Kamis, 18 April 2024

Rupiah Masih Dalam Tekanan

Berita Terkait

batampos.co.id – Berdasarkan data Bloomberg, kemarin (5/9), mata uang rupiah ditutup menguat di angka Rp 14.938, setelah sempat menembus level Rp 14.979 per dolar AS. Namun, level tersebut melemah 0,02 persen dibanding sehari sebelumnya, dimana rupiah ditutup di angka Rp 14.935 per dolar AS. Dengan kondisi ketidakpastian global yang terus berlangsung, rupiah diprediksi akan terus berada dalam tekanan.

Pelemahan rupiah sudah mulai berlangsung sejak pekan lalu. Bank Indonesia (BI) pun sudah turun tangan untuk mengembalikan stabilitas nilai tukar rupiah. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, sejak Kamis minggu lalu hingga Selasa pekan ini, setidaknya sudah Rp 11,9 triliun dikucurkan sebagai upaya intervensi ganda di pasar valas dan pasar Surat Berharga Negara (SBN).

“Kamis (pekan lalu) kita gelontorkan Rp 3 triliun, lalu Jumat itu Rp 4,1 triliun, Senin (pekan ini) itu Rp 3 triliun dan kemarin itu 1,8 triliun. Itu adalah beberapa langkah intervensi ganda yang dilakukan BI,”jelas Perry saat rapat kerja dengan Komisi XI di Gedung DPR, kemarin.

Namun, Mantan Deputi Gubernur Senior BI itu mengakui upaya intervensi tersebut tidak sepenuhnya efektif. Dia mengungkapkan, pada akhir pekan lalu, aliran dana asing sempat masuk ke Indonesia.

Mengawali pekan ini, kinerja rupiah kembali merosot akibat sentimen negatif di pasar seperti perang dagang serta tingginya harga minyak mentah. Ditambah lagi dengan krisis mata uang yang memburuk di Argentina dan Turki. Outflow pun kembali terjadi.

Perry menekankan, pihaknya menegaskan bahwa cukup sulit memprediksi kondisi eskternal saat ini. Dibutuhkan scenario penanganan yang dinamis untuk terus menjaga stabilitas rupiah. Untuk itu, pihaknya menegaskan bahwa hingga saat ini yang terus dilakukan BI adalah menjalankan kewenangan moneter untuk mengawal rupiah.

“Diantaranya melalui kenaikan suku bunga, intervensi ganda, menawarkan swap valas dengan biaya yang sudah relative rendah, relaksasi Loan To Value (LTV) dan langkah lain akselerasi pendalaman pasar keuangan. Itu yang terus menerus kita lakukan,”tegasnya.

Upaya lainnya yang cukup efektif dalam mengembalikan stabilitas rupiah adalah dengan menurunkan tingkat defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) yang pada triwulan II ini sudah menyentuh angka 3 persen.

Upaya tersebut merupakan domain pemerintah. Namun, Perry menekankan bahwa BI akan mendukung penuh segala kebijakan pemerintah untuk menambah cadangan devisa. “Sambil menunggu langkah fundamental untuk menurunkan  defisit, kami menurunkan suhu badan (tekanan terhadap rupiah) dengan intervensi,”katanya. (jpg)

Update