Jumat, 29 Maret 2024

Orang Batam Tak Doyan Bayam

Berita Terkait

Warga sedang belanja di Pasar Fanindo, Tanjunguncang, Batuaji
Foto. Dalil Harahap/Batam Pos

batampos.co.id – Pasokan Bayam yang tersendat-sendat dianggap tidak akan menyebabkan inflasi meningkat di bulan ini. Bayam dianggap bukan makanan favorit warga Batam.

“Masyarakat Batam tak doyan Bayam. Kalau kebutuhannya itu untuk di rumah sakit dan bisnis katering. Sedangkan masyarakat umum tidak,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Batam Zarefriadi, Senin (6/8).

Kultur budaya masyarakat Melayu memang tidak menunjukkan warga Batam suka sayuran.

“Selain itu dari segi pasokan tak ada persoalan. Cuma dari segi harga saja (meningkat,red),” papar Zaref lagi.

Sedangkan mengenai pasokan daging ayam, Zaref juga mengatakan bahwa pasokannya baik-baik saja.

“Mengenai harganya, konon dari suplai dasarnya. Karena terkait dengan produksi,” ungkapnya.

Menurut catatan Bank Indonesia (BI) Kepri, Bayam, Kacang Panjang dan daging ayam diperkirakan akan menyebabkan inflasi Kepri di Bulan Agustus lebih tinggi dari bulan sebelumnya.

“Harga Bayam dan Kacang Panjang akan naik. Penyebabnya adalah curah hujan tinggi yang masih terus berlanjut,” ucap Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri Gusti Raizal Eka Putera.

Curah hujan yang tinggi kata Gusti dapat menghambat produksi kedua sayuran tersebut. Panen menjadi gagal sehingga pasokan turun. Setelah itu harganya naik.

Gusti mengatakan akan melihat kenaikan harga bayam ini lebih detail lagi. Karena setelah melihat lapangan, masyarakat Batam memang tidak doyan Bayam. Tapi kenaikan harga Bayam disebabkan pasokan yang tersendat malah menyebabkan inflasi di Bulan Agustus.

“Kami akan lihat detail dengan BPS, siapa pembeli bayam terbesar. Kalau rumah sakit pasti pasokannya tetap. Untuk pasokannya kami akan siasati lewat program urban farming,” ujarnya.

Bukan hanya Bayam dan Kacang Panjang saja yang berpotensi membuat, tapi kelangkaan daging ayam dan sapi juga.

“Keterbatasan pasokan daging sapi dan ayam diperkirakan akan terus berlanjut. Apalagi menjelang Idul Adha. Harganya akan meningkat karena ada kenaikan harga bibit dan pakan juga,” katanya.

Penyebab kenaikan harga selain keterbatasan pasokan antara lain peningkatan harga pakan, pelarangan penggunaan Antibiotic Growth Promotor yang menyebabkan masa panen menjadi lebih panjang dari 30 hari menjadi 35 hari.

“Dalam jangka pendek ini dapat dipastikan bahwa daging dan telur ayam ada. Kalau ada kenaikan tapi pasokan lancar, maka tak akan dorong kenaikan lebih tinggi lagi,” pungkasnya.(leo)

Update