Kamis, 18 April 2024

Pemerintah Dorong Digitalisasi Pasar Tradisional

Berita Terkait

ilustrasi

batampos.co.id – Pemerintah­ berkomitmen untuk memper­cepat upaya digitalisasi terhadap pasar tradisional yang ada di berbagai daerah. Upaya tersebut dilakukan demi menjaga daya saing pasar rakyat di tengah masuknya perdagangan digital yang mulai banyak digemari masyarakat.

Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) Tahun 2018 di Hotel Arya Duta, Jakarta, kemarin (12/12). Jokowi menilai, sudah sewajarnya pasar tradisional untuk turut memanfaatkan teknologi.

Dengan memanfaatkan tek­no­­logi seperti aplikasi jual-bel­i daring misalnya, konsumen yang biasa berbelanja di pasar tradisional akan mendapat kemudahan dengan bertransaksi melalui aplikasi.

“Kalau tersambung, semua produk yang ada di pasar bisa lang-sung dipesan dan sampai ke rumah dalam waktu tidak lebih dari 30 menit,” tuturnya.

Oleh karenanya, Jokowi menginstruksikan Menteri Perdagangan dan Menteri Komunikasi dan Informatika untuk membangun ekosistem yang bisa mempertemukan keunggulan teknologi dengan pasar. Misalnya dengan mendorong dan melatih para pengelola pasar menyediakan pilihan metode pembayaran nontunai bagi para pelanggan.

Presiden meyakini, jika hal itu terealisasikan, pasar tradisional bisa bersaing. Pasalnya, berdasarkan hasil pantauannya di lapangan, harga komoditas di pasar jauh lebih murah dibandingkan dengan produk supermarket.

“Hanya memang manajemennya perlu kita perbaiki bersama-sama,” tandasnya.

Meski demikian, bukan berarti skema offline ditinggalkan. Sebaliknya, offline juga ditingkatkan. Caranya dengan melakukan revitalisasi terhadap pasar rakyat. Yakni dengan menata dan membangun pasar yang bersih, tidak bau, dan tertata.

“Saya kira memang konsumen menghendaki yang seperti itu,” tuturnya.

Di era kepemimpinannya, kata dia, sampai 2017 saja sudah bangun 2.660 pasar di seluruh Tanah Air. Di 2018, dibangun sekitar 1.500. Belum lagi pasar di desa yang telah dibangun 6.500 pasar.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, membangun pasar modern sangat mungkin dilakukan. Saat ini sendiri, sudah mulai tumbuh kebiasaan pembayaran secara nontunai. Meskipun baru di beberapa toko saja. Jika dilatih, dia yakin bisa diterapkan oleh pedagang lainnya.

Bahkan, lanjutnya, di Pontianak, sudah ada contoh pasar yang mulai menyediakan aplikasi untuk menginformasikan harga komoditas secara real time.

”Setiap pagi keluar harga komoditi, pedagangnya, di pasar mana,” ujarnya.

Enggar mengatakan, dirinya sudah meminta kepada pemerintah kota Pontianak untuk bisa diadopsi dan ditularkan ke pemerintah daerah lainnya. Saat ini, proses penyebaran ke daerah sudah mulai berlangsung.(far/jpg)

Update