batampos.co.id – Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengaku kendala pembangunan Pasar Induk Jodoh, salah satunya disebabkan karena belum bebas dari pedagang.
“Bangun apa, pindah (pedagang) aja belum. Pedagangnya belum luluh. Harus bersih dulu, baru diproses melalui kementrian (Kemendag),” kata Rudi.
Awalnya ia mengira relokasi akan cepat, bahkan ia mempunyai target cukup satu pekan pasar tersebut bebas pedagang.
“Rupanya di lapangan ada kendala itu, tak sesuai dengan laporan awal ke saya, makanya sedikit tersendat,” imbuhnya.
Maka dari itu, ia mengaku tak bisa memberikan kepastian target pembangunan pasar tersebut, sebelum pasar tersebut bebas pedagang. Setelah steril, ia akan langsung menghadap Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita guna membicarakan dana pembangunan. Untuk diketahui Pemko Batam mengajukan Rp 200 miliar.
“Kalau belum (bebas pedagang) saya mau ngomong apa, pertanyaan dari kemendag satu, udah clear and clean atau belum, kalau saya bilang sudah, mereka akan tanya mana fotonya,” paparnya.
Selain dari Kemendag, ia mengaku Pemerintah Provinsi Kepri siap membantu. “Pak Nurdin (Gubernur Kepri Nurdin Basirun) yang bilang,” ucanya.
Ia mengatakan, pasar tersebut penting kehadirannya salah satunya untuk menjadi acuan harga bahan pokok di Batam.
“Kalau di situ bisa jual murah akan jadi patokan, pasar lain tak bisa jual mahal pasti tak akan dibeli, akan beli ke sana semua (pasar induk),” pungkasnya. (iza)