batampos.co.id – Provinsi Kepulauan Riau saat ini menempati urutan ke 16 nasional atas penyalahgunaan narkoba. Dari data dimiliki BNNP Kepri, prevalensi pencandu narkoba di Kepri sebanyak 26ribu orang. Kebanyakan berada diusia produktif.
“Oleh sebab itu, mari kita perangi narkoba ini,” kata Kepala BNNP Kepri Brigjen Pol Richard Nainggolan, saat perayaan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) di Loka Rehab Nongsa, Kamis (12/7).
Ia mengatakan atas kerja keras semua pihak, angka prevalensi penyalahguna narkoba di Kepri turun. Tahun 2016, kata Richard Kepri masih masuk dalam 10 besar provinsi dengan jumlah pecandu terbanyak. “Tahun 2017 dari penelitian dilakukan turun, kami berharap di 2018 ini juga kembali turun,” ungkapnya.
Agar penanganan narkoba ini lebih maksimal. Richard mengatakan telah meminta semua instansi terkait untuk menandatangani nota kesekapatan pemberantasan narkoba. Ia menilai pemberantasan narkoba ini tidak bisa bertumpu di satu instansi saja. “Semuanya harus bergerak,” ujarnya.
Dari nota kesepakatan ini, kata Richard akan dibentuk satgas bersama penindakan narkoba. “Satgas ini ada SOPnya dan memiliki wilayah luas. Kami tidak ingin hanya aparat saja yang turun. Tapi juga keterlibatan pemerintah daerah, sehingga jalur masuk narkoba ke Kepri semakin sempit,” ucapnya.
Wakil Gubernur Kepri, Isdianto menyambut baik niat BNNP Kepri. Ia mengatakan kinerja BNNP Kepri, Bea Cukai, kepolisian dan TNI sudah teruji. Karena beberapa kali sabu sebanyak 1 ton lebih berhasil digagalkan masuk ke Indonesia. “Ini bentuk keseriusan dari para aparat,” tuturnya.
Ia berharap sinergitas antar instansi ini terus terjaga. Sehingga dapat mempersempit ruang gerak bandar narkoba di Kepulauan Riau khususnya, Indonesia umumnya.
Perayaan HANI ini diselenggarakan di Loka Rehab, Nongsa. Acara ini dihadiri oleh Kapolda Kepri Irjen Pol Didid Widjanardi beserta jajaranya, Wagub Kepri Isidianto. Selain itu, acara ini dihadiri juga oleh anak-anak sekolah serta para residen Loka Rehab. (ska)