Kamis, 25 April 2024

Presiden Korea Selatan dan Pemimpin Korea Utara Bertemu

Berita Terkait

Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae In dan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mengakhiri pertemuan puncak tiga hari pada Kamis, (20/9), dengan melakukan kunjungan ke Gunung Sakral Paektu (Reuters)

batampos.co.id – Akhirnya …..

Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae In dan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mengakhiri pertemuan puncak tiga hari pada Kamis, (20/9/2018), dengan melakukan kunjungan ke Gunung Sakral Paektu. Kim Jong Un dan Moon Jae In terbang secara terpisah ke sebuah bandara dekat Gunung Paektu hari Kamis, (20/9), pagi.

Gunung Berapi Paektu adalah gunung tertinggi di Korea Utara yang terletak dekat perbatasan ke Cina. Gunung ini punya arti penting dalam mitologi Korea. Menurut mitosnya, gunung ini adalah tempat kelahiran Dangun, pendiri kerajaan Korea kuno pertama. Sejak lama gunung ini juga dianggap salah satu tempat paling indah di Korea. Dinasti penguasa Korea Utara juga mengklaim, bahwa Kim Jong Il, ayah Kim Jong Un yang meninggal 2011, dilahirkan di gunung ini.

Kedua pemimpin bersama istrinya melakukan pembicaraan terakhir, sebelum kemudian menuju puncak gunung dalam suasana udara cerah. Setelah wisata gunung, Moon Jae In kemudian terbang kembali ke Seoul, kata kantor berita Korea Selatan Yonhap.

Kedua pemimpin bersama istrinya melakukan pembicaraan terakhir, sebelum kemudian menuju puncak gunung dalam suasana udara cerah. Setelah wisata gunung, Moon Jae In (NDTV)

Dibandingkan dengan bahasa yang samar-samar dari dua pertemuan awal mereka, Kim dan Moon tampaknya telah menyetujui sebuah program ambisius yang dimaksudkan untuk mengatasi ketegangan yang melonjak tahun lalu dan menimbulkan kekhawatiran luas.

Kim Jong Un berjanji akan menerima inspektur internasional untuk memantau penutupan situs uji coba rudal utamanya. Dia juga mengatakan akan segera melakukan kunjungan ke Seoul. Kedua pemimpin bertekad bekerjasama untuk mencalonkan diri menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas tahun 2032.

Pertanyaannya adalah, apakah pernyataan itu akan cukup bagi Presiden AS Donald Trump? Kepada wartawan Trump mengatakan hari Rabu (19/9) hasil KTT itu adalah “berita yang sangat baik” dan merupakan suatu “kemajuan luar biasa”. Namun dia tidak mengatakan langkah apa yang akan diambil Amerika Serikat mengenai denuklirisasi Korea Utara.

Moon Jae In dan Kim Jong Un hari Rabu berdiri berdampingan dan membuat deklarasi perdamaian

“Kami telah sepakat untuk membuat Semenanjung Korea menjadi tanah damai yang bebas dari senjata dan ancaman nuklir,” kata Kim Jong Un. “Jalan menuju masa depan kita tidak akan selalu mulus, dan kita mungkin menghadapi tantangan dan cobaan yang tidak dapat kita antisipasi. Tapi kita tidak takut akan angin badai karena kekuatan kita akan tumbuh ketika kita mengatasi setiap pencobaan berdasarkan kekuatan bangsa kita.”

KTT minggu ini dilaksanakan ketika Moon Jae In berada di bawah tekanan meningkat dari Washington untuk menemukan langkah maju membuat Kim Jong Un meninggalkan persenjataan nuklirnya secara sepihak.

Menurut sebuah pernyataan yang ditandatangani oleh para pemimpin pertahanan, kedua negara Korea sepakat membangun zona penyangga di sepanjang perbatasan darat dan laut untuk mengurangi ketegangan militer dan mencegah bentrokan yang tidak disengaja.

Mereka juga setuju menarik 11 pos penjaga dari Zona Demiliterisasi sampai Desember mendatang dan membentuk zona larangan terbang di atas garis demarkasi militer yang berlaku untuk pesawat, helikopter dan pesawat tak berawak.

(dpa, rtr, ap)

Update