batampos.co.id – Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo, menggelar jumpa pers bersama para deputinya di lantai 8 Gedung BP Batam, Rabu (26/12/2018).
Mereka memaparkan realisasi kinerja 2018. Lukita mengatakan pemaparan ini merupakan kewajiban mereka kepada publik sebagai bagian dari keterbukaan informasi publik.
Mantan Sekretaris Menteri Koordinator Perekonomian (Sesmenko) ini menyatakan ada semangat baru untuk membangun Batam ke depan. Bahkan lebih percaya diri.
Beberapa rencana investasi baru ke Batam di antaranya PT Pegatron. Pabrik yang relokasi dari Tiongkok ini akan memproduksi komponen untuk iPhone.
“Kami harus terus yakinkan yang bersangkutan untuk menjadikan Batam sebagai tempat lokasinya,” harap dia.
Sejumlah rencana lain yakni ekspansi PT Satnusa Persada Tbk. Lalu ada proyek properti seperti Nusava Bay yang sudah melakukan groundbreaking November lalu dan akan memulai konstruksi pada 2019 mendatang.
Kemudian pengembangan akses jalan menuju ke Tanjungpiayu, khususnya ke kawasan wisata terpadu yang akan dibangun konsorsium dari investor Tiongkok dan pemodal dalam negeri.
“Juga pengembangan wisata Pulau Tonton oleh Korea, angkanya sangat besar. Mereka serius membangun tempat wisata ini mejadi tempat wisata yang besar. Mereka sedang menunggu bagaimana kelanjutan situasi di Kota Batam,” paparnya.
Lukita menjelaskan, rencana kerja BP Batam tahun depan akan lebih fokus pada pengembangan pariwisata dan peningkatan investasi masuk ke Batam.
Di bidang investasi, BP Batam belum bisa menayangkan data hingga akhir tahun. Penyebabnya karena BP Batam belum bisa mengakses data investasi yang terintegrasi dengan sistem Online Single Submission (OSS) sejak Juli lalu.
“Hingga Juli kemarin, realisasi sudah mencapai 391,8 juta dolar Amerika dari target 2018 sebanyak 500 juta dolar Amerika. Namun sejak OSS berlaku, kami kesulitan mengakses data di sentral OSS. Kami berharap ada kenaikan hingga akhir tahun ini,” katanya.
Sedangkan dari segi pendapatan, capaian BP lewat pendapatan negara bukan pajak (PNBP) meningkat meskipun ada penurunan tarif di sektor lahan dan pelabuhan.
“Tahun 2017, PNBP kami Rp 974 miliar. Dan tahun ini naik 25,97 persen menjadi Rp 1,227 triliun. Nilai ini juga melebihi target sebanyak Rp 1,217 triliun atau tercapai 100,84 persen,” ucapnya.
Lukita kemudian menjelaskannya dalam data. Tahun 2018, penerimaan BP Batam bersumber dari PNBP sebanyak Rp 1,227 triliun dan Rp 420 miliar berasal dari Kantor Lahan BP Batam.
Kemudian Rupiah Murni (RM) 2018 yang telah disetujui Komisi VI DPR RI tahun lalu sebanyak Rp 138 miliar. Selanjutnya ada Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) sebanyak Rp 102 miliar dan Rupiah Murni Pendamping (RMP) PHLN sebanyak Rp 16 miliar. Jadi total penerimaan BP menjadi Rp 1,485 triliun.
Kenaikannya cukup signifikan dibanding tahun lalu, dimana penerimaan BP sebanyak Rp 1,349 triliun. Sedangkan belanja BP dari anggaran sebesar Rp 1,485 triliun itu sudah dianggarkan sebanyak Rp 1,216 triliun, dimana pendapatan dari PNBP masih menyisakan surplus karena sudah dianggarkan Rp 959 miliar.
“Surplus hingga 25 Desember sebesar Rp 268,97 miliar sehingga saldo kas BP hingga 25 Desember adalah Rp 711 miliar atau terdapat peningkatan sebesar 60,86 persen dari saldo kas awal tahun 2018 sebesar Rp 442 miliar,” ucapnya.
BP Batam, kata Lukita, akan menerapkan proses belanja modal dan infrastruktur di awal tahun agar penyerapan anggaran berjalan maksimal. Sehingga pada triwulan ketiga dan keempat nanti, proyek infrastruktur sudah dalam tahapan penyelesaian.
Berikutnya adalah pemaparan soal rencana 2019. Target pertama adalah perencanaan investasi 2019. BP Batam akan mengawal pelaksanaan komitmen rencana bisnis dari 20 perusahaan PMA dan PMDN yang sudah mendapatkan alokasi lahan. (leo)