Selasa, 7 Januari 2025

Bukan Demi Cuan, Telkomsel Hadir hingga Pulau Terdepan

Berita Terkait

Sebagai operator yang paling Indonesia, Telkomsel berkomitmen membangun infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi hingga wilayah perbatasan dan pulau-pulau terdepan NKRI. Tak hanya membuka isolasi informasi, kehadirannya juga turut mendorong perkembangan ekonomi digital hingga pelosok negeri.

SUPARMAN, Batam

Zaliha mulai resah. Sudah berulangkali, Kepala Sekolah SDN 09 Pulau Pemping, Belakangpadang, Batam, itu mencoba mengirim laporan data guru melalui email dari laptop di ruangannya. Namun upayanya itu selalu gagal. Padahal, batas waktu yang diberikan Dinas Pendidikan Kota Batam kian dekat.

Tak patah arang, Zaliha bersama seorang stafnya mencoba cara lain. Ia membawa laptop sekolahnya ke Pulau Mongkol. Pulau yang jaraknya sekitar tiga kilometer dari sekolah.

Harapannya, dari pulau itu modem yang menempel di laptopnya mampu menangkap sinyal dan jaringan internet. Sehingga ia bisa mengirim surat elektronik ke Dinas Pendidikan Kota Batam. Namun lagi-lagi usahanya itu nihil hasil.

“Terpaksa esoknya kami kirim surat secara manual. Diantar ke Batam dengan sampan,” kata Zaliha saat ditemui di ruangannya, Sabtu (5/8) lalu.

Yang diceritakan Zaliha itu merupakan pengalamannya pada akhir 2012 lalu. Saat awal-awal ia menjadi Kepala Sekolah SDN 09 di Pulau Pemping, Kecamatan Belakangpadang, Batam. Saat itu, kata dia, jaringan telepon seluler memang masih sangat sulit di Pulau Pemping.

“Jangankan mengirim email. Telepon saja susah,” kata Zaliha dengan logat Melayu-nya yang kental.

Untuk layanan data atau internet, sekolahnya masih mengandalkan modem. Namun fasilitas ini jarang bisa dipakai karena sulitnya jaringan telekomunikasi di pulau itu.

“Jaringan lebih sering hilang daripada timbul,” kata dia.

Namun sejak 2014, kondisi itu berubah drastis. Ini karena Telkomsel memasang dua radio pemancar di tower bersama di Pulau Pemping. Hingga saat ini, baru Telkomsel yang melayani jaringan telekomunikasi di pulau tersebut.

Menurut Zaliha, sejak saat itu komunikasi melalui telepon seluler di Pemping menjadi jauh lebih mudah. Begitu juga dengan layanan internet. Pihaknya tak lagi kesulitan mengirim surat elektronik, cukup dari dalam ruang kerjanya.

“Jadi tak perlu lagi kirim surat dengan perahu atau sampan,” katanya.

Hal senada disampaikan Lurah Pulau Pemping, Herzamri. Menurut dia, hadirnya layanan Telkomsel membuat komunikasi di Pemping menjadi jauh lebih mudah. Warganya kini bebas berkomunikasi melalui telepon seluler. Akses internet di Pemping juga kian mudah.
Menurut Herzamri, hadirnya layanan telekomunikasi yang memadai memberikan dampak positif bagi banyak sisi. Dari sisi ekonomi, misalnya. Masyarakat di Pulau Pemping lebih mudah bertransaksi atau melakukan komunikasi bisnis melalui telepon genggamnya.

Dari sisi pemerintahan, Herzamri juga merasakan banyak manfaat dan keuntungan. Misalnya jika ada informasi ataupun undangan dari Batam, akan lebih cepat sampai karena bisa dikirim melalui ponsel.

“Sekarang kalau ada undangan rapat ke Batam cukup dikirim via email, atau lewat WA,” kata Herzamri.

Sayangnya, kata Ade, sampai saat ini baru Telkomsel yang melayani jaringan telekomunikasi di Pemping. Ia berharap, operator seluler lainnya juga memasang radio pemancar di tower bersama Pemping, sehingga makin banyak pilihan operator seluler bagi warganya.

“Kalau saat ini saya kira semua warga Pemping menggunakan kartu Telkomsel. Karena hanya Telkomsel yang bisa,” kata dia.

Menurut dia, alasan bisnis menjadi pertimbangan utama para operator seluler untuk masuk ke Pemping. Maklum, jumlah keseluruhan warga Pulau Pemping tidak sampai 1.000 jiwa. Hanya 995 jiwa dari 275 kepala keluarga. Sehingga dari sisi bisnis operator seluler, kata Ade, Pemping jelas bukan pasar yang menarik.

Namun Telkomsel, ternyata, tidak melulu melihat potensi keuntungan dari sisi bisnis itu. Manager Telkomsel Branch Batam Agus Pramono mengatakan, kehadiran Telkomsel di Pemping merupakan bentuk kontribusi Telkomsel untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Pulau terdepan NKRI itu harus dijaga dan dipastikan tetap jadi milik Indonesia. Kontribusi kami adalah menyediakan layanan jaringan komunikasi supaya warganya bisa berkomunikasi dengan mudah dan murah,” kata Agus saat ditemui di GraPARI Telkomsel Batamcenter, Batam, Rabu (19/7) lalu.

Agus mengakui, secara ekonomi Pemping memang bukan pasar yang menjanjikan keuntungan bagi Telkomsel. Dengan jumlah penduduk yang hanya 995 jiwa, jelas Telkomsel tak bisa berharap banyak jika bicara soal potensi revenue untuk perusahaan.

“Tapi kami tidak menggunakan hitung-hitungan bisnis dalam menyediakan layanan telekomunikasi di pulau-pulau terdepan NKRI,” kata Agus.

Secara administratif, Pulau Pemping masuk wilayah Kecamatan Belakangpadang, Kota Batam, Provinsi Kepri. Namun secara geografis, Pulau Pemping sangat berdekatan dengan Singapura.

Meski lokasinya terpencil dan jauh dari hiruk-pikuk kehidupan kota, Pemping memegang peranan penting bagi Batam, bahkan Indonesia. Sebab pulau ini menjadi titik serah terakhir gas dari Indonesia ke Singapura yang dialirkan PT Perusahaan Gas Negara (PGN).

Setiap hari, ada 360 juta kaki kubik (360 MMSCFD) gas bumi yang mengalir melalui pulau ini. Sehingga menurut Agus, tidak pantas jika pulau penting itu tidak terjangkau layanan telekomunikasi yang memadai.

“Karena itulah Telkomsel hadir di sana,” katanya.

Senada dengan Agus, Supervisor Radio Transport Power Operation (RTPO) Telkomsel Batam, Surya Firdaus, mengatakan kehadiran Telkomsel di pulau-pulau terdepan di Indonesia, khususnya di Batam dan Kepri, sebagai bentuk kontribusi ikut menjaga keutuhan NKRI. Bukan karena kepentingan bisnis semata.

Selain di Pemping, kata Surya, layanan Telkomsel juga menjangkau beberapa pulau terdepan lainnya di Batam. Seperti di Nongsa, Belakangpadang, dan Pulau Nipah.
Di Belakangpadang, Telkomsel mendirikan lima tower dengan 11 BTS. Sementara di Nipah, Telkomsel hadir dengan 1 tower dan 2 BTS (3G dan 4G).

“Kalau hanya bicara keuntungan bisnis, kami tak mungkin akan hadir di Nipah,” kata Surya.

Nipah juga merupakan salah satu pulau terdepan NKRI di wilayah Batam, Kepri. Saat ini pulau tersebut hanya dihuni beberapa prajurit TNI. Secara geografis, Nipah berbatasan langsung dengan Singapura. Jarak Nipah ke Singapura hanya sekitar 7,5 kilometer.
Seperti halnya Pemping, Pulau Nipah juga menjadi bagian penting bagi NKRI. Saking pentingnya, Presiden Megawati Soekarno Putri membuat cetakan kakinya di pulau tersebut.

Dulu, pulau ini nyaris hilang akibat aktivitas penambangan pasir oleh Singapura. Jika pulau ini hilang, maka garis batas negara Singapura akan bertambah. Karenanya, ketika itu Presiden Megawati memerintahkan supaya Nipah direklamasi. Dan saat ini, Nipah menjadi salah satu basis pertahanan NKRI.

“Dulu kalau buka hape di Nipah, yang masuk sinyal seluler Singapura. Tapi sekarang Telkomsel,” kata Surya.

Surya menambahkan, selain di pulau terdepan di wilayah Batam, Telkomsel juga membangun infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di beberapa pulau terluar NKRI di wilayah Kepri. Seperti di Karimun 3 tower 18 base transceiver station (BTS), dan Lagoi-Bintan 13 tower 20 BTS. Kemudian di Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Natuna, Telkomsel mengoperasikan 89 BTS.

Sekali lagi, Surya menegaskan kehadiran Telkomsel di pulau-pulau terdepan tersebut bukan karena kepentingan bisnis. Bukan untuk mengejar cuan alias untung. Sebab biaya operasional yang dikeluarkan Telkomsel jauh lebih besar dari potensi keuntungan perusahaan.

Apalagi di Natuna dan Anambas, Telkomsel menggunakan jasa satelit untuk menghantarkan sinyal dan jaringan telekomunikasi. Tentunya, biaya yang dikeluarkan jauh lebih banyak. Sehingga jika mengharap mendapat keuntungan dari sisi bisnis, Telkomsel tidak akan pernah hadir di pulau-pulau terdepan itu.

“Tapi karena Merah Putih dan NKRI-lah kami hadir,” kata Surya.

Dengan infrasturktur dan jaringan yang andal itu, Surya mengklaim saat ini tak ada lagi keluhan kesulitan komunikasi pengguna Telkomsel di perbatasan. Termasuk soal keluhan roaming.

“Sejak 2016 kami tak lagi menerima laporan kasus roaming,” kata dia.
Surya juga mengklaim, Telkomsel saat ini masih menjadi market leader di wilayah Kepri. Di Batam sendiri market share Telkomsel mencapai 78 persen. Sementara untuk layanan broadband, Telkomsel menguasai 38 persen pasar.

Mendorong Ekonomi Digital

Sejak setahun terakhir, layanan 4G Telkomsel di beberapa daerah perbatasan di wilayah Kepri dirasakan semakin baik. Termasuk di Natuna dan Anambas. Ini karena delapan dari 89 BTS yang dioperasikan Telkomsel di dua kabupaten terluar Indonesia di wilayah barat-utara itu merupakan BTS 4G.

Selain mempermudah masyarakat mendapatkan akses informasi, kehadiran layanan 4G ini juga mendorong tumbuhnya ekonomi digital untuk menggerakkan ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan. Satu demi satu warga di Natuna dan Anambas mulai menjalankan bisnis dan usaha berbasis digital.

Arief Naen salah satunya. Pria yang fokus pada bisnis pariwisata ini mengaku sangat terbantu dengan hadirnya layanan 4G Telkomsel.

“Upload foto dan video sekarang lebih cepat. Dulu kirim pesan WA saja susah,” kata Naen, Sabtu (22/12) lalu.

Sebagai pelaku wisata, Naen memanfaatkan teknologi informasi untuk menjaring tamu dan kunjungan wisatawan ke Natuna. Melalui akun Facebook dan Twitter @naennoan serta akun Instagram @natunastarcom, Naen rajin membagikan foto maupun video tentang pesona wisata Natuna.

Naen mengakui, kualitas layanan data dan telekomunikasi yang baik sangat mendukung pelaku bisnis berbasis digital seperti dirinya. Ia kemudian membandingkan, sepanjang 2017 lalu hanya ada 17 turis yang datang ke Natuna melalui agen wisatanya. Namun selama 2018 hingga November lalu, ia sudah meng-handle 87 tamu atau wisatawan yang ingin pelesiran di Natuna.

“Jumlah kunjungan turis naik drastis. Itu yang lewat saya saja. Di Natuna ada beberapa pelaku wisata seperti saya,” kata Naen yang Ketua GenPI Kabupaten Natuna ini.

Menurut Naen, turis yang berkunjung ke Natuna melalui agen wisatanya itu berasal dari berbagai daerah. Baik di dalam maupun luar negeri. Ada yang dari Bandung dan Jakarta. Ada pula yang datang dari negeri jiran seperti Singapura dan Malaysia.

“Semua berkat dukungan jaringan telekomunikasi yang bagus,” kata dia.

Selain operator yang gencar membangun fasilitas pendukung, layanan data dan telekomunikasi di Natuna semakin baik berkat proyek Palapa Ring Barat yang diresmikan awal tahun lalu.

Naen mengakui, kehadiran layanan data dan telekomunikasi yang baik akan ikut menggerakkan roda ekonomi masyarakat. Termasuk masyarakat di wilayah perbatasan seperti Natuna.

Di sektor pariwisata, misalnya. Kunjungan turis ke Natuna akan membawa efek domino bagi perekonomian masyarakat. Dengan kunjungan turis yang tinggi, maka sektor perhotelan otomatis akan ikut merasakan dampaknya melalui tingkat hunian kamar yang tinggi pula.

Begitu juga dengan sektor usaha lainnya. Seperti usaha kuliner, pusat jajanan dan souvenir, hingga transportasi juga akan ikut merasakan efek positifnya.

“Sehingga roda perekonomian berjalan,” katanya.

Karenanya, ia berharap Telkomsel terus memperkuat layanan data dan telekomunikasi di Natuna. Sehingga semakin banyak pula masyarakat yang bisa menjalankan bisnis berbasis digital seperti dirinya.

Sementara Direktur Network Telkomsel Bob Apriawan mengatakan, upaya Telkomsel dalam membangun layanan 4G di Natuna dan Anambas selaras dengan komitmen dalam memperkuat wilayah terdepan yang merupakan lini strategis Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Kami berharap pemerintah dan masyarakat dapat mengoptimalkan layanan 4G yang kami gelar untuk meningkatkan produktivitas dalam membangun wilayah Natuna dan Anambas,” kata Bob dalam rilisnya kepada Batam Pos, belum lama ini.

Baru-baru ini Telkomsel mengoperasikan BTS 4G baru di Natuna dan Anambas. Di Natuna, BTS 4G baru Telkomsel berlokasi di Kelurahan Bandarsyah, Kecamatan Bunguran Timur. Sementara BTS 4G baru di Anambas dibangun di Kelurahan Tarempa, Kecamatan Siantan. Beroperasinya kedua BTS baru ini merupakan hasil kerja sama Telkomsel dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam program Universal Service Obligation (USO).

“Kendati penuh tantangan, pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Natuna dan Anambas tetap kami lakukan, agar wilayah-wilayah terdepan ini bisa memperoleh layanan yang sejajar dengan kota-kota lain di Indonesia,” papar Bob.

Hadirnya layanan 4G Telkomsel di Natuna dan Anambas tentunya memberikan dampak positif kepada masyarakat setempat, khususnya dalam melakukan pertukaran informasi dengan lebih cepat. Apalagi Natuna juga memiliki letak yang strategis secara geopolitik dan berada pada jalur pelayaran internasional Hongkong, Jepang, Korea, dan Taiwan. Selain itu, Natuna juga dikenal sebagai penghasil minyak dan gas.

Dengan adanya kualitas layanan komunikasi yang setara dengan kota besar di Indonesia, perluasan penggelaran jaringan layanan Telkomsel di Natuna dan Anambas diharapkan bisa mendukung percepatan pertumbuhan perekonomian dan kemasyarakatan sekaligus mampu menjadi katalisator dalam mempromosikan potensi daerah ini sekaligus menjadi manfaat bagi daya tarik investasi, peluang usaha, bahkan lapangan kerja baru. ***

Update