Sabtu, 20 April 2024

Menjenguk Makam Temenggung Abdul Jamal di Bulang

Berita Terkait

Kompleks makam Tumenggung Abdul Jamal. (Istimewa)

batampos.co.id – Temenggung Abdul Jamal adalah nama kawasan Gelanggang Olahraha (Gelora) di Kecamatan Sungai Beduk, Batam, Kepulauan Riau (Kepri). namun tahukah Anda tentang sejarah Tumenggung Abdul Jamal?

Mungkin masyarakat hanya sebatas tahu bahwa Tumenggug Abdul Jamal adalah seorang bendahara Kerajaan Melayu Riau yang berkuasa di wilayah Bulang Lintang, Kecamatan Bulang, Batam, dan di pulau-pulau di sekitarnya.

Makam Tumenggung Abdul Jamal masih bisa dijumpai di Selatan Pulau Batam. Di kawasan tersebut juga terdapat beberapa makam lain yang diyakini sebagai keluarga Tumenggung Abdul Jamal. Antara lain istrinya raja Maimunah. Masyarakat juga masih bisa melihat beberapa benda pusaka seperti keris, pedang, tombak, bejana dan barang lain milik Tumenggung Abdul Jamal.

Kondisi makam Tumenggung Abdul Jamal sangat memprihatinkan. Kompleks makam yang tidak terawat membuat pengunjung merasa tidak nyaman. Padahal sejarahnya sangat dekat dengan masyarakat Melayu Batam.

Belum lama ini, Anggota Komisi IV DPRD Kota Batam Suhardi Tahirek mengunjungi makam Tumenggung Abdul Jamal. Menurutnya, kondisi makam dipenuhi dengan sampah dan rumput liar. Pagar yang dibuat mengelilingi kawasan bersejarah tersebut juga sudah banyak yang rusak.

“Sayang sekali makam ini tidak terawat. Padahal nilai budaya dan sejarahnya sangat dekat dengan kami,” kata Suhardi di Batam, Sabtu (22/9).

Minimnya perhatian tak hanya membuat kompleks makam Tumenggung Abdul Jalal menjadi tak terawat. Tetapi sejarahnya juga kurang dikenal masyarakat. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam masih sibuk dengan perbaikan di wilayah kota. Sehingga hingga melupakan peninggalan yang sejatinya memiliki nilai sejarah dan budaya.

Suhardi mengungkapkan, pihaknya sudah beberapa kali mengupayakan agar ada perhatian lebih terhadap peninggalan Kerajaan Melayu Riau ini. Tidak hanya perbaikan bangunan, namun juga pengumpulan informasi perihal jejaknya sehingga bisa memberi pemahaman buat peziarah.

Kompleks makam Tumenggung Abdul Jamal. (Istimewa)

Tapi sampai saat ini upaya tersebut belum dianggap perlu. Jadi perbaikan kawasan tersebut belum terlaksana. Padahal nilai sejarah yang dimiliki bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk memperkaya pariwisata di Kota Batam.

“Ini yang datang juga dari luar negeri. Karena memang ada hubungan erat dengan Kerajaan Johor. Kami yang di sini malah tidak tahu sejarahnya,” tutur Suhardi.

Sementara itu, Kepala Disbudpar Kota Batam Pebrialin mengatakan, pihaknya sudah merencanakan pengembangan situs-situs sejarah menjadi salah satu variasi pariwisata di Batam. Salah satunya adalah makam Tumenggung Abdul Jamal.

Namun dukungan dana yang belum maksimal membuat Disbudpar harus memilih program-program yang mendesak dan mudah dijangkau. “Saat ini kami sudah bangun beberapa kawasan bersejarah. Salah satunya makam Nong Isa di Kecamatan Nongsa. Ke depan akan kami tingkatkan lagi,” terang Pebrialin.

(bbi/JPC)

Update