batampos.co.id – Jajaran Satreskrim Polresta Barelang terus mendalami kasus praktik prostisusi online homoseksual bermodus pijat di Batam. Dv, 24 yang menawarkan jasa pijat sekaligus layanan seks sesama jenis melalui media sosial masih terus didalami oleh penyidik.
Saat ditemui, Dv mengaku menyesali perbuatannya selama ini. Ia mengaku mulai ada ketertarikan sesama jenis saat bapaknya meninggal dunia saat dirinya masih duduk di bangku kelas satu SMP. Sejak saat itu, ia merasakan nyaman saat bersama dengan laki-laki.
“Aku pernah berhubungan dengan perempuan, tapi belum sempat untuk berhubungan intim. Kalau untuk filing ada tapi ada perasaan tidak nyaman ketika bersama laki-laki,” tuturnya.
Usai tamat sekolah, ia kemudian mengadu nasib di Bali. Disana, ia mulai bergabung dengan kelompok penyuka sesama jenis. Bahkan, dengan perkumpulan itu ia mulai belajar bagaimana caranya terapi pasangan sesama jenis sambil kerja bagian penjualan property.
“Sebelumnya karena orientasi seks saya sebagai gay saya menikmati. Saya menyadari punya ketertarikan pada laki-laki itu merupakan salah satu orientasi seks menyimpang. Tapi selama ini saya merasa itu yang saya rasakan,” ujarnya.
Usai dari Bali, selanjutnya ia kembali ke Batam untuk mengadu nasib. Namun, ia belum menemukan pekerjaan hingga akhirnya ia memanjakan diri sebagai pemijat pria sekaligus layanan seks sesama jenis melalui media sosial Twitter selama satu tahun belakangan ini.
“Kalau untuk tamu sudah banyak. Kadang ada juga tamu yang saya tolak karena tidak mood. Kebanyakan kalau tamu saya itu visitor yang datang dari luar atau dari Singapura,” bebernya.
Dalam melayani tamu, ia mematok tarif sebesar Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta. Dimana, uang yang didapatkannya itu akan digunakannya untuk keperluannya sehari-hari. Ia juga mengaku tidak mengetahui adanya perkumpulan gay di Batam dan selama ini hanya mejajakan diri sendiri.
“Kumpulan gay di Batam tidak tau, selama ini saya berjalan sendiri. Kalau relasi pertemanan saya juga berteman dengan orang normal banyak juga dan ada juga orang LGBT,” bebernya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Barelang AKP Andri Kurniawan mengatakan bahwa sejauh ini pihaknya masih dalami beberapa akun media sosial yang berhubungan dengan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT). Namun, dari beberapa akun yang telah mereka dalami, pemilik akun hanya menjual dirinya sendiri.
“Dari hasil yang kita temukan, memang ada beberapa akun yang akun asli dan ada juga akun tidak asli. Yang mana akun asli ini sudah kita amankan dan dia hanya untuk konsumsi dirinya pribadi,” ujarnya.
Selain itu, sejauh ini Tim Patroli Cyber Patrol belum memukan adanya akun LGBT untuk kelompok pelajar meski pihaknya sudah mendapatkn informasi akun LGBT kelompok pelajar. Atas informasi tersebut, Tim Patroli Cyber akan mendalami lebih mendalam lagi setiap informasi yang diterimanya.
“Memang menjadi tugas rutin kita dari Tim Cyber Patrol. Selain melihat situasi Kamtibmas di Batam juga melakukan patroli Cyber media sosial yang ada di Batam khususnya di Facebook, Twitter maupun Instagram,” tegasnya. (gie)