Rabu, 24 April 2024

Akhir Agustus, Program Hot Deals Termanfaatkan 232 Ribu Paket

Berita Terkait

Turis.
foto: yulitavia / batampos

batampos.co.id – Program Hot Deals dari Kementrian Pariwisata (Kemenpar) RI untuk Kepri baru termanfaatkan 232.267 paket. Program tersebut merupakan cara Kemenpar menarik wisatawan mancanegara (wisman) di daerah cross border, seperti Kepri.

“Data ini dari Kemenpar, pemanfaatan hingga, per 23 Agustus lalu, tentu akan terus bertambah. Untuk September belum saya dapat,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam Pebrialin, kemarin.

Tahun 2018 ini, Kemenpar, melalui program ini mengharapkan program tersebut termanfaatkan oleh 500 ribu wisman. Dengan rincian 350 ribu dari wisman negara anggota ASEAN, serta 150 ribu negara Asia lainnya. Paket ini khusus wisman dan diberikan di hari kerja bukan akhir pekan.

“Dengan program ini, yang wisman dapatkan berupa spesial harga. Para travel yang sudah ditunjuk, mempersiapkan paket wisatanya, spesial harga hingga ke destinasi, tiketnya bahkan layanan seperti Spa,” paparnya.

Seiring program tersebut, ia mengatakan berimplikasi pada kunjungan wisman. Ada harapan wisman dapat sekaligus diarahkan ke destinasi-destinasi unggulan di Kepri umumnya dan Batam khususnya.

“Dan alhamdulillah kunjungan wisman kita naik,” imbuh dia.

Ia merinci, kunjungan wisman ke Kepri periode Januari hingga Juni tahun 2018 ini sebanyak 1.212.264 wisman, dari jumlah tersebut yang melalui Batam sebanyak 900.074 kunjungan atau 74,25 persen.

“Tahun 2017 lalu melalui Batam hanya 755.200, artinya di periode yang sama tahun ini naik 17,76 persen,” ucapnya.
2017

Lima besar penyumbang wisman ke Batam untuk peride tersebut yakni dari Singapura sebanyak 572.920, Malaysia 145.524, Tiongkok 131.053, dan Korea Selatan 44.351 dan India 43.997.

“Yang Tiongkok, tahun 2017 lalu hanya 56.400 kunjungan,” imbuhnya.

Rasa puas akan jumlah tersebut berbanding terbalik dengan kondisi di lapanga, justru ada hotel yang mengeluhkan okupansi yang rendah. Bahkan berujung penutupan usaha, seperti yang dialami Goodway Hotel beberapa waktu lalu.

Pebrialin mengaku Goodway telah mengalami permasalahan okupansi sejak dua tahun terakhir yakni dibawah 20 persen.

“Ini soal persaingan, banyak hotel baru. Batam ini kan pertumbuhan hotelnya cukup pesat,” pungkasnya. (iza)

Update