Jumat, 19 April 2024

Momen Kebangkitan Industri Manufaktur

Berita Terkait

batampos.co.id – Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok sangat menguntungkan Batam. Terbaru, perusahaan pembuah  iPhone, Pegatron menyatakan akan hijrah ke Batam. Dan selain Pegatron ternyata sudah ada beberapa perusahaan yang hampir pasti masuk ke batam. Dan menurut perngusaha, tahun 2019 mendatang bisa jadi tahun kebangkitan industri di Batam.

“Jadi sebenarnya masih banyak potensi perusahaan dari Tiongkok yang bisa kita datangkan ke Batam. Nah di sinilah peran aktif pemerintah untuk mendatangkan mereka ke Batam,” kata Plt Ketua Apindo Batam, Rafki, Rabu (12/12).

Rafki mengatakan, rencana masuknya Pegatron harusnya menjadi awal kebangkitan industri manufaktur di Batam. Saat ini ada beberapa perusahaan elektronik yang sudah berniat untuk menanamkan modalnya di Batam.

“Perang dagang antara Amerika dan Tiongkok ini sudah sejak Juli lalu. tetapi kenapa hanya ke Malaysia dan Vietnam yang banyak masuk. Ini harus menjadi pekerjaan kita semua,’ katanya.

Menurutnya, saat ini pemerintah bersama pengusaha harus sama-sama meyakinkan calon investor untuk masuk ke Batam. Caranya adalah dengan menjanjikan pengurusan izin yang singkat dan investasi yang aman dan nyaman.

“Bagaimana kita meyakikan investor bahwa di Batam itu aman dan nyaman. Termasuk izin yang mudah dan murah. Itu yang paling penting bagi pengusaha. Karena saya dengar setelah pegatron masih ada beberapa perusahaan lain yang ingin ke Batam,” katanya.

Menurut Rafki, rencana masuknya Pegatron harus bisa menjadi acuan Batam untuk mendatangkan PMA lainnya. Di mana nanti management Pegatron akan bercerita kepada temannya di Tiongkok mengenai kemudahan berinvestasi di Batam.

“Kalau Pegatron ini berhasil dan merasakan mudahnya berinvestasi di Batam, maka akan lebih mudah menjaring investor lainnya. Kita tegaskan lagi, bahwa pemerintah harus lebih pro aktif ke sana,” katanya.

Sementara itu, anggota komisi I DPRD Batam, Tumbur M Sihaloho mengatakan, perang dagang Amerika dan Tiongkok memang harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Banyak bidang industri yang berpeluang untuk didatangkan ke Batam mulai dari lektronik, permesinan, turbin, alat berat dan sebagainya.

“Caranya adalah dengan meyakinkan Tiongkok bahwa iklim investasi di Batam itu sangat kondusif. Tetapi yang terjadi sejak ada perang dagang ini, investor masuk ke Malasysia dan Vietnam,” katanya.

Ia berharap pemerintah harus meyakinkan Pegatron, yang sudah berencana investasi di Batam. Dengan demikian nantinya pihak Pegatron akan bercerita ke investor di Tiongkok mengenai Batam.

“Kalau investor yang masuk kita layani dengan baik, maka mereka akan bercerita ke pengusaha lainnya. Makanya harus diberikan yang terbaik terutama masalah perizinan,” katanya.

Sebelumnya, Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pinti (PTSP) Badan Pengusahaan (BP) Batam Ady Soegiharto menilai perang dagang ini tidak akan mengganggu stabilitas ekonomi di Batam dan negara tetangga. Sebaliknya, situasi ini malah menguntungkan pada beberapa sisi.

“Barang-barang dari Cina akan diekspor ke negara lain untuk kemudian diekspor ke Amerika,” ucapnya.

Kondisi ini, kata Ady, secara tidak langsung akan meningkatkan kegiatan ekspor bagi negara yang pintar memanfaatkan situasi ini. Di sisi lain, ia sependapat dengan pengusaha kawasan industri terkait menggenjot ekspor dari Batam keluar negeri. (ian)

Update