Jumat, 19 April 2024

Mengumpulkan Sejarah Peradaban Natuna

Berita Terkait

Pemandangan Natuna

batampos.co.id – Pusat penelitian arkeologi nasional hingga saat ini masih belum memastikan asal pasti penduduk Asli di pulau Natuna. Namun dari penemuan-penemuan cagar budaya di Natuna masih menghubungkan peradaban Asia Tenggara.

Tim peneliti pusat penelitian arkelog nasional Sony Wibisono mengatakan, adanya kerusakan cagar budaya akibat penjarahan menyebabkan sepenggal sejarah hilang. Namun dari sisa-sisa peradaban yang masih ditemukan di Natuna, ada yang diperkirakan jejak 5 ribu tahun.

Dikatakan Sony, tim peneliti juga membuat kajian terhadap cerita-cerita masyarakat, untuk memastikan cerita tersebut fiksi atau nyata. Seperti cerita Batu Sindu. Di lokasi tim menemukan bekas adanya peradaban manusia, yang usia sangat tua.

“Kami belum menemukan sisa arang di lokasi Batu Sindu, arang itu bisa diteliti kalender mundurnya. Namun sisa-sisa alat-alat yang digunakan masih ditemukan, seperti beliung yang bisa usianya sudah 5 ribu tahun lalu,” ungkap Sony saat sosialisasi rumah perabadan perbatasan di Natuna Hotel, Jumat (28/9).

Selain adanya sisa-sisa perabadan kuno sambungnya, sisa-sisa keramik dan peti mati dari kayu juga ditemukan di Desa Cemaga dan Sepempang. Peti mati tersebut bentuknya sama, seperti yang ditemukan di Malaysia maupun di Vietnam. Di Natuna ada yang ditemukan bersama keramik diabad ke-15 atau pada masa dinasti Yuan.

“Artinya di pulau Natuna, abad ke-10 sudah ada peradaan, selain adanya sisa beliung dari masa yang lebih tua. Dari serangkaian temuan-temuan ini, kami belum memastikan asal penduduk di pulau Natuna. Karena ada penggalan temuan yang hilang, dan kami masih memproses DNA dari kerangka yang ditemukan,” sebut Sony.

Dikatakan Sony, peradaban masyarakat di Natuna diharapkan menjadi bahan pendidikan oleh guru-guru di sekolah, agar sejarah Natuna tidak terlupakan oleh generasi mendatang. Dan Natuna adalah bagian dari destinasi pariwisata yang sangat menarik.

“Kalau di Dinas Pariwisata itu brandingnya laut, tapi kalau menurut kami, branding Natuna cocoknya keramik, dan itu punya nilai wisata yang tidak ternilai,” ujarnya.(arn)

Update