Sabtu, 20 April 2024

Sekolah Tak Adakan Seragam

Berita Terkait

Murid-murid Sekolah Dasar 010 Batam kota berbaris saat upacara di hari pertama masuk sekolah, Senin (16/7). Hari pertama sekolah murid baru belum ada proses belajar mengajar masih proses pengenalan lingkungan sekolah. F Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id – Hari pertama sekolah pasca liburan panjang, tak lepas dari kehadiran orangtua yang antusias mengantarkan anak mereka ke sekolah. Seperti yang terlihat di SDN 005 Sekupang, Senin (16/7).

Ditemani orangtua mereka, peserta didik baru ini terlihat tengah mencari ruang kelas yang akan mereka tempati selama proses belajar mengajar.

Menggunakan seragam merah putih siswa baru terlihat sibuk berbicara dengan teman mereka. Satu-persatu dari mereka juga menyapa guru mereka yang sudah menyambut kedatangan mereka sejak pagi.

Di sekolah jelas tertulis pengumuman bahwa sekolah tidak menyediakan seragam sekolah yang akan digunakan selama belajar. Tiga seragam yakni batik, melayu dan olahraga diserahkan kepada orangtua untuk membeli sendiri.

Anggota Komite SDN 005 Sekupang, Tarmizi menegaskan sekolah tidak menyediakan seragam sekolah sama dengan tahun sebelumnya. Ia mengungkapkan pengadaan seragam akan dibahas bersam orangtua nantinya.

“Nanti kami bahas dulu seperti bagaimana seragam sekolah yang tiga tersebut,” ujarnya saat dijumpai di SDN 005 Sekupang.

Ia mengakui baik pihak sekolah maupun komite tidak mau membuat keputusan yang menyulitkan orangtua. Hal yang ditakutkan adalah adanya anggapan orangtua yang sering menyebut pengadaan seragam dekat dengan pungutan liar (pungli).

“Nanti orangtua pada ribut. Makanya kita serahkan saja. Soal harga nanti terserah kesepakatan mereka. Nanti tidak setuju protes, kemahalan protes. Ini yang kami hindari,” bebernya.

Sementara itu, Kepala SDN 005 Sekupang, Sri Ningsih mengatakan kebijakan pengadaan seragam sepenuhnya diserahkan ke sekolah. “Kami sudah tulis juga, agar orangtua tahu seragam tak ada di sekolah,” ujarnya.

Pihaknya tidak berani mengeluarkan kebijakan yang bisa memberatkan orangtua. “Yang penting kami tak jual. Dan diserahkan semua kepada orangtua seperti apa baiknya,” lanjut Sri.

Ia mengungkapkan pasca rapat yang digelar bersama Wali Kota Batam, SDN 005 menambah satu kelas dengan total siswa 40 siswa. Sebelumnya pihak sekolah sudah menerima 144 siswa.

“Sesuai dengan arahan pimpinan,” sebutnya.

Orangtua siswa, Indri menuturkan belum menerima informasi dari sekolah soal seragam yang akan digunakan selama bersekolah. “Besok (hari ini, red) masih pakai yang merah putih dulu. Kalau yang lainnya masih menunggu,” ujarnya.

Ia menuturkan menurut informasi yang didapat dari sekolah, seragam tidak disediakan oleh pihak sekolah. “Tadi ada yang bilang untuk seragam menunggu kesepakatan orangtua. Jadi makanya kami pakai baju yang ada dulu,” jelas Indri.

Wakil Wali Kota Bata, Amsakar Achmad mendukung proses hukum yang tengah dilaksanakan terhadap terduga praktik pungli di SMPN 10 Batam. Bertambahnya tersangka yang ditetapkan pihak kepolisian merupakan proses pengembangan dari tersangka yang sebelumnya telah diamankan.

“Kita harus mengikuti proses hukum, sebelum diputuskan, semua masih asas praduga tak bersalah,” imbuh Amsakar.

Ia mengaku tak mau berandai-andai mengenai keterlibatan aparatur sipil negara (ASN) dalam hal ini guru dan kepala sekolah. “Saya sudah telpon semua dan mereka tak tahu menahu terkait pungli ini. Sekarang yang berbuatkan perpanjang tangan sekolah yakni komite,” ungkap mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam.

Pihaknya masih menunggu proses hukum yang masih bergulir. Mengenai panggilan dari kepolisian terhadap Kepala Dinas Pendidikan Batam, menurutnya silahkan saja. Pemerintah Kota Batam mendukung saja, jika itu diperlukan.

“Semua harus taat hukum, sebelumnya juga kepada OPD yang dimintai saksi yang menyangkut kinerja Pemko Batam dan itu tak ada masalah. Sah-sah saja,” tegasnya.(yui)

Update