Jumat, 29 Maret 2024

Peternak Dilarang Jual Telur ke Batam

Berita Terkait

Seorang pedagang telur di Bintan merapikan dagangannya, Kamis (19/7). F. Slamet/batampos.co.id

batampos.co.id – Harga telur di Batam diprediksi masih akan terus tinggi dalam beberapa bulan ke depan. Sebab, salah satu pemasok terdekat ke Batam, yakni peternak di Bintan melarang peternak ayam petelur menjual telur ke luar Bintan, khususnya ke Batam.

Larangan ini dikeluarkan oleh Satuan Tugas (Satgas) Pangan Kabupaten Bintan. Satgas Pangan bahkan sudah turun langsung ke peternak ayam petelur di Bintan, Kamis (19/7) menyampaikan larangan menjual telur mereka ke Batam. Satgas juga melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar-pasar di Bintan. Sidak dipimpin PPNS Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan (DKUPP) Kabupaten Bintan dibantu sejumlah personel dari Polres Bintan.

Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) DKUPP Kabupaten Bintan Setia Kurniawan mengakui sidak yang mereka lakukan sebagai aksi dan reaksi Tim Satgas Pangan terhadap melonjaknya harga telur di daerah lain seperti di Batam. Satgas khawatir peternak tergiur harga tinggi jika dipasok ke Batam yang bisa mengganggu stok dan harga di Bintan.

”Sudah kami imbau agar mereka tidak menjual telurnya ke luar daerah seperti di Batam yang harganya lebih dari Rp 2 ribu per butir. Ini kami lakukan supaya harga telur di kita tak sampai tinggi dan menjaga stabilitas harga,” ujar Kurniawan.

Ia mengatakan, jika peternak melayani permintaan luar sementara di daerahnya belum tercukupi, bisa mengganggu stabilitas harga dan kelancaran pasokan.
Sejauh ini, harga telur di Bintan memang masih stabil. Salah seorang pedagang di Pasar Barek Motor Usman mengatakan, harga telur di Bintan masih di kisaran Rp 1.500 sampai Rp 1.600 per butir.

”Yang naik justru sayur ba-yam dan kangkung. Harganya masih berkisar Rp 12 ribu hingga Rp 14 ribu. Harga naik karena banyak petani gagal panen,” katanya.

Agen telur ayam, Apui juga membenarkan harga telur di Bintan masih stabil. Kalaupun naik, hanya berkisar Rp 100 per butirnya. Dari Rp 1.400 per butir menjadi Rp 1.500 per butir.

Diakuinya, agen dari Batam meminta dikirimkan telur, namun dirinya belum sanggup memenuhinya. ”Di sini saja kami belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Bintan,” kata dia.

Peternak ayam petelur di Kilometer 20 Toapaya, Aan mengatakan per hari ia bisa meng-hasilkan sekitar 20 ribu telur ayam dari 20 ribu lebih ayam petelur yang ia ternak. ”Telurnya dipasok ke Tanjungpinang, Tanjunguban, dan Kijang,” katanya.
Ia belum bisa memenuhi permintaan pasokan ke Batam atau di luar Bintan karena pasar di Bintan saja masih belum semua terpenuhi. (met)

Update