Kamis, 25 April 2024

Dwi Ria Latifa Maju lagi ke DPR RI melalui Dapil Kepri, Persaingan Wajah Lama

Berita Terkait

batampos.co.id – Pertarungan calon anggota DPR RI dari Dapil Kepri bakal sengit. Beberapa tokoh nasional dan tokoh masyarakat yang sudah lama di dunia politik di Provinsi Kepri ini akan bertarung untuk menarik hati masyarakat. Sebagian besar adalah berdomisili di Batam.

Dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), ada nama Abdul Basyid Has yang di nomor urut satu. Dia adalah ketua DPW PKB Kepri. Sementara di Partai Gerindra ada nama Saleh Ramli dan Jamer Siden Purba yang masing-masing menempati nomor urut 1 dan 2. Periode lalu, Jamer Purba sudah pernah mencoba peruntungan dari Dapil Kepri. Tetapi saat itu, Ia tidak lolos. Meski demikian, jumlah suaranya termasuk signifikan.

Sementara PDI Perjuangan masih tetap menjagokan Dwi Ria Latifa, anggota DPR RI aktif periode 2014-2019. Ia akan maju bersama Mayjen TNI (purn), Sturman Panjaitan dari Sidoarjo, Indiyati dan Irwansyah Saleh Kusuma. Dwi Ria Latifa terpilih periode lalu dengan suara sekitar 48.500 suara.

Unggulan lain saat ini adalah ketua Golkar Kepri, H. Ansar Ahmad. Di Bintan, Ansar penah menjabat Bupati dua kali periode yakni 2005-2010, dan 2010-2015. Basis massanya ada di daerah Bintan dan sekitarnya. Ia sempat maju menjadi calon wakil gubernur Kepri berpasangan dengan Soerya Respationo. Tetapi kalah dari pasangan HM Sani-Nurdin Basirun dengan selisih suara yang tipis.

Dari Golkar, Ansar Ahmad akan bersaing dengan Zulbahri. Anggota DPD RI periode 2009-2014. Dan dalam pemilihan legislatif di 2014 lalu, ia tidak terpilih karena berada di urutan enam. Artinya, ia masih punya basis massa yang kuat. Pria kelahiran Bukittinggi 1953 silam ini optimis akan menjadi calon yang diperhitungkan dalam pemilihan DPR RI tahun mendatang.

“Semua calon punya peluang yang sama. Dan semua calon punya basis massa. Ya kita harus tetap optimis,” katanya.

Zulbahri mengaku tertarik menjadi calon DPR RI karena memang sudah merasakan menjadi anggota DPD RI yang menurutnya, masih kurang kuat peranannya di pusat. Meski ia akui, lewat DPD pun aspirasi dari daerah tetap bisa disampaikan ke pusat.

“Saya masuk menjadi calon DPR RI karena memang saya masih ingin berjuang. DPR RI dan DPD masih ada perbedaan. DPR RI itu lebih kuat menurut saya,” katanya.

Yang tidak kalah menarik adalah sosok Asman Abnur, mantan menteri PanRB yang kembali turun gunung menjadi calon DPR RI dari Dapil Kepri. Pria yang juga kelahiran Sumatera Barat ini, sebelum ditarik presiden Jokowi masuk ke kabinet adalah anggota DPR RI untuk periode kedua. Untuk pemilihan periode 2014-2019, Asman Abnur terpilih dengan suara tertinggi 97.327 suara.

Asman Abnur kembali akan bertarung dengan Siti Sarwindah, yang menggantikan Asman Abnur di DPR RI. Meski bila berkaca dari pemilihan periode lalu, jumlah perolehan suaranya sangat jauh berbeda. Siti Sarwindah hanya memperoleh suara tidak sampai 5.000 suara. Masih di PAN, dua nama baru yakni Derry Purnamasari dari Jakarta Pusat dan Indra Gobel asal Batam.

Yang tidak kalah sengit adalah pertarungan di partai NasDem. Di sana ada nama Nyat Kadir di nomor urut satu, Riny Fitrianti di nomor urut dua, Djasarmen Purba di nomor urut tiga dan Syarifah Normawati di nomor urut empat.

Nyat kadir adalah petahana, yang kini duduk menjadi anggota komisi VI DPR RI. Dalam pemilihan 2014 lalu, mantan Walikota Batam tersebut memperoleh suara sebanyak 55.384 suara.

“Saya akui, sekarang persaingan memang sangat ketat. Tetapi bagi saya itu tidak menjadi masalah. Makin banyak tokoh-tokoh hebat, maka semakin bagus,”katanya.

Nyat Kadir mengaku semua calon DPR RI, mempunyai peluang yang sama. Baik tokoh yang populer di Kepri, maupun tokoh yang belum populer di Kepri. “Memang sengit, tetapi semua punya kesempatan sama. Tetapi yang penting bagaimana dari NasDem dapat kursi itu saja. ya mudah-mudahan bisa dapat dua kursi. Tapi sangat berat,” katanya.

Pernyataan Nyat Kadir ini memang beralasan. Dia dapat lawan sebanding di NasDem yakni Djasarmen Purba. Ia terpilih menjadi anggota DPD RI dalam dua periode terakhir. Dalam Pileg 2014 lalu, Djasarmen terpilih sebagai anggota DPD RI dengan suara sah 83.748. Di mana basis massanya adalah golongan intelektual dan warga Batam yang berasal dari Sumatera Utara.

Djasarmen mengatakan, dengan semakin banyaknya tokoh yang hebat untuk maju menjadi calon DPR RI ini menunjukkan semakin tingginya minat untuk memajukan Kepri. Dan untuk politik, menurut anggota DPRD Batam itu, ini sangat bagus.

“Jujur saja, kalau banyak tokoh-tokoh atau orang-orang hebat dan sudah lama berkecimpung di dunia politik, maka itu akan membuat kita semakin bersemangat untuk bekerja,” katanya.

Dia menambahkan, dengan persaingan yang ketat, maka masyarakat akan bisa menilai program-program yang disampaikan masing-masing calon. “Selain adu strategi, maka bisa menjadi ajang beradu program. Program siapa paling bagus dan bisa diterima masyarakat,” katanya.

Tetapi ia yakin, NasDem akan memperoleh satu kursi di DPR RI. Calon lainnya yang tidak boleh diabaikan di NasDem adalah Riny Fitrianti yang junga punya basis massa. Anak dari almarhum M Sani (mantan gubernur Kepri) ini juga punya basis massa yang besar.

Tokoh Kepri lainnya yang maju menjadi calon DPR RI adalah dari partai Demokrat yakni Husnizar Hood di urut satu, Mayjen (purn) Moch Nasir di nomor urut dua, Aida Zulika Ismeth di nomor urut tiga dan Susilawati di nomor urut empat.

Husnizar adalah ketua DPC Demokrat Tanjungpinang selama dua periode sejak 2006 hingga 2016. Dia juga seorang budayawan yang sudah melahirkan banyak karya. Dan sekarang masih tercatat sebagai pimpinan di DPRD Kepri. Sementara Aida Ismeth adalah tokoh yang masih diperhitungkan di Batam. Aida adalah mantan anggota DPD RI dua periode. Di mana setiap pemilihan suaranya selalu tinggi. Bahkan pernah mencapai 202 ribu suara. Sementara Susilawati adalah anggota DPRD Kepri dan pernah menjabat sebagai ketua NasDem Kepri.

Sementara dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) empat calonnya adalah dari luar Batam. Mereka adalah Andrei P Simanjuntak, Iswan Abdullah, Herlini Amran dan Rita Fajriah. Sementara calon lainnya dari partai-partai baru adalah orang-orang baru yang belum populer di perpolitikan Kepri. (ian)

Update