Jumat, 19 April 2024

Pelindo 1 akan Revitalkan Pelabuhan Batu Ampar

Berita Terkait

batampos.co.id – PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) 1 tertarik mengembangkan Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau (Kepri).

Keseriusan itu ditandai dengan menjalin kerja sama dengan Badan Pengusahaan (BP) Batam.

Kerja sama ini terkait pengembangan pengelolaan dan pengoperasian peti kemas di Pelabuhan tersebut.

Kesepakatan kerja sama itu pun tertuang dalam penandatangan nota kesepahaman oleh Kepala BP Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo dan Direktur Pelindo 1, Bambang Eka Cahyana di Hotel Mercure Sabang, Jakarta Pusat pada Rabu, (25/7/2018).

Lukita menyampaikan bahwa, penandatanganan nota kesepahaman ini merupakan wujud upaya BP Batam selaku pengelola dan juga regulator di wilayah Kawasan Pelabuhan dan Perdagangan Bebas (KPPB) Batam, dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan dan pengelolaan peti kemas di pelabuhan Batu Ampar.

Lukita berharap, kerja sama ini dapat segera di jalankan demi meningkatkan fasilitas pengelolaan di Pelabuhan Batu Ampar. Nota kesepahaman ini adalah, langkah yang awal yang penting untuk meningkatkan kapasitas pelabuhan Batu Ampar. Sehingga kedepannya, Batam akan memiliki market perkapalan.

“Dengan ini, market perkapalan tidak hanya terhenti di Singapura. Tetapi bisa masuk ke Batam demi memenuhi kebutuhan semua pihak,” kata Lukita dalam keterangannya.

Senada dengan Lukita, Bambang Eka Cahyana mengatakan, bahwa ini merupakan wujud upaya bersama antara Pelindo 1 bersama dengan BP Batam dalam meningkatkan pelayanan kebutuhan pengelolaan peti kemas di pelabuhan batu ampar.

Nota kesepahaman ini, sudah di tunggu-tunggu oleh pelaku usaha di Batam. Khususnya mengenai perlengkapan fasilitas infrastruktur dan pelayanan pengelolaan pelabuhan. Sehingga kedepannya, Pelabuhan Batu Ampar akan dapat menekan biaya logistik dan meningkatkan daya saing Batam. Dengan begitu, akan dapat menarik kembali para investor dan pelaku usaha ke Batam.

Pengembangan ini sendiri, rencananya akan memakan waktu kurang lebih selama 1,5 tahun. Dalam rentang waktu tersebut, akan dilakukan pengembangan yang meliputi pengadaan fasilitas lapangan penumpukkan (storrage), connect crane dan automated RTG (ARTG).

(bbi/JPC)

Update