Jumat, 19 April 2024

23 Tahun Tak Pernah Banjir, kini …

Berita Terkait


Warga Tiban Koperasi melakukan aksi demo dikantor BP Batam, Senin (6/8). Demo tersebut terkait banjir yang terjadi di perumahan tersebut beberapa waktu lalu. F Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id – Ratusan Warga Perumahan Tiban Koperasi melakukan unjuk rasa di depan Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Senin (6/8).

Tuntutan mereka meminta kepada BP Batam agar membangun kembali kolam retensi yang sebelumnya ditutup oleh salah satu pengembang di Batam. Pengembang tersebut

Karena kolam tersebut ditutup, banjir besar setinggi leher melanda perumahan warga disana, 25 Juli lalu.

“Kami berunjuk rasa terkait adanya banjir bandang 25 Juli lalu. Penyebabnya karena ditimbunnya kolam retensi air hujan disana oleh Koperasi Karyawan (Kopkar) BP yang punya lahan,” kata Wakil Ketua Komite Penanganan Banjir Tiban Koperasi Anto Suyanto di depan Gedung BP Batam.

Ada tiga tuntutan utama masyarakat terhadap BP Batam terkait banjir di perumahan mereka. “Tuntutan kami yakni aktivitas pengembang dihentikan. Kembalikan fungsi kolam retensi yang ditimbun pengembang, gali ulang kembali dan cabut segala perizinannya,” kata Anto lagi.

Sebenarnya warga sudah memperingati pemerintah daerah akan bahaya banjir sejak dua tahun lalu.

“Selama 23 tahun kami disini tak pernah banjir. Dan mengenai ini sudah diingatkan dua tahun lalu. Bahkan sudah rapat dengar pendapat (RDP) dengan pemerintah. Namun pada faktanya pekerjaan (pengurukan kolam retensi,red) tetap dilanjutkan,” tegas Anto.

Warga Tiban Koperasi juga menolak pembangunan tiga kolam retensi baru di dekat lahan milik BP Batam. Anto mengatakan pihaknya hanya menginginkan kolam yang ditimbun dibuka kembali. “Kolam itu harus dikembalikan lagi. Jangan sampai dikasih aspal, nanti daerah resapan air tak ada. Air akan terjun ke tempat kami,” ungkapnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Batam Zarefriadi ternyata merupakan warga Tiban Koperasi juga dan turut berdemo.

“Meski tak kena banjir, tapi saya merasakan sekali dampak dari proyek ini. Karena rumah saya di depan proyek, rumah itu jadi penuh debu,” ucapnya.

Karena penuh dengan debu, istrinya yang alergi debu terpaksa pulang ke kampung halaman. “Pembangunan ini sangat perlu memerhatikan lingkungan. Mengapa kolam (retensi,red) ditimbun, padahal dulu saya beli rumah disana karena didepannya ada kolam itu,” paparnya.


Warga Tiban Koperasi melakukan aksi demo dikantor BP Batam, Senin (6/8). Demo tersebut terkait banjir yang terjadi di perumahan tersebut beberapa waktu lalu. F Cecep Mulyana/Batam Pos

Ia kemudian mengungkapkan tiap langit berubah mendung, warga menjadi resah sekali. ” Waktu banjir kemarin 40 KK kena. Makanya sekarang tiap nampak awan gelap, masyarakat jadi resah,” jelasnya.

Sedangkan Staff Khusus Deputi IV BP Batam Freddy Pranoto yang menghadapi demo warga Tiban Koperasi mengaku dirinya masih belum memahami persoalan ini.

“Saya baru ikut diminta bantu untuk menanganinya,” jelasnya.

Namun, ia mengatakan BP sudah siap dengan sejumlah opsi untuk tindakan pencegahan banjir. Tapi harus dimulai dari pertemuan dengan warga dan pengembang.

“Warga meminta bagaimana agar kolam tersebut bisa difungsikan kembali. Mkaa akan kita bahas dengan pengembang,” jelasnya.

BP akan menjadwalkan kembali pertemuan dengan warga Tiban Koperasi pada hari ini (6/8). Dimana mereka akan memaparkan akan membangun tiga kolam retensi baru.”Ada tiga kolam baru yang membuat kita lebih mudah mengendalikan air,” pungkasnya.(leo)

Update