Jumat, 29 Maret 2024

Jebakan Tikus Berlistrik Menewaskan Petani

Berita Terkait

batampos.co.id – Seorang petani, Kadi berusia 58 tahun tewas terjengat jebakan tikus berlistrik yang dia pasang sendiri. Jebakan tikus itu dipasang di persawahan Desa Tambakromo, Kecamatan Padas, Ngawi.

Kejadian itu terjadi sekitar pukul 06.00 WIB, Rabu (14/11/2018). Dari pemeriksaan sejumlah saksi diketahui, saat itu korban hendak mematikan arus listrik penjebak tikus di sawah. kematian Kadi adalah akibat tersengat listrik dari jebakan tikusnya sendiri. Hal ini dilihat dari luka bakar menggaris pada perut sebelah kanan sampai ke kemaluan.

Menanggapi kejadian tersebut, Deddy Ruswansyah Kasubdit Pengendalian OPT Serealia Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan penggunaan jebakan yang dimodifakasi aliran listrik tidak diperbolehkan karena membahayakan bagi petani dan masyarakat.

“Penggunaan jebakan tikus berlistrik tidak diperbolehkan karena berpotensi membahayakan petani, masyarakat sekitar, dan hewan ternak. Selain itu, jebakan ini juga tidak terlalu efektif untuk mengendalikan tikus,” kata Deddy saat dihubungi INDOPOS (grup batampos.co.id) di Jakarta, Kamis (15/11).

Selain itu, Deddy mengatakan pihaknya telah mengimbau kepada petani untuk tidak lagi memakai jebakan yang sepeti itu.

“Kami telah mengimbau kepada petani untuk tidak menggunakan jebakan jenis ini karena di beberapa daerah telah terjadi kecelakaan yang mengakibatkan petani meninggal,” ujarnya.

Kami sarankan cara yang efektif, lanjut Deddy untuk seluruh petani gunakanlah alat yang sewajarnya untuk membersihkan hama, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

“Pengendalian tikus yang paling efektif adalah pengendalian yang dilakukan pada saat sebelum tanam (pra-tanam) melalui gropyokan secara bersama-sama dalam areal yang luas. Alat yang digunakan dapat beraneka ragam tergantung ketersediaan yang dimiliki oleh petani, seperti jaring, kayu, emposan,” ucapnya

Sekedar informasi,gropyokan adalah gerakan pengendalian tikus yang dilakukan secara bersama-sama (massal) dengan memburu tikus pada lubang-lubang persembunyian yang berada di pematang sawah, sepanjang saluran irigasi, rel kereta, atau di tempat-tempat yang diduga sebagai tempat persembunyian (tempat tinggal) tikus. Untuk mempermudah proses pemburuan tikus, gropyokan dapat dipadukan dengan pengemposan menggunakan belerang. (cr-1/jpg)

Update