Sabtu, 20 April 2024

Pasokan Dari Luar Berkurang, Batam Andalkan Petani Lokal

Berita Terkait

Warga memilih sayuran di Pasar Fanindo, Tanjunguncang, Batuaji, Senin (2/7). Harga sayuran mengalami kenaikan karena musim penghujan. F dalil Harahap/Batam Pos

batampos.co.id – Harga sayur mayur beberapa hari terakhir tinggi. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Batam mengkalim hal ini terjadi karean pasokan berkurang, sebagai imbas dari cuaca buruk.

“Beberapa hari ini juga kan cuaca tak bagus, ombak tinggi. Ada juga daerah yang sedikit panen karean hujan,” Kepala Disperindag Batam Zarefriadi, di kantor Walikota Batam, Batam, Kamis (5/7).

Seperti biasa, ia mengaku persoalan ini bukan hal yang baru di Batam. Pasalnya Batam bukanlah daerah penghasil. Sehingga sangat wajar, ketika barang dari luar terkendala pasokannya akan berimbas langsung bagi Batam.

Dalam kondisi ini, mantan Kepala Dinas Tenaga Kerja tersebut mengatakan Batam salah satunya mengandalkan hasil pertanian petani lokal seperti di bilangan Rempang dan Galang. Selain dari Jawa,

“Kita andalkan mereka (petani lokal),” tambahnya.

Zaref berharap, stok dan harga sayur bisa kembali normal. Pihaknya akan berkoordinasi dengan distributor dalam kesediaan komoditi tersebut.

“Nanti kita cek dulu, kalau harga ikan murah tak ikutan naik begitu juga daging sesuai HET,” sebutnya.

Karena Batam bukan daerah penghasil, Pemko Batam kini terus berusaha untuk menjamin kebutuhan pangan di Batam. Melalui Dinas Ketahanan Pangan kinis edang memeprsiapakn sentra pertanian di Subang Mas dn Pulua Kenon.

“Kami sedang persiapkan tahapan verifikasi surat milik warga dan pengukuran tanah, rencanaya akn dilakukan Juli ini. Kami juga terusmebndrong keterlibatan masyarakat memanfaatkan lahan kosong untuk menanam cabe dan lain-lain, kami sebut programmnya Kawasan Rumah Pangan Lestari,” papar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Mardanis.

Sementara itu, belum lama ini Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepri Gusti Raizal Eka Putra terus mendorong gerakan menanam cabai pada pekarangan kosong di sekolah dan kelurahan.

“Tahun ini urban farming ini ke sekolah. Saya pantau ada 77 sekolah yang ikut serta, satu sekolah saja 175 pohon, udah capai 2,5 ton. Ini lumayan,” kata dia.

Tak hanya itu, ke depan ia mendorong keterlibatan kelurahan se Batam untuk ikut program ini. Ia mengatakan, satu kelurahan ditargetkan 200 pohon. Dengan jumlah kelurahan 64 kelurahan diprediksi cabai yang akan dihasilkan mencapai 5 ton. “Jika ini berhasil, kebutuhan masyarakat menengah kebawah akan teratasi. Hal simple seperti ini kita bisa dorong,” ucap dia.

Untuk diketahui, kini harga sayur seperti di PAsar Mega legenda mengalami kenaikan.Bayam biasanya dijual Rp7 ribu per-kilogramnya. Sekarang harganya naik sampai Rp20 ribu perkilonya. Lalu sayur kangkung yang biasanya Rp7 ribu per kilo, naik dua kali lipat yakni Rp14 ribu hingga Rp 15 ribu perkilo. Selain itu sayur sawi, Rp11 ribu per kilo sekarang dijual Rp17 ribu perkilo. (iza)

Update