Jumat, 3 Januari 2025

Jemaat GPIB Zebulon Gelar Natal Bersama

Berita Terkait

batampos.co.id – Perayaan Natal harusnya menjadi pengingat kepada umat kristiani akan proses pendamaian yang dilalui oleh Allah dengan manusia sebagai sebuah rekonsiliasi. Rekonsiliasi ini untuk menciptakan kondisi yang harmonis antar semua pihak baik antar individu maupun antar golongan.

Demikian pesan pembuka pendeta Septi Marlin Souhoka-Apui dalam khotbah Natal jemaat GPIB Zebulon Batam, Jumat (28/12/2018) malam. Natal yang dihadiri ratusan jemaat ini dibawah sorotan tema ‘membangun spiritualitas damai yang menciptakan pendamai’.

Pendeta Septi Marlin juga mengemukakan bahwasannya sejak dunia diciptakan hingga saat ini, manusia sering berkonflik dengan Allah mengakibatkan manusia jatuh kedalam dosa karena ketidaktaatannya. “Hati manusia dipenuhi permusuhan terhadap Allah. Dan Tuhan tidak bisa bersatu dengan para pendosa. Tuhan juga tidak mau kompromi dengan pendosa. Maka terjadilah rekonsiliasi agung dimana Allah mengutus anakNya Yesus Kristus sebagai bentuk kasihNya akan dunia ini dan Yesus datang bukan untuk menghakimi tapi mendamaikan,” ujar pendeta Septi Marlin.

Ia lalu mengemukakan bahwasannya rekonsiliasi yang dilakukan Allah melalui kelahiran Yesus itu harus dimaknai oleh semua orang kristen bahwa Allah sangat mengasihi manusia sehingga tugas manusia hendaknya menjadi agen perdamaian. “Jadi tugas kita adalah mendatangkan perdamaian serta pengampunan bagi semua orang,” ujarnya.

Pendeta Septi Marlin juga mengajak jemaatnya agar rekonsiliasi Allah melalui karya kelahiran Yesus itu dijadikab sebagai sarana rekonsiliasi dalam kehidupan berbangsa karena adanya konflik baik antar pribadi, suku, golongab bahkan agama dan dapat berpotensi memicu perpecahan dalam bernegara. “Jadi orang kristen harus jadi agen perdamaian yang dimulai dari diri sendiri dengan membangun spiritualitas, membangun relasi yang baik dengan Tuhan juga dengan sesama,” ujarnya.

Ia juga mengajak jemaat untuk jangan hanya menjadikan Natal sebagai perayaan rutinitas setiap tahun tanpa memaknainya sebagai kesempatab untuj berdamai dengan Allah serta sesama.

Dalam perayaan Natal itu juga digelar doa bersama untuk seluruh korban bencana hingga tsunami di tanah air. Acara Natal jemaat itu berlangsung khidmat dengan sejumlah pentas pujian seperti vokal group, prolog, aksi anak-anak memainkan angklung serta pembagian bingkisan Natal. (spt)

Update