Kamis, 25 April 2024

Anomali Iklim, Konsumsi Air Warga Batam Meningkat

Berita Terkait

ilustrasi

batampos.co.id – Perubahan anomali iklim di Indonesia juga dirasakan masyarakat Batam. Fenomena ini menyebabkan musim hujan berlangsung lebih singkat dan musim kemarau yang berlangsung lebih lama dari kondisi biasa.

Dampak yang paling dirasakan tentunya daerah yang tidak memiliki sumber air yang mencukupi. Batam termasuk wilayah yang tidak memiliki sumber air baku yang melimpah. Sumber air bersih hanya mengandalkan curah hujan yang di tampung di dalam waduk.

Di sisi lain, masyarakat masih saja beranggapan bahwa ketersediaan air di Indonesia khususnya di pulau Batam berlimpah jumlahnya. Pada kenyataannya, ketersediaan air semakin terancam keberadaannya akibat alih fungsi lahan dan perubahan iklim.

“Memasuki anomali iklim seperti saat sekarang ini, intensitas penggunaan air bersih akan meningkat, kondisi tersebut menyebabkan pelanggan yang berada jauh dari sumber air atau berada di elevasi tinggi akan berpengaruh, menyebabkan suplai ke pelanggan jadi terganggu,” jelas Maria Y Jacobus, Head of Corporate Secretary ATB, Rabu (15/8).

Maria menambahkan, meningkatnya konsumsi air bersih di saat perubahan iklim seperti saat ini juga berdampak pada pelanggan lainnya khususnya yang berada cukup jauh dari sumber produksi air.

Oleh sebab itu, pelanggan seharusnya bisa lebih mencermati dengan mempersiapkan tampungan tampungan air saat suplai air mengalir sesuai dengan keperluan.

“Tentunya kami selalu menyarankan pelanggan untuk mempersiapkan penampungan air. Tampungan air tetap dibutuhkan apabila terganggunya suplai air. Lebih dari itu pelanggan yang berada dekat dari sumber air bisa saling bertoleransi dan lebih peduli menggunakan air bersih. Agar pelanggan diujung pipa bisa menikmati air bersih,” jelas Maria.

Terganggunya suplai air ATB ke tempat pelanggan tentunya sudah terdata pada bagian distribusi ATB untuk evaluasi.

Beberapa pelanggan ada yang menyampaikan informasi terganggunya suplai air ke bagian pelayanan, termasuk melalui media sosial resmi ATB.

“Rata-rata pelanggan yang berada diujung pipa dan berada di elevasi tinggi seperti wilayah Tanjung Uncang, Marina dan sekitarnya termasuk wilayah Bengkong.

Hal ini tentunya jadi bahan evaluasi kami untuk di perbaiki agar suplai bisa semakin lebih baik,” tambah Maria.

Selain perubahan iklim, faktor-faktor lain seperti pekerjaan kebcoroan pipa distribusi oleh pihak ketiga, adanya perawatan di Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan jam puncak pemakaian air juga berdampak pada suplai yang dialirkan ke pelanggan.

Keterbatasan sumber air baku yang ada di Batam juga jadi perhatian semua pihak. Sebagai pelanggan ATB, setidaknya secara bersama-sama dapat menggunakan air bersih yang tersedia secara bijak dengan lebih hemat dalam penggunaannya. (rng)

Update