batampos.co.id – Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) di SMK 1 Batam akan digelar Kamis (28/6) mendatang.
Tidak seperti PPDB SMK lainnya, untuk bisa masuk di sekolah ini maka calon siswanya harus bisa lulus tiga ujian sekaligus yakni wawancara, tes tertulis dan psikotes. Di mana SMK 1 akan menerima 484 siswa di tahun ini.
“Ujiannya kita lakukan online. Tetapi untuk bisa ikut ujian maka harus mengambil paswornya dulu ke SMK 1 mulai 25 Juni mendatang. Ini juga kita lakukan untuk menghindari adanya penumpukan pendaftar,” kata kepala sekolah SMK 1 Batam, Lea Lindrawijaya Suroso, Rabu (20/6).
Lea mengatakan siapa pun siswa dan dari sekolah manapun di Batam bisa mendaftar di SMK 1 Batam yang menjadi salah satu SMK Favorit di Kepri. Jauh berbeda dengan SMA yang menggunakan sistem zonasi. Di mana penerimaan di sekolah yang berada di sekitar perumahan Putri Tujuh Batuaji tersebut berdasarkan nilai.
“Jadi nilai yang tertinggi yang diambil. Kita tidak seperti SMA yang menggunakan sistem zonasi. Sistem online ini dilakukan Disdik Kepri untuk Batam, Tanjungpinang, Bintan dan Karimun” katanya.
Lea mengatakan dari total 484 siswa yang diterima, maka ada 100 siswa terbaik yang akan masuk untuk kelas industri. Di mana kelas industri ini adalah kelas khusus yang sudah bekerjasama dengan perusahaan di Batam. Pastinya lulusannya nantinya sudah siap kerja.
“Jadi sudah ada kelas beberapa perusahaan di sini. Misalnya kelas otomasi industri, 20 terbaik akan kita ambil. Total kelas industri ada lima kelas, jadi 100 siswa. Sisanya adalah kelas reguler,” katanya.
Sementara itu, penerimaan SMA di Batam akan dilakukan dengan menggunakan Zonasi sesuai dengan Permendikbud 14 tahun 2018. “Jadi tidak ada istilah sekolah unggulan atau sekolah apalah namanya. Dalam hal PPDB ini semua sekolah di Kepri ini diperlakukan sama,” kata kepala dinas pendidikan Provinsi Kepri, Arifin Nasir beberapa waktu lalu.
Arifin mengatakan PPDB ini akan dilakukan serentak mulai 2 Juli mendatang. Untuk beberapa sekolah yang masih baru melakukan PPDB pertama kali, menumpang di sekolah lain. Misalnya SMA 23 Batuaji yang akan melakukan PPDB di SMA 5 Sagulung.
“Sistemnya zonasi. Jadi kalau tidak tertampung di sekolah di dalam zonasinya, maka harus masuk sekolah swasta. Ini juga untuk menjaga eksistensi sekolah swasta di Batam,” katanya.
Menurut Arifin, tidak mungkin semua siswa dalam satu kecamatan bisa tertampung dalam satu sekolah. Ia berharap pengertian dari orang tua murid untuk bisa menyekolahkan anaknya di sekolah swasta. Terutama bagi orang tua yang sudah bisa dikategorikan keluarga yang mampu.
“Masih banyak swasta yang kekurangan murid. Dan banyak dari sekolah itu yang berkualitas,” katanya. (ian)