Rabu, 24 April 2024

Karyawan PT Nagano Belum Terima Uang dari Pihak Manajemen

Berita Terkait

foto: batampos.co.id / dalil harahap

batampos.co.id – Puluhan karyawan PT Nagano belum mendapat kepastian kapan gaji dan pasangon mereka akan dibayar oleh pihak manajamen. Hingga Minggu (16/9), mereka masih menanti niat baik dari pihak manajemen yang diinformasikan sudah kembali ke nagara asal mereka di Jepang.

PUK FSPMI PT Nagano Sari Astuti menuturkan, janji pihak manajemen yang membayar separuh gaji bulan Agustus mereka juga belum terealisasi. Mediasi antara Disnaker Batam dengan pihak manajemen belum membuahkan hasil sebab sampai siang kemarin mereka belum terima sepeserpun uang dari pihak manajemen. “Belum ada itu, kemarin informasinya memang seperti itu tapi sampai saat ini kami belum terima sepeserpun,” ujar Sari.

Sebelumnya Kadisnaker Batam Rudi Sakyakirti menuturkan, upaya mediasi dengan pihak manajemen PT Nagano induk di Jepang sudah direspon. Pihak manajemen berjanji akan membayar gaji dan hak karyawan secara bertahap dan didahulu dengan pembayaran stengah gaji karyawan pada bulan Agustus lalu.

“Pihak manajemen mau merespon dengan mengirim sejumlah uang. Tapi belum semuanya. Masih untuk separuh gaji. Sisanya lagi kami usahakan agar berkelanjutan kedepannya,” ujar Rudi, saat menjumpai karyawan di lokasi PT Nagano di kawasan Industri Batamindo beberapa hari yang lalu.

Namun janji itu masih sebatas janji sebab sampai siang kemarin, 54 karyawan di sana belum mendapat arahan ataupun informasi lebih lanjut terkait pengiriman uang tersebut.

Sari yang mewakili rekan-rekan karywan yang lain berharap agar pemerintah dalam hal ini Disnaker Batam kembali berkomunikasi dengan pihak manajemen agar segera menyelesaikan hak-hak mereka yang belum diselesaikan.

“Kami tak bisa berbuat banyak selain berharap kebaikan pihak manajemen untuk memberikan hak-hak kami. Kami juga berharap agar pemerintah bisa membantu untuk menyelesaikan persoalan kami ini,” ujarnya.

Sampai siang kemarin, mereka masih berjaga di depan perusahaan. Ini untuk mencegah aset yang ditinggalkan manajemen tidak keluar dari dalam gedung perusahaan. Aset itu menjadi satu harapan tersendiri bagi mereka meskipun tak seberapa nilainya. Jika ada yang bersedia membeli peralatan produksi maka uang itu akan dipergunakan untuk membayar gaji dan hak-hak mereka yang lainnya.

Seperti yang diketahui sejak Rabu (4/9) lalu, perusahaan asal Jepang itu tak lagi beroperasi. Menajemen perusahaan secara diam-diam kabur meninggalkan perusahaan dan karyawan begitu saja.

Aksi tak bertanggungjawab itu menyebabkan 54 karyawan di dalamnya kehilangan hak-hak yang seharusnya mereka terima seperti tunggakan gaji bulan Agustus dan pasangon.

Sepekan berlalu tanpa ada kepastian dari pihak manajemen, karyawan di sana mulai kewalahan terutama masalah pembiayaan hidup sehari-hari. Banyak karyawan yang mengeluh karena belum membayar tagihan, angsuran rumah ataupun sewa kontrakan.

“Ada tadi karyawan kontrak yang ngeluh karena belum bayar kos-kosan. Dia dikejar-kejar ibu kos. Banyak yang mulai mengeluh untuk bayar rumah atau tagihan-tagihan lainya. Ya gimana lagi memang kondisinya seperti ini. Gaji bulan kemarin belum bayar juga,” ujar ketua Sari. (eja)

Update