Jumat, 19 April 2024

Penyelundupan Narkotika Didominasi melalui Malaysia

Berita Terkait

Sekitar 30 kilogram sabu-sabu diamankan oleh BNN RI di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau. (Istimewa)

x.batampos.co.id – Kasus narkotika seakan tiada hentinya. Dari awal Oktober hingga pertengahan Oktober kasus narkotika terjadi peningkatan jumlah sebanyak 28 persen. Sebagian besar narkotika itu masuk melalui Malaysia. Rencana Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dittipid Narkoba) membuat Task Force antara Indonesia dan Malaysia kian urgen.

Direktur Dittipid Narkoba Bareskrim Brigjen Eko Daniyanto menjelaskan bahwa untuk pekan pertama Oktober jumlah kasus narkotika yang diungkap Polri se-Indonesia mencapai 642 kasus. Pada pekan kedua atau pertengahan Oktober melonjak menjadi 825 kasus.

”Ini menjadi warning,” ungkapnya.

Jumlah tersangka dalam kasus narkotika juga meningkat selama Oktober ini, dari 854 orang menjadi 1.050 tersangka. Memang bisnis haram narkotika ini dijalankan de-ngan merekrut orang banyak, dari tingkat kurir dan pengedar.

”Tapi, selalu ditargetkan untuk mendapatkan bandar atau pengendalinya,” paparnya.

Menurutnya, Polda dengan pengungkapan kasus narkotika tertinggi adalah Polda Sumatera Utara dengan 131 kasus. Hal tersebut merupakan indikasi bahwa penyelundupan narkotika didominasi oleh narkotika asal Tiong-kok yang dikirim melalui Malaysia.

”Sumut selama ini kerap memegang rekor pe-ngungkapan kasus narkotika,” ujarnya.

Apa yang perlu dilakukan untuk mencegah membanjirnya narkotika melalui Malaysia? Eko menjelaskan rencana pembentukan Task Force antara kepolisian Indonesia dan kepolisian Malaysia memang perlu segera direalisasikan.

”Ini bisa membuat penanganan kasus narkotika lebih menyeluruh,” urainya.

Selama ini pengungkapan kasus narkotika hanya berhenti di Indonesia. Padahal, narkotika ini berasal dari Tiongkok dan melewati Malaysia. Maka, Task Force ini bisa membuat penyelundupan ini berhenti.

”Kalau yang di Indonesa ditangkap, informasi diberikan ke Malaysia. Penangkapan bisa dilakukan ke bandar di Malaysia,” ujarnya.

Dengan itu, diharapkan penyelundupan narkotika ke Indonesia bisa berhenti. Sebab, bandar yang berada di Malaysia juga teringkus.

”Ini targetnya, jadi tidak hanya yang Indonesia,” papar jenderal berbintang satu tersebut.

Selain itu, lanjutnya, ada indikasi bahwa peredaran narkotika jenis ekstasi mengalami peningkatan. Menurutnya, kasus dengan barang bukti ekstasi selama ini ada di papan bawah, tapi Oktober ini ekstasi masuk dalam barang bukti terbanyak ketiga.

”Kalau ekstasi ini karakternya tempat hiburan,” jelasnya.

Dengan begitu, dia menduga saat ini permintaan terhadap ekstasi meningkat. Kemungkinan besar ekstasi ini untuk diedarkan di tempat hiburan.

”Maka, razia tempat hiburan atau pengawasannya perlu diperketat,” jelasnya. (idr/jpg)

Update