Sabtu, 20 April 2024

Rupiah Kian Melemah

Berita Terkait

batampos.co.id – Penaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) belum mampu mengangkat penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Kamis (27/9). Sebaliknya, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 14.923 per dolar AS.

Angka tersebut melemah 12 poin atau 0,08 persen jika dibandingkan dengan perdagangan sehari sebelumnya atau Rabu (26/9). Saat itu rupiah berhasil rebound dan berakhir terapresiasi 7 poin di posisi Rp 14.911 per dolar AS.

Padahal, mata uang Garuda sempat mencuri momentum penguatannya kembali hingga mencapai kisaran level Rp 14.880 setelah dibuka terdepresiasi 10 poin di Rp 14.921 per dolar AS pada Kamis (27/9) pagi.

Namun menjelang penutupan perdagangan kemarin, rupiah tergelincir dan kembali melemah. Sepanjang perdagangan kemarin, rupiah bergerak pada level Rp 14.888-Rp 14.928 per dolar AS.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 26-27 September 2018 memutuskan untuk menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate 25 bps menjadi level 5,75 persen. BI menaikkan suku bunga acuan untuk kelima kalinya sejak Mei seiring dengan upaya intensifnya untuk menjaga nilai tukar rupiah dari dampak pergolakan pada emerging market.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, keputusan tersebut konsisten dengan upaya untuk menurunkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) ke batas yang aman serta mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik sehingga dapat memperkuat ketahanan eksternal Indonesia di tengah ketidakpastian yang tinggi.

“BI juga akan terus mengawasi perkembangan di defisit transaksi berjalan, nilai tukar dan stabilitas sistem keuangan serta inflasi untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan,” kata Perry, kemarin.

Sebelumnya, pada pertemuan kebijakan moneter yang berakhir Rabu (26/9), para pembuat kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve mengerek suku bunga acuannya (Fed Funds Rate/FFR) sebesar 25 basis poin (bps) ke kisaran 2%-2,25 persen.

ilustrasi

The Fed juga mempertahankan rencana untuk terus memperketat kebijakan moneter di tengah optimisme atas perekonomian AS, dengan memperkirakan kenaikan suku bunga lebih lanjut pada bulan Desember, tiga kali kenaikan pada tahun depan, dan satu kali pada 2020.

“Mungkin tidak ada pilihan lain bagi Bank Indonesia selain untuk menaikkan suku bunga acuannya demi mendukung nilai tukar rupiah, mengingat bagaimana The Fed menaikkan suku bunganyai,” kata Tsutomu Soma, general manager fixed income trading di SBI Securities, seperti dilansir dari Bloomberg.

“BI mungkin terpaksa menaikkan suku bunganya satu kali lagi sebelum akhir tahun ini, jika bank sentral AS kembali mengambil langkah (penaikan),” tambah Soma.

Selain rupiah, beberapa mata uang di negara Asia juga ikut terdepresiasi, kemarin. Di antaranya yen Jepang dan dolar Hong Kong yang masing-masing melemah 0,05 persen dan 0,04 persen pada pukul 18.07 WIB. Di sisi lain, won Korea Selatan dan dolar Taiwan memimpin apresiasi di antara mata uang negara Asia lainnya.

Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama terpantau menguat 0,278 poin atau 0,30 persen ke level 94,471.

Indeks dolar sebelumnya dibuka dengan kenaikan 0,070 atau 0,07 persen di level 94,263, setelah berakhir naik 0,060 poin di posisi 94,193 pada Rabu (26/9) lalu. (JPG)

Update