batampos.co.id – Total 16 orang awak kapal Nelayan KM Bintang Jasa asal Aceh ditahan oleh Kantor Kepolisian Kota Kawthaung, Provinsi Tanintharyi di selatan Myanmar setelah disergap oleh Patroli Angkatan Laut Myanmar pada Rabu (7/11) lalu.
KBRI Yangon yang menerima informasi tersebut segera mengirimkan tim beranggota-kan 3 orang yakni 1 orang diplomat dan 2 orang staf lokal dari Ibukota Myanmar Yangon ke Kawthaung. Namun, tim menemui kendala karena penerbangan ke Kawthaung penuh karena sedang peak season.
“Akhirnya kami menempuh jalur darat. Jarak Yangon-Kawthaung sekitar 850 kilometer,” kata Dubes Indonesia untuk Myanmar Iza Fadri, Sabtu (10/11).
Iza mengatakan, tim melaporkan mereka telah sampai di Kawthaung tadi malam (10/11). Hari ini, mereka akan bergerak menuju kantor kepolisian dimana 15 dari total 16 ABK diperkirakan sedang ditahan.
Iza mengatakan, para nelayan tersebut kedapatan memasuki perairan Myanmar tanpa izin. Kemungkinan ada permasalahan dengan imigrasi. Namun Iza belum bisa memastikan apa tujuannya. Kebetulan saat itu sedang ada patroli Angkatan laut Myanmar sehigga mereka disergap dan dibawa ke Kawthaung. AL kemudian menyerahkan mereka ke Kantor Kepolisian untuk diproses.
Melalui kontak radio terak-hir sempat terdengar suara letusan senjata sebelum putus kontak. Iza belum bisa mengkonfirmasi. Namun ia mengatakan bisa jadi itu adalah tembakan peringatan dari AL Myanmar saat mereka mendekat.
Dari 16 awak kapal, 1 orang dipastikan telah meninggal. Namun Iza juga belum menerima laporan siapa namanya. Informasi sementara, ke 16 kru mencebur ke laut saat tentara AL Myanmar mendekati mereka.
“Mungkin karena takut, jadi nyebur nah 1 orang yang meninggal ini katanya tidak bisa berenang,” kata Iza. Korban meninggal ini diketahui sudah dikuburkan di Kawthaung.
Ia mengatakan, KBRI Yangon telah melakukan komunikasi dengan Kepala Polair Kawthaung, yang membenarkan penahanan kapal dan awaknya namun belum memberikan informasi secara detail. KBRI juga telah melakukan koordinasi dengan pihak Kepolisian Laut Myanmar dan Kementerian Luar Negeri Myanmar untuk mendapatkan akses kekonsuleran. Pada Jumat (9/11) KBRI telah menyampaikan nota verbal ke Kemlu Myanmar.
Sambil menunggu konfirmasi dari Kemlu Myanmar, KBRI Yangon menugaskan tim untuk mencari informasi ke kantor Kepolisian kota Kawthaung melalui jalan darat. Perjalan ditempuh sekitar 21 jam.(tau/jpg)