Rabu, 24 April 2024

Berbagi Terang hingga Pulau Seberang

Berita Terkait

WARGA Kelurahan Sijantung, Kecamatan Galang, Batam melintas di wilayah tersebut, Minggu (21/10) lalu. Sejak Juli lalu, warga di kelurahan ini sudah menikmati listrik dari bright PLN Batam yang menyala 24 jam penuh setiap hari. F.Yashinta/Batam Pos

Komitmen bright PLN Batam mewujudkan Batam dan Kepri terang benderang terus berlanjut. Tak hanya di pulau utama (mainland), listrik PLN Batam kini menerangi beberapa pulau penyangga (hinterland) di Batam. Bahkan terang listrik PLN Batam telah menyeberang hingga ke Bintan.

YASHINTA, batampos.co.id

SETELAH menempuh jarak sekitar 60 kilometer dengan sepeda motor, akhirnya sampai juga perjalanan dari Batam Center ke Kelurahan Sijantung, Kecamatan Galang, Batam, Minggu (21/10/2018) pagi. Dari Batam Center, lokasi Kelurahan Sijantung memang cukup jauh. Ia berada di Pulau Galang, pulau kelima yang terangkai oleh jembatan dan jalan Trans-Barelang.

Berbagai kesibukan warga Sijantung terlihat, pagi itu. Ada yang tengah bersiap membuka kedai. Ada pula yang sedang mengisi drum air dengan air yang dibeli dari truk kelililing. Satu drum besar harganya Rp 10 ribu.

Di halaman gedung kantor lurah Sijantung, belasan warga tengah sibuk kerja bakti. Ada yang membersihkan parit. Sebagian lainnya mengumpulkan sampah dan dedaunan kering untuk kemudian dibakar.

Sementara warga lainnya terlihat duduk santai di teras rumah. Mereka sedang istirahat setelah pulang melaut. Ada pula yang baru selesai beres-beres di kebun.

Seperti yang dilakukan Adam Mansur Lamen. Pagi itu ia duduk santai di teras rumahnya di RT 01 RW 01 Kelurahan Sijantung. Sesekali ia mengintip siaran di televisi yang menyala di ruang tamu rumahnya.

“Lagi santai sambil nonton TV,” kata Adam saat disapa wartawan koran ini, Minggu (21/10/2018).

Bisa menyaksikan siaran televisi di pagi hari memang menjadi hal yang baru bagi warga Sijantung. Aktivitas ini bisa dilakukan menyusul masuknya aliran listrik dari bright PLN Batam ke kelurahan itu sejak Juli 2018 lalu.

Sejak Juli itu, listrik di Sijantung tersedia selama 24 jam setiap hari. Sehingga warga bisa menggunakan listrik setiap saat, termasuk untuk nonton TV.

Menurut Adam, sebelum listrik PLN Batam masuk ke Sijantung, warga hanya bisa menikmati listrik selama enam jam dalam sehari semalam. Yakni mulai pukul 18.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB.

Listrik tersebut disuplai dari genset dari Badan Pengusahaan (BP) Batam yang dikelola warga setempat. Kondisi ini berlangsung selama bertahun-tahun.

“Kalau tidak salah sejak 2004 kami pakai genset itu,” kata pria asal Adonara, Nusa Tenggara Timur, itu.

Adam yang mengaku sudah tinggal di Sijantung sejak 1999 ini menjelaskan, dengan listrik yang hanya enam jam itu, warga harus membayar tarif yang cukup mahal. Ada dua jenis pelanggan. Yakni pelanggan 1 Ampere dan 4 Ampere.

Bagi pelanggan yang menggunakan daya 1 Ampere, mereka harus membayar iuran sebesar Rp 50 ribu per bulan. Sedangkan bagi pelanggan 4 Ampere, iurannya Rp 200 per bulan. Adam sendiri mengaku menggunakan pilihan kedua.

Padahal, genset tersebut sering mengalami gangguan. Kadang terjadi kerusakan pada mesin. Dan tak jarang genset tak bisa dihidupkan dengan alasan tidak ada bahan bakar. Kalau sudah begini, warga terpaksa kembali ke lampu minyak atau lilin. Atau bahkan rela bergelap-gelapan semalaman.

“Tapi iurannya tetap. Mau cuma menyala 20 hari dalam sebulan, atau cuma 15 hari, iurannya tetap sama,” kata Adam.

Kondisi ini akhirnya berubah drastis setelah bright PLN Batam mengalirkan strumnya ke Sijantung. Khususnya di RW 01 dan RW 02. Sejak saat itu, listrik di sana mengalir 24 jam non stop.

Ditanya soal iuran bulanan, Adam mengaku jauh lebih murah dibandingkan listrik genset. Hingga saat ini Adam mengaku sudah dua kali membayar listrik PLN Batam. Yakni untuk tagihan pemakaian bulan Agustus dan September.

“Per bulan hanya Rp 247 ribu untuk listrik yang menyala 24 jam sehari. Lebih murah jika dibandingkan dengan listrik genset yang hanya enam jam tapi bayarnya Rp 200 ribu per bulan,” kata Adam lagi.

Listrik bright PLN Batam memang sudah mengalir ke Sijantung sejak Juli lalu. Namun program elektrifikasi ke Sijantung ini baru diresmikan PLN Batam bersama Gubenur Kepri, Nurdin Basirun, pada Jumat (28/09/2018) lalu.

Saat peresmian itu, Dirut bright PLN Batam Dadan Kurniadipura menyampaikan, selain Sijantung ada dua kelurahan lain di Kecamatan Galang yang telah resmi teraliri listrik dari PLN Batam. Yakni Kelurahan Sembulang dan Rempang Cate. Kemudian Kelurahan Setokok, Kecamatan Bulang. Jumlah pelanggan di empat kelurahan itu mencapai 569 pelanggan.

Dadang mengatakan, tahun ini pihaknya memang fokus membangun jaringan dan mengalirkan listrik ke wilayah hinterland di Batam.

“Fokus di Pulau Rempang dan Galang,” kata Dadan saat meresmikan listrik di Kelurahan Sijantung, Kecamatan Galang, Jumat (28/09/2018) lalu.

Dadang menyebut, saat ini rasio kelistrikan atau elektrifikasi di Batam sudah tembus di angka 98,4 persen. Termasuk ke wilayah hinterland. Menurut Dadang, rasio tersebut merupakan yang tertinggi di wilayah Kepri.

Program listrik PLN Batam di hinterland ini akan berlanjut pada 2019 mendatang. Rencananya, bright PLN Batam akan membangun jaringan listrik di delapan wilayah. Yakni Air Naga, Kampung Kelingking, Kampung Kalat, Kampung Monggak, Kampung Pasir Panjang, Kampung Baru, dan Kampung Tanjung Cakang.

Terang di Galang dan Bulang ini bukan satu-satunya prestasi nyata bright PLN Batam. Tahun 2013 lalu bright PLN Batam telah mengalirkan strum untuk menerangi Pulau Belakangpadang. Seperti halnya warga Galang, masyarakat di Belakangpadang sebelumnya juga mengandalkan genset untuk penerangan.

Interkoneksi listrik Batam-Belakangpadang ini juga merupakan bagian dari wujud komitmen PLN Batam merangkai pulau dengan listrik. Ini merupakan hasil kerja sama dengan PT PLN (Persero) Wilayah Riau-Kepri. PLN Persero membangun jaringan kabel bawah laut. Sementara bright PLN Batam menyuplai listriknya.

Tak hanya di wilayah Batam, bright PLN Batam juga sudah mengalirkan listriknya hingga ke Pulau Bintan melalui jaringan listrik bawah laut. Listrik ke Bintan ini dipasok dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Tanjungkasam, Batam, dengan daya sebesar 70 Megawatt (MW).

Gemerlapnya prestasi elektrifikasi bright PLN Batam ini mengundang kekaguman Gubernur Kepri Nurdin Basirun. Ia mengapresiasi prestasi nyata PLN Batam dalam menerangi wilayah Kepri. Khususnya listrik ke empat kelurahan di Kecamatan Galang, Batam. Menurut Gubernur, hal ini menjadi bukti bahwa bright PLN Batam berkomitmen untuk terus melayani masyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhan akan listrik.

Gubernur menyebut, listrik saat ini telah menjadi kebutuhan dasar masyarakat selain kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Sebab tanpa listrik, aktivitas di sejumlah sektor di masyarakat tidak akan berjalan dengan baik.

“Dengan adanya listrik, ekonomi kerakyatan masyarakat akan tumbuh, pendidikan akan jalan,” ujar Nurdin saat meresmikan listrik di Kelurahan Sijantung, Jumat (28/09/2018) lalu.

Nurdin mengakui, saat ini masih banyak daerah di Kepri yang belum teraliri listrik PLN, termasuk di Batam. Besar harapan Gubernur kepada PLN Batam untuk terus meningkatkan rasio elektrifikasi di Batam dan bahkan Kepri.

Menjawab tantangan ini, Sekretaris bright PLN Batam Syamsul Bahri mengatakan, pihaknya tidak pernah keberatan. Sebab secara kemampuan, bright PLN Batam mampu menyuplai kebutuhan listrik untuk seluruh wilayah Batam, termasuk di wilayah hinterland, bahkan hingga ke kabupaten lain di Kepri.

Syamsul menyebut, dengan beberapa pembangkit yang ada, daya mampu pembangkit PLN Batam saat ini mencapai 519 MW. Sementara beban puncak pemakaian listrik di Batam-Bintan hanya 433 MW. Artinya, saat ini PLN Batam mengalami surplus daya sebesar 86 MW.

Surplus daya ini dipastikan akan bertambah karena saat ini PLN Batam tengah merampungkan proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di Tanjunguncang. Pembangkit ini diproyeksikan bisa beroperasi pada akhir tahun ini dengan kapasitas daya mencapai 190 MW.

“Sehingga dari sisi kapasitas, kami sangat mampu memenuhi kebutuhan listrik di Batam dan daerah sekitarnya,” kata Syamsul, Selasa (23/10/2018).

Hanya saja, kata Syamsul, program elektifikasi ini membutuhkan dukungan dari banyak pihak. Sebab bukan perkara mudah untuk merangkai pulau dengan listrik. Apalagi, ada beberapa pulau yang secara teknis tidak dapat dialiri listrik melalui kabel bawah laut.

“Tapi bisa dengan mengirim mesin dan sebagainya. Tergantung kebutuhan dan feasibility study-nya,” kata Syamsul. ***

Update