Kamis, 28 Maret 2024

Harapan dari Sei Harapan

Berita Terkait

Ada berita menarik di batampos.co.id. Judulnya: “Dam Sei Harapan Tak Lagi Beri Harapan”.

Dam pertama di Batam yang dibangun pada 1978 itu kondisinya kritis. Pasokan air yang diharapkan, tak kunjung datang. Krisis air mengintai daerah yang menggantungkan hidupnya dari dam tersebut. Sekupang dan sekitarnya. Bikin cemas.

Saya ingin sedikit berbagi informasi seputar dam tersebut. Otorita Batam -sekarang Badan Pengusahaan (BP) Batam-membangunnya dengan kapasitas tampngan air baku mencapai 3.637.000 meter kubik. Memiliki panjang 250 meter, tinggi 17 meter, dan lebar 9 meter. Luas tangkapan airnya mencapai 993,02 hektare.

Dam itu memiliki luas permukaan 87,64 hektare, luas genangan 75 hektare, serta kemampuan abstraksi air baku mencapai 210 lps. Dengan spesifikasi seperti itu, Dam Sei Harapan menjadi salah satu tulang punggung pemenuhan kebutuhan air di Batam, khususnya di wilayah Sekupan dan sekitarnya.

Sayang, sejak 2015 dam tersebut mengalami sedimentasi. Curah hujan memang meningkat. Namun, daya tampungnya berkurang akibat pendangkalan. Dampaknya pun terasa. Mulai dari kualitas, kuantitas, dan kontinyuitas suplai air ke pelanggan. Padahal selain kawasan permukiman, Sekupang juga kawasan industri.

Celakanya, setiap tahun air baku Dam Sei Harapan terus mengalami penyusutan. Tak jarang, Adhya Tirta Batam (ATB) selaku pengelola melakukan rationing. Bahasa umumnya: penggiliran air baku.

Bukan tanpa alasan ATB melakukan itu. Mereka harus menjaga ketersediaan air agar bisa bertahan cukup lama. Bukan hanya untuk hari ini atau bulan depan, tapi untuk jangka waktu panjang. Sehingga, Dam Sei Harapan memiliki stok air untuk bisa diolah dan didistribusikan ke pelanggan.

Bisnis mengelola air itu ngeri-ngeri sedap. Karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Saat ini, air menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat. Artinya, semuanya butuh air. Entah untuk kebutuhan rumah tangga, industri, atau kebutuhan lainnya.

Saya pun kerap terlibat diskusi hangat dengan manajemen ATB. Dalam sebuah kesempatan tentunya. Baik dengan President Director ATB, Benny Andrianto Antonius atau dengan Head of Corporate Secretary ATB, Maria J Yacobus. Tak hanya dalam diskusi. Dalam setiap acara pun, ATB selalu mempresentasikan kondisi dam di Batam. Termasuk Dam Sei Harapan.

Apa yang dilakukan ATB ini patut diapresiasi. Mereka tidak hanya memikirkan laba, laba, dan laba. Tidak hanya berpikir soal bisnis, tapi juga bagaimana mempertahankan kelestarian lingkungan. Bagi saya, ini keren. Jarang ada perusahaan seperti itu.

Berbekal pengalaman segudang menangani pengolahan air, mereka juga tidak hanya memikirkan jalan pintas untuk menyelamatkan Dam Sei Harapan. Tidak hanya sekadar hendak melakukan pengerukan. Melainkan juga menghijaukan kawasan di sekitar dam.
Penghijauan digalakan. Hal ini sangat penting.

Kenapa? Dengan menjaga kelestarian lingkungan, sedimentasi bisa dihindari. Lumpur-lumpur yang menumpuk di dasar dam bisa berkurang. Dengan demikian, Dam Sei Harapan bisa memberikan harapan lagi bagi masyarakat banyak.

Bahkan, tidak hanya Dam Sei Harapan saja yang diselamatkan. Untuk mencegah terjadinya krisis air di masa mendatang, ATB bersama masyarakat Batam gencar melakukan penghijauan di dam lainnya. Terbaru, ATB mengajak masyarakat menghijaukan Dam Sei Ladi melalui event Funbike ATB-BP Batam Festival Hijau.

Kegiatan yang digarap Departemen Event Organizer (EO) Batam Pos itu sukses luar biasa. Ribuan orang ambil bagian. Termasuk saya yang ngos-ngosan mengayuh sepeda sampai mata berkunang-kunang dan dengkul lemas. Kwakakakakak.

Dalam event itu, ATB mampu “mengetuk” hati masyarakat Batam, khususnya komunitas sepeda, untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan lingkungan. Sangat simpel. Ajak saja masyarakat mengunjungi tempat penampungan air baku. Kita akan sadar betapa pentingnya menjaga lingkungan. Terutama menjaga pasokan air.

Mengatasi persoalan Dam Sei Harapan menjadi tugas bersama. Tidak hanya ATB selaku pengelola. Melainkan juga masyarakat Batam.

Terlepas daripada itu, pengelolaan air baku di Batam harus ditangani oleh yang berpengalaman. *

 

 

 

Guntur Marchista Sunan
Direktur Batam Pos

Update