Jumat, 29 Maret 2024

TPA Punggur Minim Alat Berat

Berita Terkait

TPA punggur.
F Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id – Pembuangan sampah masyarakat Kota Batam ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Telaga Punggur belum maksimal karena minimnya alat berat. Hal ini diungkapkan Ruslan dari pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam. Ia mengeluhkan terkendalanya pemrosesan akhir sampah TPA Punggur.

“Kalau dibilang overload, memang benar. Bisa dibayangkan kalau petugas harus melayani sampah perhari yang mencapai 1.000 ton,” katanya, Kamis (1/11/2018).

Diakui Ruslan, sering terganggu proses penimbunan atau pengurukan tanah yang disebabkan minimnya peralatan yang dibutuhkan. Saat ini hanya ada satu buah buldozer dan satu unit alat berat jenis beko. Minimnya peralatan tersebut banyak menimbulkan kendala dalam memaksimalkan pelayanan sampah di TPA.

“Sementara luas TPA mencapai 23 hektare dengan sampah kurang lebih 1.000 ton setiap hari,” tuturnya.

DPRD Batam menggelar sidak di TPA Punggur menyebutkan, tiap harinya ada sekitar 120 lori armada yang melakukan dumping pembuangan sampah.

“Memang alatnya terbatas, kita dengar dari pegawai disana, rata-rata DLH menjemput sampah masyarakat 4 trip setiap harinya,” kata Amintas, anggota DPRD Batam.

Minimnya alat berat di TPA Punggur, lanjutnya, menjadi masalah tersendiri bagi Pemko Batam. Apalagi TPA Punggur menjadi satu-satu tempat pembuangan sampah masyarakat Batam.

“Kalau salah satu alat ini rusak maka dipastikan pelayanan persampahan di Kota Batam akan menjadi terganggu,” sebut Amintas.

Ia berharap pemerintah daerah lebih memperhatikan keberadaan alat berat tersebut. Salah satunya dengan menganggarkan pengadaan atau penambahan alat berat.

“Proses dumping itu harus mengikuti aturan yang ditetapkan. Truk pengakut sampah akan terganggu jika dozer pendorong sampah rusak,” ucapnya.

Amintas menambahkan, terkait apa yang disampaikan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terkait adanya 53 armada pengakut sampah rusak, hal itu benar adanya. Karena dari sidak juga diketahui, banyak mobil operasional pengakut sampah perlu perbaikan, perawatan dan bahkan perlu diganti dengan armada baru.

“Oleh karena itu ketika DLH mengajukan tambahan biaya perawatan kendaraan operasional sampah, maka perlu anggaran yang prima. Tanpa alat penunjang pelayanan persampahan tak akan maksimal,” tuturnya.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan komisi III, DLH juga menyebutkan banyak bin kontainer sampah yang rusak dan tidak berfungsi. Hal ini tentu tidak diterima mentah oleh legislatif, namun setelah di kroscek di lapangan hal ini juga benar adanya. Sehingga kerusakan-kerusakan ini menyebabkan pengelolaan sampah menjadi terganggu.

“Makanya wajar DLH mengajukan tambahan anggaran,” jelasnya. (rng)

Update