Rabu, 24 April 2024

Mengirim Gas Alam, Mendorong Investasi di Bumi Berazam

Berita Terkait

Komitmen PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) menyebarkan energi baik di wilayah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terus berlanjut. Setelah Batam dan Bintan, PGN melalui anak usahanya PT Gagas Energi Indonesia (Gagas), mendistribusikan gas alam untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Bumi Berazam, Kabupaten Karimun.

SUPARMAN, Batam

Sebuah truk berukuran besar keluar dari area Mother Station milik PT PGN di Batam Center, Batam, Kepri, awal Maret 2018 lalu. Menarik gas transport module (GTM) ukuran 20 ft yang berisi 2.200 m3 Compressed Natural Gas (CNG), truk tersebut kemudian bergerak lambat menuju pelabuhan roll-on roll-off (Roro) Sekupang, Batam.

Tiba di Pelabuhan Roro Sekupang, GTM dipindahkan ke kapal pendarat tank (landing craft tank/LCT) yang selanjutnya berlayar menuju Pelabuhan Roro Tanjungbalai Karimun. Perjalanan CNG ini berakhir di Parit Rampak, Pulau Karimun Besar, Kabupaten Karimun, Kepri. Di sana ada pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) yang dikelola PT Karimun Power Plant (KPP) yang sudah menanti.

Pendistribusian gas alam hingga ke Karimun ini merupakan salah satu upaya PGN Grup dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di kabupaten yang dijuluki Bumi Berazam tersebut.

“Sebagai perusahaan milik negara, sudah menjadi tanggung jawab kami untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah, terutama daerah yang potensial mendatangkan investasi,” kata Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama, dalam rilisnya kepada Batam Pos, Selasa (13/03/2018) lalu.

Petugas mengecek tabung Compressed Natural gas (CNG) yang dikirim PT Gagas saat tiba di Pelabuhan Parit Rampak, Kabupaten Karimun, beberapa waktu lalu. F.Suparman-Batam Pos

Rachmat menyebutkan, pasokan gas alam dari PT Gagas Energi Indonesia (Gagas) ini untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar PLTG yang dikelola oleh PT Karimun Power Plant (KPP). Pembangkit ini nantinya akan memasok listrik ke beberapa pelanggan, khususnya pelanggan industri di Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Zone/FTZ) Zona II di Meral, Karimun.

Selain lebih hemat, kata Rachmat, bahan bakar dari gas alam yang sudah terkompresi (CNG) ini juga ramah lingkungan. Tentunya hal ini akan menjadi harapan baru dan angin surga bagi industri yang sudah beroperasi di Pulau Karimun. Sebab, selama ini kebutuhan listrik untuk industri sebagian besar masih menggunakan genset tenaga diesel milik masing-masing industri.

Tak hanya menjadi harapan baru bagi industri yang sudah beroperasi, kehadiran pembangkit listrik berbahan bakar CNG ini juga menjadi daya pikat tersendiri bagi calon investor yang tengah menjajaki potensi investasi di Karimun. Sebab keandalan pasokan listrik dan biaya yang efisien akan menjadi salah satu pertimbangan utama investor.

“Investor yang menanamkan modal di Karimun bisa menekan ongkos produksi karena efisiensi dari biaya energi,” ujar Rachmat.

Sementara bagi PGN Grup sendiri, penyaluran CNG hingga ke wilayah kepulauan ini menjadi nilai tambah. Sebab selama ini PGN lebih banyak menyalurkan gas bumi melalui pipa saja. Menurut Rachmat, misi PGN Grup sebagai penyalur energi baik hingga ke wilayah pelosok bisa terealisasi melalui produk CNG dan LNG.

“Sehingga PGN turut berkontribusi terhadap ketersediaan listrik di daerah,” ujar Rachmat.

Area Head PGN Gagas Batam Angga Sumarno menjelaskan, pengiriman CNG awal Maret itu merupakan penyaluran perdana dari PT Gagas untuk KPP di Karimun. Selanjutnya pengiriman akan dilakukan setiap saat sesuai dengan permintaan dan kebutuhan KPP.

Petugas bersiap memindahkan CNG ke kapal landing craft tank atau LCT di Pelabuhan Roro Sekupang, Batam, untuk dikirim ke Karimun, beberapa waktu lalu. F. PT Gagas untuk Batam Pos

Sesuai perkiraan, kata Angga, proyeksi volume gas yang akan disalurkan ke KPP sebanyak 0,5 BBTUD di tahun pertama atau sepanjang 2018 ini. Kemudian di tahun kedua akan meningkat menjadi 0,8 BBTUD, lalu naik menjadi 1 BBTUD pada tahun berikutnya.

“Jadwal pengiriman CNG adalah sehari sekali menyesuaikan kebutuhan pembangkit listrik,” kata Angga, Sabtu (8/9) lalu.

Angga kemudian menceritakan, CNG tersebut diproduksi di Mother Station PGN Gagas yang berada di Batam. Distribusi gas alam ke Karimun ini merupakan bukti komitmen Gagas dalam menyalurkan energi baik, tidak saja di daerah yang dilalui pipa gas seperti Batam, tetapi juga ke pelosok dan wilayah kepulauan.

“Supaya pemanfaatan energi baik ini bisa merata ke seluruh negeri,” kata Angga.

Angga mengakui, sejauh ini penyaluran CNG ke Karimun memang masih fokus ke KPP saja. Namun pihaknya terus menjajaki potensi pemanfaatan gas bumi di Karimun. Sehingga ke depan penyaluran gas alam di Bumi Berazam bisa merambah ke sektor lain selain pembangkit listrik.

Sebab, kata Angga, berdasarkan realisasi penyaluran di Pulau Batam, CNG tidak hanya dimanfaatkan oleh sektor pembangkit listrik, tetapi juga sektor industri, transportasi, dan sektor komersial seperti hotel, restoran, dan kafe.

“Karena gas alam ini terbukti jauh lebih ramah lingkungan dan lebih efisien jika dibandingkan bahan bakar lain. Selain itu gas alam juga dapat lebih menjaga keandalan kinerja mesin pembangkit,” terang Angga.

Pembangkit KPP ini dioperasikan oleh PT Widar Mandripa Nusantara (Widar) yang merupakan anak usaha PT Gagas. Untuk tahap awal, KPP mampu memproduksi strum sebesar 5 Megawatt (MW). Secara bertahap produksi listrik KPP akan terus bertambah sesuai permintaan konsumen hingga kapasitas maksimal sebesar 70 MW.

“Pencapaian ini adalah perwujudan dari komitmen kami untuk terus menyebarkan energi baik ke seluruh wilayah di Indonesia, termasuk wilayah kepualauan,” kata Direktur Utama PT Widar, Rizal Wibisono, saat peresmian operasional PT KPP, beberapa waktu lalu.

Rizal yakin, penambahan daya listrik oleh PT Widar-KPP ini akan memberi kemudahan bagi pelaku industri di Karimun yang selama ini masih menggunakan mesin genset diesel milik industri masing-masing.

“Dengan adanya listrik yang dipasok PT Widar melalui KPP ini sekaligus membantu industri setempat untuk melakukan efisiensi energi,” ujar Rizal.

Daya Tarik Investasi

Kehadiran gas alam berbentuk CNG ini disambut gembira Badan Pengusahaan (BP) Karimun selaku pengelola kawasan FTZ di Bumi Berazam, Karimun. Pasokan gas alam untuk sektor pembangkit listrik ini bisa mendongkrak daya saing kawasan FTZ Karimun sebagai daerah tujuan investasi. Sehingga perekonomian di Bumi Berazam juga bisa terus didorong untuk tumbuh.

“Karena kebutuhan listrik merupakan hal yang vital bagi sektor industri. Gas alam ini memberikan jawaban sekaligus jaminan akan keandalan energi listrik di kawasan industri Karimun,” kata Sekretaris BP Kawasan Karimun, M Iqbal, Kamis (13/09/2018).

Kata Iqbal, pasokan gas alam untuk pembangkit listrik ini akan menambah daya tarik investasi di Karimun, khususnya di zona II FTZ Karimun. Pemanfaatan gas alam, kata Iqbal, akan melengkapi sarana dan fasilitas yang telah disiapkan BP Karimun guna menarik investasi masuk, baik dari dalam maupun luar negeri.

Baru-baru ini, BP Karimun meresmikan jalan menuju kawasan FTZ Karimun Zona II di Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun. Peresmian jalan sepanjang 700 meter dan lebar 15 meter itu dihadiri langsung Gubernur Kepri yang juga Ketua Dewan Kawasan FTZ Batam, Bintan, Karimun (BBK) Nurdin Basirun, Minggu (18/03/2018) lalu.

Dengan kelengkapan sarana dan fasilitas yang ada, Iqbal yakin investasi di kawasan FTZ Karimun Zona II akan terus meningkat. Apalagi, sebagai kawasan perdagangan bebas, FTZ Karimun tentu menawarkan beragam kemudahan dan insentif fiskal yang mampu memikat para penanam modal.

“Memang saat ini kawasan itu belum begitu berkembang, tapi ke depan saya yakin investasi di FTZ Karimun Zona II akan terus tumbuh,” kata Iqbal dengan nada optimistis.

Hal senada disampaikan Kepala BP Kawasan Karimun Cendra Nawazir. Cendra mengakui, saat ini pertumbuhan investasi di kawasan FTZ Karimun, khususnya di zona dua.

“Sekarang memang lagi slow,” kata Cendra, Senin (15/10/2018) lalu.

Meski begitu, kata Cendra, kehadiran pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) ini menjadi harapan baru bagi pelaku industri, investor, dan calon investor di Karimun. Sebab dengan PLTG ini, pasokan listrik akan lebih terjamin dan biayanya tentu akan lebih murah.

Sebelumnya, kata Cendra, listrik di kawasan industri Karimun mengandalkan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Selain keandalannya yang tidak terjamin, listrik dari PLTD ini lebih mahal.

“Dan tentunya tidak ramah lingkungan,” kata Cendra.

Meski pertumbuhannya melambat, Cendra menyebut saat ini sudah ada beberapa investor yang menyambut positif kehadiran PLTG di Zona II FTZ Karimun. Di antaranya PT Oiltanking yang sudah mulai membangun usahanya di Teluk Paku, Meral, Karimun.

Kemudian ada juga beberapa industri galangan kapal yang selama ini beroperasi di Kawasan FTZ Zona I Karimun berencana melakukan ekspansi ke zona II.

“Artinya kehadiran listrik dari pembangkit gas bumi ini memberi dampak yang sangat positif bagi dunia investasi di Bumi Berazam ini,” kata Cendra.

PGN Jamin Kelangsungan Pasokan Gas

Sementara PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) menjamin pasokan gas ke Batam, Kepulauan Riau. Kepastian ini menyusul ditandatanganinya perpanjangan kontrak dengan ConocoPhillips Indonesia Grissik Ltd (CPGL) pada awal September 2018 lalu.

Sekretaris Perusahaan PT PGN Rachmat Hutama mengungkapkan pasokan gas bumi dari CPGL sebesar 30 BBTUD tersebut berdasarkan surat keputusan Menteri ESDM No 7896/13/DJM.E/2019 yang dikeluarkan pada 10 September 2018.

Gas sebanyak 30 BBTUD itu akan disalurkan kepada pelanggan industri, komersial, UMKM hingga rumah tangga dan SPBG di wilayah Batam. Termasuk yang kemudian diolah menjadi CNG dan dikirim ke Karimun.

“Suplai gas tersebut sepenuhnya untuk pelanggan industri, komersial, hingga rumah tangga dan SPBG di Batam,” kata Rachmat dalam rilisnya kepada Batam Pos, Kamis (27/9/2018).

Sebelumnya, pasokan gas bumi dari ConocoPhillips sepenuhnya diberikan kepada PGN untuk memenuhi kebutuhan gas bumi di Batam termasuk ke sektor kelistrikan. Kemudian, atas permintaan PLN ke Menteri ESDM, mulai minggu pertama bulan Oktober 2018 diputuskan, pasokan gas dari Conocophillips sebesar 40 BBTUD untuk sektor kelistrikan diberikan langsung ke PLN tanpa melalui infrastruktur pipa gas bumi PGN.

Rachmat menjelaskan, dengan kehandalan dan komitmen pengembangan infrastruktur gas bumi PGN khususnya di Batam, industri dan pelanggan PGN lainnya di wilayah Batam akan mendapatkan jaminan kelangsungan pasokan gas bumi melalui infrastruktur jaringan pipa gas yang handal. Karena PGN berkomitmen menyerap seluruh pasokan gas sebesar 30 BBTUD dari ConocoPhillips itu.

Rachmat menambahkan, saat ini PGN telah memasok gas bumi ke 4.842 pelanggan di wilayah Batam. Pelanggan tersebut terdiri atas 93 industri dan komersial, 29 pelanggan kecil, 4.720 pelanggan rumah tangga.

Di sisi lain pengoperasian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) yang dioperasikan oleh Anak Usaha PGN yakni PT Gagas Energi Indonesia di Batam adalah bentuk nyata keberpihakan PGN untuk meningkatkan roda perekonomian di Batam dan Kepri secara umum dengan penyediaan gas bumi.

Hingga saat ini, pipa gas bumi yang dimiliki dan dioperasikan PGN di Batam sepanjang 223,57 kilometer (km). Selain jargas, PGN juga telah membangun pipa distribusi gas bumi di kawasan Nagoya, Batam, sepanjang 18,3 km.

“PGN akan terus berkomitmen memperluas jaringan infrastruktur gas bumi di berbagai daerah, termasuk di Batam dam Kepri, sehingga pelanggan mendapatkan jaminan suplai gas bumi yang lebih efisien dan ramah lingkungan dari PGN,” kata Rachmat. ***

Update