batampos.co.id – Arus mudik maupun balik di Pelabuhan Tanjungbalai Karimun berjalan lancar selama musim Lebaran tahun ini. Nyaris tak ada penumpukan calon penumpang saat menunggu kapal datang. Dengan dibantu para petugas di pelabuhan, maka calon penumpang dapat diatur saat naik atau turun dari kapal.
”Kalau mudik dan arus balik sih lancar. Tapi pendapatan kami (porter, red) menurun,” keluh Baharudin, Jumat (22/6).
Ia menceritakan, sudah beberapa tahun belakangan bekerja sebagai pengangkut barang bawaan pemudik, biasa disebut porter. Dan sudah dua tahun ini, dia dan porter lainnya, pendapatannya menurun. Pada tahun-tahun sebelumnya, di musim mudik Lebaran dia mengaku ”panen” rupiah atas jasa yang ditawarkan kepada para calon penumpang.
”Biasanya, kalau musim seperti ini kami minimal bisa mengantong Rp 500 ribu per hari. Tapi sudah dua tahun ini paling tinggi Rp 300 ribu per hari,” keluhnya.
Menurut Bahar, penyebab berkurangnya pendapatan porter dikarenakan para calon penumpang tidak lagi membawa banyak barang saat mudik. Sehingga dapat diangkut sendiri saat naik atau turun kapal. Saat ini para porter di Pelabuhan Tanjungbalai Karimun banyak berharap limpahan rezeki dari penumpang asal Malaysia dan Singapura.
”Dari penumpang Malaysia lah yang dapat diharap sekarang. Kalau penumpang domestik standar saja, seperti hari-hari liburan biasa, tidak terlalu membutuhkan jasa pengangkut barang,” ungkapnya.
Saat ini ada 13 orang porter yang aktif di Pelabuhan Tanjungbalai Karimun. Sebelumnya ada 16 orang, tetapi tiga orang di antaranya telah meninggal dunia. Tenaga porter yang hanya 13 orang dianggap mencukupi untuk pelayanan jasa angkut barang dari dan menuju ponton. ”Sudah cukuplah. Yang penting semuanya, bisa membawa rupiah untuk dibawa pulang ke rumah,” ucapnya.
Pantauan di Pelabuhan Tanjungbalai Karimun, para porter lebih banyak duduk-duduk di bawah ponton pelabuhan menunggu calon penumpang menggunakan jasanya.(tri)