Jumat, 29 Maret 2024

Waspada Penipuan Berkedok Haji Plus

Berita Terkait

Ulil Amri . F. Slamet/batampos.co.id

batampos.co.id – Kementerian Agama Kabupaten Bintan mengingatkan masyarakat agar hati-hati dan lebih jeli memilih travel haji maupun umrah. Jika ada yang menjanjikan bisa berangkat haji dalam kurun waktu singkat, bisa dipastikan itu penipuan. Pasalnya, daftar tunggu haji reguler kini rata-rata di atas 10 tahun. Sedangkan haji khusus atau haji plus daftar tunggunya juga di atas tiga tahun.

”Biasanya 4 sampai 5 tahun. Kalau ada yang menjanjikan 1 tahun bisa berangkat, jelas penipuan,” tegas Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Bintan Ulil Amri yang dihubungi Batam Pos, Selasa (31/7).

Hal itu diungkapkan Amri terkait adanya Jemaah Calon Haji (JCH) program ONH (ongkos naik haji) Plus asal Bintan, Nur Hidayah Sayadi, 45, yang batal berangkat ke Tanah Suci tahun ini meski telah menyetorkan uang senilai Rp 65 juta ke pihak travel PT Hanna Travelindo Group. Padahal sebelumnya, Nur dijanjikan pihak travel bisa berangkat pada musim haji tahun ini setelah melunasi pembayaran pada Mei 2018.

Amri juga menjelaskan, ONH Plus bukannya murah. Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan ONH Plus sebesar 8.000 dolar Amerika hingga 10.000 dolar Amerika. Jika dikurskan, 1 dolar Amerika sebesar Rp 14.400 per Selasa (31/7), maka ONH Plus paling murah Rp 115 juta.

”Pelunasannya juga setelah jemaah tahu kapan tahun keberangkatannya,” kata dia.

Terkait kasus Nur Hidayah, Ulil menyarankan supaya melaporkan ke pihak polisi. Karena, persoalan haji plus atau jalur khusus tidak berkaitan dengan Kemenag yang mengurusi haji reguler, melainkan langsung agen travel.

Kasatreskrim Polres Bintan AKP Adi Kuasa Tarigan yang ditemui usai peresmian kantor Kejari Bintan mengatakan, sepengetahuan dirinya kasus ini telah dilaporkan ke Polda Kepri. Karena, korban PT Hanna Travelindo Group bukan saja di Bintan, melainkan di Karimun, Batam, dan Tanjungpinang. ”Itu Polda, informasi terakhir begitu,” tukasnya.

Nur Hidayah Sayadi adalah warga Kampung Rawa Bangun, Desa Toapaya Selatan, Bintan, mengaku telah menyetorkan Rp 65 juta ke PT Hanna Tra-velindo Group dan dijanjikan berangkat ke Tanah Suci pada 15 Agustus 2018 mendatang. Karena masa yang dijanjikan belum tiba, Nur mengaku masih menunggu janji dari perusahaan perjalanan umrah dan haji plus tersebut.

”Janjinya tanggal 15 Agustus mau diberangkatkan. Ya, saya tunggu sampai tanggal 15 Agustus. Kalau tidak ditepati baru saya akan beraksi,” kata Nur, Selasa (31/7) pagi.

Sayangnya, ia belum bisa ditemui lantaran mengaku sedang sibuk dan saat ini masih berada di Tanjunguban, Kecamatan Bintan Utara. Sementara itu, Direktur PT Hanna Travelindo Group, Andi Syakila yang diklarifikasi terpisah memastikan perusahannya tidak tutup. Hanya saja, kantornya yang beralamat di Kilometer 16 Desa Toapaya Selatan, tidak beroperasi untuk sementara waktu. ”Sebenarnya enggak tutup, hanya vakum,” ujarnya.

Dia juga menjelaskan, pihaknya telah menegaskan ke jemaah calon haji plus bahwa perusahananya bukan yang akan memberangkatkan haji, melainkan lewat travel umrah dan haji milik rekanannya.

”Uang saya tertanam sekitar Rp 175 juta di travel umrah dan haji milik kawan saya. Jadi, saya akan tetap berupaya memberangkatkan Ibu Nur melalui travel umrah dan haji milik kawan saya,” jelas dia.

Hanya saja, ia menyayangkan paspor haji milik Nur Hidayah sudah diambil Heru, pria yang mengaku sebagai anak Nur Hidayah dan ikut menuntut agar pihak travel mengembalikan uang yang telah disetor Nur Hidayah.

”Bagaimana saya mau bantu kalau paspor diambil sama Heru yang mengaku anak ibu Nur itu,” kata dia.

Selain itu, Syakila juga mengatakan ONH Plus di bulan Juli 2018 ini sudah mencapai Rp 180 juta. ”Saya bilang ke Bu Nur, kalau uang Rp 65 juta tidak bisa berangkat haji plus. Tapi ibu Nur bilang dia mau tambah supaya bisa tetap berangkat,” terangnya.

Dia juga mengakui sedang ada masalah dengan jemaah calon haji karena banyak uang yang disetorkan jemaah tertahan di agen. ”Uang saya banyak dipakai agen, mereka belum setorkan ke saya,” katanya.

Saat ini dia pasrah jika ada jemaah calon haji yang mela-porkannya ke polisi. ”Sebenar-nya saya tunggu panggilan polisi kalau ada yang melaporkan saya. Karena saya sekarang di Batam terlantar. Mobil saya sudah saya jual, saat ini saya mau jual rumah saya,” akunya.

Sebelumnya Heru, lelaki yang mengaku anak dari Nur Hidayah meminta uang Nur Hidayah dikembalikan karena pihak travel dituding gagal memberangkatkan Nur. Nur sendiri mengakui Heru bukan anak kandungnya, tapi Heru sudah menganggapnya sebagai orangtuanya. (met)

Update