Sabtu, 20 April 2024

Dorong Program Ekonomi Umat

Berita Terkait

batampos.co.id – Pemerintah terus mengembangkan program Kemitraan Ekonomi Umat. Program tersebut memfasilitasi berbagai inisiatif kemitraan kelompok masyarakat berbasis pondok pesantren (ponpes). Program itu juga menggandeng masyarakat di sekitar ponpes, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta kelompok usaha besar.

Sejauh ini Kemenko Perekonomian memfasilitasi 16 kelompok usaha besar untuk bermitra dengan ponpes dan kelompok masyarakat berbasis keagamaan. Kolaborasi tersebut merupakan salah satu faktor penting dalam upaya pengurangan ketimpangan. Sebab, lembaga berbasis keagamaan telah mengakar kuat di tengah masya-rakat, terutama di wilayah pedesaan.

Saat ini ada sekitar 28 ribu ponpes di Indonesia dengan lebih dari 4 juta santri. Hingga saat ini, pemerintah telah berkolaborasi dengan beberapa ormas besar Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Islam (Persis), Persatuan Ummat Islam (PUI), dan Al Ittihadiyah.

’’Kolaborasi ekonomi umat ini nanti diperluas dengan menggandeng ormas-ormas lainnya,’’ kata Menko Perekonomian Darmin Nasution.

ilustrasi

Sementara itu, PT Bank Syariah Bukopin (BSB) membidik nasabah milenial melalui produk wakaf uang. BSB mengembangkan produk wakaf uang sejak 2010.

Manajer Pelayanan dan Operasi BSB Surabaya Ellis Ferdyna menyatakan bahwa produk wakaf uang sesuai dengan nasabah dari kalangan milenial. Sebab, generasi milenial tidak perlu memiliki aset bangunan maupun tanah lebih dulu ketika ingin berwakaf.

’’Jadi, cukup mewakafkan uangnya,’’ ujarnya kemarin (26/12/2018).

Hingga sekarang, jumlah nasabah yang berwakaf untuk wilayah Surabaya selalu bertambah. Awalnya, wakaf didominasi kalangan yayasan.

’’Tapi, seiring dengan sosialisasi, wakaf individu terus meningkat,’’ jelasnya.

Di bagian lain, bisnis travel haji dan umrah terus melaju. Ketua Koperasi Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Jatim Amaludin Wahab mengungkapkan bahwa potensi bisnis travel haji dan umrah sangat besar. Terlebih minat tinggi masyarakat untuk beribadah. Meski kondisi ekonomi tahun depan belum dapat diprediksi, bisnis travel haji dan umrah tetap berkembang.

’’Walau ekonomi lesu, minat masyarakat ke Tanah Suci masih tinggi. Cuma berpengaruh pada masalah pemilihan paket,’’ ungkapnya kemarin.

Karena itu, Amaludin berharap pemerintah menetapkan regulasi yang pasti untuk menghadapi peningkatan bisnis industri tersebut. (rin/res/ell/c14/oki)

Update