Rabu, 24 April 2024

BP Batam Belum Menemukan Skema Ideal dalam Hal Pembangunan dan Pengelolaan Terminal II Hang Nadim

Berita Terkait

batampos.co.id – Perusahaan dari berbagai negara telah menyambangi Bandara Internasional Hang Nadim. Kedatangan mereka dalam rangka meninjau dan menawarkan diri untuk mengembangkan Hang Nadim.

Namun, BP Batam masih belum memutuskan siapa yang akan mengembangkan bandara yang memiliki landasan pacu terpanjang se Indonesia itu.

Beberapa skema yang ditawarkan perusahaan-perusahaan dari luar negeri tersebut, masih belum sesuai dengan konsep yang dimiliki BP Batam. Direktur Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Suwarso mengatakan belum lama ini perusahaan dari Jerman, Korea dan India meminta untuk mengembangkan Hang Nadim. Ketiganya juga menawarkan skema pengelolaan Hang Nadim.

“Tapi BP Batam merasa belum cocok dengan skema yang ditawarkan,” katanya, Jumat (20/7).

Ia mengatakan Jerman yang datang belum lama ini, menyatakan akan mengembangkan Hang Nadim. Jerman meminta pengelolaan secara penuh terminal di Bandara Internasional Hang Nadim.

“Tapi mereka menawarkan konsep pengelolaan selama 50 tahun. Itu sulit dilaksanakan, karena sesuai konsesi hanya boleh selama 20 tahun saja,” ungkap Suwarso.

Oleh sebab itu, kata Suwarso kedua belah pihak sedang mencari solusi dan jalan terbaik. Agar dapat menyatukan visi dan misi.

Sementara itu, perusahaan Korea sudah menyambangi Batam sebanyak tiga kali. Dan sebanyak itu pula perwakilan perusahaan Korea itu menawarkan skema pengembangan dan pengoperasian Bandara Internasional Hang Nadim. Skema terakhir yang ditawarkan pihak Korea yakni pengoperasian sisi darat dan udara.

Tapi permintaan itu, cukup sulit dipenuhi BP Batam. Karena untuk pengendalian bagian udara, sepenuhnya haruslah dari kelola pemerintah.

“Tidak bisa kami kasih udara ke mereka, udara itu haruslah negara. Kalau darat bisa diberikan pengelolaanya,” ungkapnya.

Hingga kini, BP Batam masih mempelajari tiga skema yang ditawarkan pihak Korea.

India yang berminat mengembangkan Bandara Internasional Hang Nadim, menawarkan skema hanya untuk pengelolaan terminal saja. Tidak secara menyeluruh.

Sejumlah pesawat saat parkir di Bandara Hang Nadim Batam.. F Cecep Mulyana/Batam Pos

Dari beberapa skema pengelolaan Hang Nadim, BP Batam masih belum menemukan yang ideal dan cocok.

“Semuanya itu nanti BP Batam yang akan memutuskan, skema mana yang akan diterima dan diterapkan,” tutur Suwarso.

Tapi yang jelas, kata Suwarso skema yang ditawarkan itu tidak hanya menguntungkan perusahaan pengembang saja, tapi juga BP Batam.

“Mereka tawarkan, BP Batam dapat apa dari itu. Lalu mereka dapat apa. Semua ini masih dalam pembicaraan,” ungkapnya.

Pembangunan Terminal II Hang Nadim ini, nantinya dioperasikan untuk penerbangan domestik. Sementara itu terminal lama dioptimalkan melayani penerbangan internasional. Pembangunan terminal ini memakan biaya sekitar Rp 448 juta dolar Amerika. Terminal II Hang Nadim direncanakan memiliki 8 garbarata atau belalai gajah. Sehingga dapat mengakomodir pesawat lebih banyak dibandingkan terminal lama, yang hanya memiliki 6 garbarata saja.

Selain pembanguan terminal, BP Batam juga berencana membangun kargo. Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan kargo yang canggih serta modern itu sekitar 228 juta dollar Amerika.

Pembangunan ini, diharapkan Hang Nadim menjadi Kota Logistik. Sehingga meningkatkan perekonomian Batam khususnya, Indonesia umumnya. (ska)

Update