direktur BUMD Batam Hari Basuki mengatakan mengikuti gelaran pasar murah sudah dilakukan sejak tahun lalu. “Kami datangkan komoditi dari Jawa. Harganya murah sesusia dengan harga distributor,” imbuhnya.

Sebelumnya, Hari terkesan trauma fokus mengurus sembako. Ia menyampaikan, imbauan kepada pihaknya agar turut andil dalam pemenuhan bahan pokok harus terlebih dahulu melalui pembicaraan yang matang, dengan membentuk satu usaha khusus yang bergerak di bidang sembako.

Dengan dibentuk usaha khusus, ia menilai apapun yang terjadi kelak dapat dipertanggungjawabkan, termasuk ketika usaha ini mengalami kerugian.

“Harus duduk satu meja dengan pemerintah. Nanti kerugian bisa dipertanggungjawabkan, apalagi sudah disetujui pemegang saham dan DPRD Batam,” kata Hari.

Ia mengatakan, kini sembako akan sulit dikontrol oleh pemerintah karena dalam prakteknya diserahkan ke mekanisme pasar. Namun ia menilai, kini pemerintah pusat hadir dengan kebijakan penerapan Harga Eceran Tertinggi (HET).

“Itupun masih banyak pedagang nakal. Kalau pemerintah bisa mensubsidi beras dan gula serta tepung dan dikontrol maka akan bagus. Pertanyaannya apa iya? Kita (Batam) ini memiliki penduduk yang besar dan anggaran terbatas,” papar dia. (iza)

Update