Jumat, 29 Maret 2024

Subsidi Energi Membengkak 60%

Jadi Rp 149 Triliun

Berita Terkait

Pompong penumpang melintas di dekat kapal yang tengah mengisi minyak di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) milik Pertamina di Pulau Sambu, Batam. Pulau Sambu yang berhadapan dengan Singapura itu telah digunakan sebagai penyimpanan minyak (storage tank oil) oleh Royal Dutch Shell sejak tahun 1927 dan diteruskan penggunaanya oleh Pertamina. Saat ini Pertamina tengah membangun terminal berstandar internasional dengan kapasitas 310.000 kilo liter di Pulau Sambu guna mendukung ketahanan energi dan bisnis oil trading perusahaan di wilayah regional Asia Tenggara.
Di atas pulau itu, berdiri fasilitas penyimpanan, blending, sampai distribusi Bahan Bakar Minyak milik PT Pertamina (Persero). Foto. Iman Wachyudi/batampos.co.id

batampos.co.id ā€“ Realisasi subsidi energi tahun ini diperkirakan meningkat menjadi Rp 149 triliun. Angka tersebut naik 60 persen dari pagu dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2018 untuk subsidi energi senilai Rp 94,6 triliun.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengungkapkan, subsidi kerosene (minyak tanah) naik 50 persen dari Rp 2,2 triliun menjadi Rp 3,6 triliun.

ā€™ā€™Solar naik banyak atau 300 persen. Dari Rp 7,1 triliun menjadi Rp 29 triliun,ā€™ā€™ ujarnya di Kementerian ESDM, Senin (17/9). Total subsidi BBM (bahan bakar minyak) melonjak dari Rp 9,3 triliun menjadi Rp 32,6 triliun.

Sementara itu, realisasi subsidi liquefied petroleum gas (LPG) mengalami kenaikan signifikan 70 persen. Yakni, menjadi Rp 56 triliun dari pagu APBN 2018 Rp 37 triliun. Realisasi subsidi listrik juga naik cukup tinggi, yaitu 40 persen. Dari pagu anggaran dalam APBN 2018 Rp 47 triliun menjadi Rp 60 triliun.

ā€™ā€™Total Rp 149 triliun sampai Rp 150 triliun subsidi. Naik sekitar 60 persen,ā€™ā€™ katanya.

Kenaikan subsidi tersebut dipicu melonjaknya harga minyak dunia dan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah. Asumsi Indonesian crude price (ICP) dalam APBN 2018 adalah USD 48 per barel dan nilai kurs di angka Rp 13.400 per USD. Asumsi ICP dan kurs dalam proyeksi realisasi subsidi sebesar USD 70 per barel dan Rp 13.973 per USD.

ā€™ā€™Jika harga minyak naik, subsidi juga harus naik. Kalau tidak, harga eceran solar naik. Namun, bagi hasil minyak diterima lebih tinggi sehingga penerimaan naik,ā€™ā€™ jelasnya.

Pihaknya mencatat, proyeksi realisasi penerimaan negara dari sektor ESDM seperti migas (minyak dan gas bumi) serta minerba (mineral dan batu bara) juga terdongkrak 60 persen lantaran kenaikan harga minyak dunia dan batu bara. Dari Rp 156 triliun dalam pagu APBN 2018 diproyeksikan menjadi Rp 240 triliun hingga akhir tahun. Proyeksi kenaikan tertinggi berasal dari PNBP (penerimaan negara bukan pajak) migas. Dari pagu Rp 86,5 triliun menjadi Rp 144,3 triliun. PPh migas tahun ini diproyeksikan menjadi Rp 55,4 triliun. Lebih tinggi daripada pagu APBN 2018 senilai Rp 38,1 triliun.

PNBP minerba diperkirakan mencapai Rp 40,6 triliun. Meningkat dari proyeksi dalam pagu APBN senilai Rp 32,1 triliun.

ā€™ā€™Sebenarnya di APBN surplus penerimaan migas dan minerba dibandingkan subsidi Rp 62 triliun. Sekarang surplusnya naik 9 persen jadi Rp 90 triliun,ā€™ā€™ ungkap mantan menteri perhubungan tersebut.

Surplus penerimaan negara dari selisih penerimaan migas dan minerba bila dibandingkan dengan subsidi energi mencapai Rp 91 triliun hingga akhir tahun. (vir/c14/fal/JPG)

Update