Jumat, 19 April 2024

Perairan Batam Disandari Kapal Tanker Singapura

Berita Terkait

batampos.co.id – Kapal Ocean Explorer akhirnya berlabuh di Pelabuhan Batuampar, Batam, Senin (17/12). Kapal milik Ocean Tanker dari Singapura ini akan menjadi pusat kegiatan bongkar muat kapal ke kapal (ship to ship, red) di tengah laut pertama di perairan di Batam.

”Sejak lama, perairan di depan mata kita punya potensi luar biasa tak termanfaatkan. Maka dengan kehadiran kapal ini, maka proses alih muat kapal akan kita mulai,” kata Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam Lukita Dinarsyah Tuwo di Pelabuhan Batuampar.

Ada tiga pihak yang terlibat dalam kegiatan alih muat kapal ini, yakni PT Agra Telaga Kajayan (ATK) yang berperan sebagai investor. Kemudian Ocean Tanker yang memiliki kapal dan BP Batam sebagai pemilik wilayah perairan.

Kapal Ocean Explorer ini menempati salah satu dari dua titik koordinat yang ditetapkan BP Batam sebagai lokasi alih muat kapal dan floating storage unit (FSU) atau pom bensin terapung.

Kapal ini merupakan kapal oil tanker dengan panjang mencapai 245 meter dan lebar 42 meter. BP sendiri menerima pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dari jasa labuh kapal Ocean Explorer di perairan Batam.

Menurut Lukita, potensi perairan di Batam yang termasuk wilayah dari Selat Malaka sangat sayang kalau disia-siakan. Apalagi posisi Batam yang strategis seperti berada di tepi jalan besar se-perti Selat Malaka.

”Selat Malaka ini merupakan chop point terbesar kedua setelah Selat Hormuz di Arab sebagai lintasan kapal tanker. Di selat sepanjang 890 kilometer ini dilintasi 70 ribu kapal per tahun atau 200 kapal tiap hari. Dan sebagian besar merupakan kapal tan-ker raksasa dengan berat 180 ribu deaweight tonnage (DWT),” kata Lukita lagi.

Pakta kerja sama sudah ditandatangani antara PT ATK dengan BP Batam pada 16 Maret 2018. Setelah itu, BP mendapat izin untuk mengo-perasikan FSU dan kegiatan alih muat kapal dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada 4 Mei 2018.

”Setelah kapal milik Ocean Tanker ini, maka sekitar dua hari lagi kapal dari Rusia bawa minyak akan datang manfaatkan fasilitas ship to ship ini di titik yang lainnya,” ucapnya.

Lukita mengatakan pemanfaatan perairan ini akan membawa dampak positif bagi Batam. Karena kegiatan alih muat kapal ini akan membutuhkan banyak tenaga kerja.

”Pasti ada tenaga kerja terlibat yang mengurus kebutuhan seperti air, makanan dan juga rekreasi dari kru-kru kapal. Kalau semakin banyak kapal yang datang, maka keuntungannya akan semakin besar,” paparnya.

Sedangkan CEO Ocean Tanker, Evan Lim mengatakan ia mengapresiasi sekali pemerintah pusat di Jakarta dan BP Batam yang mempermudah proses perizinannya.

”Batam punya strategis dan berstatus sebagai kawasan perdagangan bebas, sangat bagus untuk bisnis FSU,” ucapnya.

Batam memiliki keunikan karena posisinya di pinggir Selat Malaka sehingga kapal bisa langsung datang dan alih muat kapal dengan kapal Ocean Explorer. Kapal-kapal yang lewat bisa melakukan proses alih muatan kapal, mencari suplai untuk perjalanan selanjutnya dan kegiatan lainnya.

”Ini akan mempermudah kustomer untuk meringankan biaya. Kami percaya ini dapat menjadi pilot proyek sehingga perlu dibuatkan kebijakan jangka panjangnya,” paparnya.
Ketua Indonesian National Shipowner Association (INSA) Batam Osman Hasyim mengaku gembira dengan hal ini.

”Selama ini kita daerah kepulauan, tapi tidak diakui sebagai negara maritim. Dan hari ini, potensi maritim mulai dimanfaatkan,” paparnya.

Ia mengatakan dengan masuknya kapal Ocean Explorer, maka akan menjadi pemasukan besar buat negara.

”Ini potensi besar karena bayangkan berapa ratus ribu GRT, dana dari sisi labuhnya, pindah muatan. Itu semua PNBP yang akan diterima negara,” ujarnya.

Dan yang paling penting adalah multiefeknya pada bisnis maritim.

”Akan ada perputaran uang yang besar di Batam. Makanya perlu ditingkatkan keamanan, kepastian hukum, tarif bersaing, pelayanan dan kenyamanan,” paparnya.(leo)

Update