Senin, 27 Mei 2024

SPBU Satu Harga Hadir di Lingga

Berita Terkait

Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko melakukan peletakan batu pertama pembangunan museum PT Timah, Rabu (21/11).
F. HUMAS PEMKAB LINGGA Untuk BATAM POS

batampos.co.id – Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko didaulat meletakkan batu pertama dimulainya pembangunan Singkep Business Center (SBC), Rabu (21/11). Di hari yang sama mantan Panglima TNI ini juga melakukan pe-nandatanganan Tugu Museum Timah, serta meresmikan pengoperasian Stasiun Pengi-sian Bahan Bakar Umum (SPBU) Satu Harga.

”BBM Satu Harga adalah salah satu kebijakan yang dicanangkan oleh pemerintahan Jokowi-JK,” ujar Moeldoko, kemarin.

Kebijakan tersebut bertujuan untuk memastikan masyarakat di berbagai daerah dapat merasakan kemudahan yang selama ini dinikmati masyarakat perkotaan.

Dengan adanya BBM satu harga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas masyarakat dalam berbagai bidang.

Menurut Bupati Lingga Alias Wello, kebijakan ini dinilai baik karena berimbas akan rantai produksi yang lebih murah. Dalam empat tahun pemerintahan Jokowi-JK sudah menargetkan realisasi program Indonesia satu harga BBM di 62 titik, dimana pada wila­yah-wilayah tersebut harga BBM sebelumnya berkisar Rp 8.000 hingga Rp 10 ribu per liter.
Alias Wello menambahkan, SPBU Satu Harga itu satu-satunya SPBU yang ada setelah 15 tahun Kabupaten Lingga berdiri. Sebelumnya, masyarakat membeli BBM eceran dengan harga yang relatif mahal.

“Selain mahal, kualitas BBM-nya juga di bawah standar,” ujar Awe, sapaan akrab Alias Welo.

Soal Tugu Museum Timah, Lokasi pembangunan merupakan implasemen eks PT Timah. Lokasi itu sengaja digunakan untuk museum sebagai kenangan bahwa per-tambangan timah tertua pernah ada di Lingga.

Pemkab Lingga sendiri masih mengantongi dokumentasi yang berkaitan dengan pertambangan dan kejayaan PT Timah di Lingga pada masa lalu.

Dalam rangkaian acara tersebut, masyarakat juga menyaksikan penandatanganan momerandum of understanding (MoU) antara Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan konsorsium Tiongkok untuk mengembangkan tambak udang lengkap dengan pabriknya.

Dalam kerja sama itu, akan dibangun cluster hulu di tiga kabupaten, yaitu Indragiri Hilir, Tanjung Jabung, dan Lingga.

Pada kesempatan itu juga, Moeldoko mewakili pemerintah pusat menyampaikan permohonan maaf karena sudah menunda kunjungan ke Lingga yang seharusnya dijadwalkan Oktober lalu.

Dalam kunjungannya itu, Moeldoko juga menghadiri serta membuka beberapa kegiatan yang ada di Kabupaten Bunda Tanah Melayu. Antaranya, menghadiri rapat kerja nasional Koaliasi Kabupaten Pengahasil Kelapa (Kopek), selanjutnya membuka Festival Kelapa Indonesia kedua di Kabupaten Lingga.

Festival Kelapa Indonesia ke-2 yang dibuka Moeldoko bertambah meriah setelah sejumlah pertunjukan digelar secara massal di lapangan Merdeka Dabo Singkep. Pertama dibuka dengan tari persembahan dan dilanjutkan dengan sejumlah atraksi para model menggenakan busana berbahan sabut kelapa.

Festival Kelapa Indonesia kedua ini, tidak hanya selesai dalam satu hari namun kemeriahan berlanjut hingga tiga hari kedepan sejak dibukanya kegiatan akbar tersebut.

Tanah lapangan Merdeka Dabo Singkep ramai dengan sejumlah stan pameran dari berbagai kalangan dengan mempertontonkan barang dan makanan andalan mereka.
Sejumlah produk olahan dari berbagai bahan kelapa tak ketinggalan dipamerkan dalam kesempatan tersebut. Ada sofa dari sabut kelapa, piring dari batok kelapa, manpan, tempatan aspal dan barang lainnya yang terbukti dari batok kelapa.

Keseluruhan barang pameran terlihat bagus dan memiliki nilai jual yang cukup tinggi.
Sedangkan di panggung utama festival disuguhkan sejumlah tari dan alunan live musik diperuntukkan bagi masyarakat untuk menambah kemeriahan malam festival Kelapa Indonesia ke dua di Bunda Tanah Melayu.

Di kesempatan tersebut, Moeldoko juga memperi-ngatkan daerah dan negara tidak bisa dibangun berdasarkan resources based saja. Namun harus beralih ke know-ledge based. Sehingga negara akan mempunyai daya tahan yang lama.

“Dengan knowledge dan skill based, pertumbuhan negara dan daerah akan bertahan lama. Kita tidak bisa mengan-dalkan sumber daya alam yang terbatas, karena jika itu habis kita tidak bisa apa-apa,” tutur Moeldoko. (wsa)

Update