Kamis, 18 April 2024

Menjaga Masa Depan dengan BBM Ramah Lingkungan

Berita Terkait

Pelan tapi pasti, masyarakat Batam mulai menyadari pentingnya gaya hidup bersih dan sehat. Hal itu juga ditunjukkan dalam penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk menunjang mobilitas dalam kehidupan sehari-hari. Kalangan urban Batam kini ramai-ramai beralih menggunakan BBM yang ramah lingkungan. Suatu upaya untuk menjamin keberlangsungan generasi mendatang.

RATNA IRTATIK, Batam

Mobil Honda HR-V warna putih melaju perlahan keluar dari area Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Bengkong di Jalan Yos Sudarso, Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Berbelok ke kiri, mobil yang dikemudikan sendiri oleh pemiliknya, Agus, 46, mulai meningkatkan kecepatan. Hanya berjarak sekitar 100 meter dari SPBU tadi, jalanan mulai menanjak.

Agus mengambil lajur sebelah kiri, menyalip truk kontainer yang melaju pelan di sisi kanan jalan. Mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) tipe otomatis itu melaju mulus di jalan tanjakan tersebut. Tak ada suara mesin mobil yang menderu. Agus tersenyum.

“Pakai Pertamax Turbo efeknya terasa banget, tarikan mesin lebih ringan dan enteng, enak bawanya,” kata Agus kepada Batam Pos, yang turut naik di dalam mobilnya untuk mengetahui kesannya menggunakan BBM jenis Pertamax Turbo.

Sudah sekitar satu tahun belakangan ini Agus mengaku menggunakan Pertamax Turbo. Pria yang punya usaha rumah makan itu mengaku awalnya kepincut menggunakan BBM dengan bilangan oktan atau Research Octane Number (RON) 98 tersebut, karena terpengaruh bujukan kawan-kawannya.

“Mereka bilang enggak bakal rugi pakai Pertamax Turbo, mahal sedikit tapi efek ke mesin jauh lebih mumpuni,” ucap Agus, menirukan omongan rekan-rekannya kala itu.

Setelah menggunakannya sendiri, ia baru mengetahui perbedaannya dengan BBM jenis lain.

“Selain tarikan mesin enteng, tentu juga ramah lingkungan. Kebetulan anak saya aktif di komunitas yang konsen menjaga lingkungan hidup, jadi dia support banget saya pakai Pertamax Turbo ini,” tutur Agus.

Seperti diketahui, Pertamax Turbo memiliki kadar RON 98. Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum BBM terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran udara dan bahan bakar (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi.

Dengan kata lain, semakin tinggi oktan suatu bahan bakar, maka akan semakin tahan terhadap kompresi dalam ruang bakar. Sehingga, hasil pembakaran juga sempurna dan menghasilkan emisi gas buang yang minim. Efeknya, tentu saja lebih ramah lingkungan.

Selain Agus, warga Batam lainnya yang memilih bahan bakar ramah lingkungan adalah Evie. Ibu dua orang anak itu pilih menggunakan BBM jenis Dexlite untuk bahan bakar mobilnya, Ford Everest yang bermesin diesel.

Menurut Evie, pilihan itu dinilai tepat lantaran performa kendaraannya jauh lebih andal dibanding saat menggunakan Bio Solar.

“Tarikan enteng dan mesin juga lebih awet, soalnya saya ke bengkel hanya untuk tune up rutin saja, tak ada keluhan mesin rewel seperti sebelumnya,” ujar Evie.

Menurut dia, sebagai wanita yang sering berkendara sendirian, performa mobil yang bagus dan tidak gampang rusak sangat dibutuhkan. Pasalnya, jika sewaktu-waktu mobil rusak apalagi saat perjalanan jauh, dia mengaku langsung panik.

“Saya enggak tahu (merawat) mesin mobil, jadi ya bawaannya cemas saja kalau mobil rewel. Tapi untungnya sekarang enggak lagi,” kata Evie yang mengaku sudah beralih menggunakan Dexlite sejak sekitar 1,5 tahun terakhir.

Stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Foto: jpnn/jpg

Wanita keturunan Tionghoa itu juga mengaku pilihan beralih ke Dexlite lantaran BBM tersebut lebih ramah lingkungan. Dexlite memiliki cetane number minimal 51 dengan kandungan sulfur minimal 1.200 part per milion (ppm). Secara kualitas, Dexlite lebih bagus dari Bio Solar yang menjadi varian terendah solar Pertamina yang punya cetane number 48 dengan kandungan sulfur 3.500 ppm.

“Paling tidak, aktivitas kita sehari-hari tidak menyumbang banyak emisi gas buang, sebisa mungkin harus yang ramah lingkungan,” ucapnya sembari tersenyum.

Tak hanya masyarakat umum, pilihan menggunakan BBM dengan mutu yang lebih bagus juga dilakukan oleh pegawai di lingkungan Pemerintah Kota (Pemko) Batam. Ardiwinata, salah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang kini bertugas di Inspektorat Pemko Batam mengaku menggunakan Pertalite untuk bahan bakar mobil dinasnya yang berjenis sedan Toyota Corolla Altis.

Menurut Ardi, mobil dinasnya yang sudah berumur di atas 10 tahun itu masih terasa nyaman dikendarai. Tarikan mesinnya juga masih mulus. Salah satu alasannya, kata dia, karena menggunakan bahan bakar Pertalite yang memiliki bilangan oktan lebih baik ketimbang Premium.

“Pasti terasa bedanya, akselerasinya juga bagus dan nendang. Pas lah pokoknya,” puji Ardi terhadap kinerja BBM yang digunakan di mobilnya itu.

Selain itu, dia melanjutkan, menggunakan BBM dengan RON tinggi juga diyakininya merupakan bagian dari kampanye untuk menjaga lingkungan hidup.

“Wali Kota Batam juga selalu menekankan agar lingkungan kita bersih dan sehat, memakai BBM ramah lingkungan itu salah satu upaya kita mewujudkan hal tersebut,” imbuhnya.

Lebih dari itu, Ardi juga menyebut penggunaan BBM dengan RON tinggi merupakan upaya untuk menjaga dan merawat lingkungan demi masa depan generasi selanjutnya.

“Makin banyak yang sadar dan pakai BBM ramah lingkungan, tentunya juga makin bagus kualitas hidup kita nanti,” katanya.

Hal senada disampaikan Kepala Bagian Humas Pemko Batam Yudi Admaji. Menurutnya, Pemko Batam memang menerapkan kebijakan agar para pegawai di instansi pemerintahan tersebut menggunakan bahan bakar dengan bilangan oktan tinggi dan ramah lingkungan.

“Pemko Batam sudah menggunakan Pertalite untuk operasional mobil dinas, dan untuk pimpinan pakai Pertamax Turbo,” tutur Yudi.

Selain pengguna mobil, BBM yang ramah lingkungan juga banyak digunakan para pemilik sepeda motor di Batam. Bahkan, sebagain di antaranya merupakan generasi muda yang sadar pentingnya menjaga lingkungan dengan BBM yang ramah lingkungan.

Misalnya, Lia, pemilik sepeda motor matic Honda Scoopy. Warga yang tinggal di Batuampar ini mengaku hanya menggunakan BBM dengan bilangan oktan tinggi.

“Kalau enggak Pertamax Turbo, pasti Pertalite. Biasanya kalau tanggal muda (setelah gajian, red) masih pakai Pertamax Turbo, kalau sudah akhir bulan baru Pertalite,” katanya sembari tertawa.

Menurut dia, menggunakan BBM jenis tersebut punya efek yang bagus terhadap performa sepeda motornya. Salah satunya, pada ketahanan mesin dan daya tarik yang dirasakan.

“Kalau pakai Pertamax Turbo, pas narik gas terasa ringan banget. Selain itu, mesin juga enggak gampang bermasalah. Bagus pokoknya,” ujar wanita berhijab tersebut.

Selain itu, sebagai generasi muda ia mengaku ingin berkontribusi dalam mengurangi pencemaran lingkungan. Terutama, dari emisi gas buang yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar kendaraan.

“Malahan saya pengaruhi teman-teman saya untuk beralih pakai BBM yang ramah lingkungan, memang lebih mahal sedikit, tapi enggak bakal rugi kok,” tuturnya.

Operator SPBU simpang Kabil mengisi bahan bakar Pertamax ke dalam tanki mobil
Foto: Dalil Harahap/Batam Pos

Peningkatan konsumsi BBM RON tinggi atau yang digolongkan sebagai Bahan Bakar Khusus (BBK) seperti Pertamax series dan Dex series itu juga berimbas terhadap naiknya permintaan BBK di wilayah Batam dan Kepri. Pihak Pertamina Merketing Operation Region (MOR) I wilayah Sumatera Bagian Utara membenarkan adanya kenaikan penjualan produk BBK.

Unit Manager Communication and Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina MOR I, Rudi Ariffianto mengatakan, untuk wilayah MOR I secara keseluruhan terjadi tren kenaikan penjualan produk Pertamax, yang mengalami peningkatan penjualan pada bulan Juni 2018 sebesar 15 persen dibandingkan dengan realisasi Januari 2018.

“Tentunya para konsumen setia BBK telah memahami kelebihan menggunakan BBK, selain mesin lebih sehat dan efisien, emisi yang dihasilkan pun lebih rendah sehingga ramah terhadap lingkungan,” tutur Rudi.

Dalam sebulan, lanjut Rudi, rata-rata penyaluran BBM tersebut juga cukup tinggi. Pada periode Januari hingga Juni 2018, untuk wilayah Batam dan Kepri rata-rata penyaluran BBM yang masuk kategori gasoline atau bensin mencapai 33.325 kiloliter per bulan. Sedangkan untuk gasoil atau solar, angkanya mencapai 8.344 kiloliter per bulan.

“Dari jumlah itu, komposisi produk Pertamax Turbo rata-rata 6 persen per bulan, produk Pertalite rata-rata 25 persen per bulan,” sebutnya.

Menurut Rudi, dengan makin banyaknya warga Batam yang beralih menggunakan bahan bakar RON tinggi, merupakan suatu kemajuan untuk mendukung lingkungan yang bersih dan sehat. Sekaligus, mendukung langkah dan eksistensi Pertamina dalam penyediaan bahan bakar berkualitas ke depan. Tak hanya itu, peralihan menggunakan BBM yang ramah lingkungan itu juga selaras dengan kebijakan pemerintah sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 Tahun 2017 dalam hal penyediaan energi ramah lingkungan.

“Mudah-mudahan masyarakat semakin sadar hal ini dan makin aktif berpartisipasi dalam menjaga lingkungan kita,” harap Rudi.

Ke depan, Rudi mengatakan Pertamina juga berkomitmen untuk tetap aktif menyalurkan BBM berkualitas tinggi dan ramah lingkungan untuk seluruh masyarakat.

“Stok akan selalu dijaga dan outlet BBK (SPBU yang menjual BBK, red) makin diperbanyak, dengan tetap melihat situasi, kondisi dan pola suplai dari depot BBM terdekat,” jelasnya.(*)

Update